Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Studi: Paparan PFAS Bisa Naikkan Risiko Diabetes

ilustrasi wadah makanan (pexels.com/Blue Bird)
ilustrasi wadah makanan (pexels.com/Blue Bird)
Intinya sih...
  • PFAS, bahan kimia sintetis yang tersebar luas, dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 menurut temuan studi.
  • Paparan PFAS dapat mengganggu cara tubuh menyimpan lemak dan mengatur gula darah.
  • Penggunaan peralatan bebas PFAS, mengurangi makanan cepat saji, dan membaca label produk sehari-hari bisa menjari cara sederhana untuk mengurangi risiko paparan PFAS.

Di balik gaya hidup modern, ada banyak ancaman tersembunyi yang mengintai kesehatan. Salah satunya adalah bahan kimia sintetis bernama PFAS (per- and polyfluoroalkyl substances). Bahan ini dijuluki "forever chemical" karena sifatnya yang nyaris tidak bisa terurai secara alami. Dari bungkus makanan cepat saji, wajan anti lengket, busa pemadam api, hingga jaket anti air, PFAS ada di mana-mana dan tanpa disadari kemungkinan kamu terpapar setiap hari.

Baru-baru ini, sebuah penelitian mengungkap bukti baru yang bikin cemas. Dalam studi yang dimuat dalam jurnal eBioMedicine, tim peneliti menemukan bahwa kadar PFAS dalam darah yang lebih tinggi ternyata bisa meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 di masa depan.

Kaitan antara paparan PFAS dan diabetes tipe 2

Selama ini, banyak orang mengira risiko diabetes tipe 2 disebabkan oleh pola makan yang buruk, obesitas, malas gerak, atau faktor genetik. Namun, riset terbaru menunjukkan faktor lingkungan juga punya peran besar. Menurut Dr. Vishal Midya, peneliti utama studi ini, paparan PFAS dapat mengganggu cara tubuh menyimpan lemak dan mengatur gula darah, yang akhirnya memicu risiko diabetes.

Dalam studi ini, tim peneliti menganalisis data kesehatan dari hampir 54 ribu orang di database BioMe. Dari sana, 180 orang yang baru terdiagnosis diabetes tipe 2 dibandingkan dengan 180 orang sehat. Hasilnya jelas, setiap peningkatan paparan PFAS berkaitan dengan naiknya risiko diabetes hingga 31 persen.

Yang lebih mengkhawatirkan, zat kimia ini bisa bertahan lama di air tanah dan makanan, lalu masuk ke tubuh tanpa disadari. Bahkan, studi hewan sebelumnya sudah menunjukkan bagaimana PFAS bisa memicu perubahan biologis yang meningkatkan risiko diabetes.

Minimalkan risiko dengan mengurangi paparan PFAS

Meski temuannya mengkhawatirkan, tetapi kabar baiknya, paparan PFAS adalah faktor risiko yang masih bisa dicegah. Menurut tim peneliti, kita memang tidak bisa mengubah paparan PFAS di masa lalu, tetapi kita bisa mengontrol apa yang kita gunakan sehari-hari. Itu sebabnya, para peneliti mendorong pemerintah agar lebih tegas mengatur penggunaan PFAS dalam kemasan makanan dan barang sehari-hari.

Langkah kecil seperti memilih peralatan masak bebas PFAS, mengurangi makanan cepat saji, dan membaca label produk sehari-hari bisa menjadi cara sederhana untuk mengurangi risiko.

Temuan ini menunjukkan bahwa mengurangi paparan lingkungan mungkin juga sama pentingnya dengan pola makan dan olahraga untuk mencegah diabetes.

Referensi

Vishal Midya et al., “Exposure to Per- and Poly-fluoroalkyl Substances in Association to Later Occurrence of Type 2 Diabetes and Metabolic Pathway Dysregulation in a Multiethnic US Population,” EBioMedicine, July 1, 2025, 105838, https://doi.org/10.1016/j.ebiom.2025.105838.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us