Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Angka Obesitas Meningkat, Klinik Digital Halofit Bisa Jadi Solusi

Media Health Talk by Halodoc – Peluncuran Klinik Digital Halofit Obesitas pada Rabu (15/10), di Jakarta.
Media Health Talk by Halodoc – Peluncuran Klinik Digital Halofit Obesitas pada Rabu (15/10), di Jakarta. (IDN Times/Rifki Wuda)
Intinya sih...
  • Data menunjukkan, lebih dari 50 persen perempuan dan 25 persen laki-laki mengalami obesitas sentral. Ini merupakan jenis obesitas yang meningkatkan risiko penyakit metabolik seperti diabetes melitus dan hipertensi.
  • Halofit, inovasi baru dalam ekosistem Halodoc, dirancang untuk memberikan solusi menyeluruh dalam penanganan obesitas dengan menggabungkan pendekatan digital, klinis, dan edukatif.
  • Melalui Halofit, pengguna bisa mengikuti program 30 hari yang mencakup konsultasi dokter, personal meal plan dari ahli gizi, obat pendamping, pendampingan intensif dari dokter dan ahli gizi, serta injeksi terapi medis GLP-1 jika diperlukan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Angka obesitas di Indonesia terus menunjukkan tren peningkatan yang mengkhawatirkan. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Survey Kesehatan Indonesia, prevalensi obesitas nasional naik dari 21,8 persen pada 2018 menjadi 23,4 persen pada 2023. Bahkan, diperkirakan lebih dari 68 juta orang dewasa hidup dengan obesitas pada 2025 jika tren ini terus berlanjut.

Saat ini, metode penanganan obesitas sudah sangat beragam, mulai dari program diet, penggunaan suplemen, hingga operasi untuk mengontrol nafsu makan. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang melakukan program penurunan berat badan tanpa pengawasan dokter sehingga meningkatkan risiko efek samping yang tidak diinginkan.

Menanggapi kondisi tersebut, Halodoc meluncurkan Halofit, layanan klinik digital yang dirancang khusus untuk membantu masyarakat menangani berat badan secara personal dengan pengawasan dokter.

1. Obesitas sentral meningkat dan diskusi kesehatan masih terbatas

Data terbaru dari program Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Cek Kesehatan Gratis (CKG) pada Juni 2025 menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen perempuan dan 25 persen laki-laki mengalami obesitas sentral. Ini merupakan jenis obesitas yang meningkatkan risiko penyakit metabolik seperti diabetes melitus dan hipertensi.

Dipaparkan oleh Ignasius Hasim, VP Consultation & Diagnostics Halodoc, kesadaran masyarakat untuk membicarakan masalah berat badan dengan profesional kesehatan juga masih rendah.

Studi Novo Nordisk melalui riset Awareness, Care and Treatment in Obesity Management (ACTION) di wilayah APAC menemukan bahwa hanya sekitar 30 persen individu dengan obesitas yang pernah berdiskusi mengenai berat badan dengan tenaga kesehatan dalam lima tahun terakhir.

"Data Halodoc tahun 2024 menunjukkan, sebelum Halofit diluncurkan, sekitar 75 persen pasien nutrisionis Halodoc telah mencari dukungan untuk manajemen berat badan, namun sebagian besar masih berfokus pada pengaturan pola makan dan edukasi gaya hidup,” ujar Ignasius dalam acara Health Talk by Halodoc pada Rabu (15/10) di Jakarta.

2. Obesitas bukan sekadar masalah berat badan

Ilustrasi seorang laki-laki kelebihan berat badan, memegangi perutnya yang buncit.
ilustrasi kelebihan berat badan (IDN Times/Novaya Siantita)

Dalam kesempatan yang sama, dr. Waluyo Dwi Cahyono, SpPD-KEMD, FINASIM, spesialis penyakit dalam dan Board of Wellness Halofit, menegaskan bahwa obesitas bukan sekadar persoalan penampilan. Ini merupakan kondisi medis kronis yang membutuhkan penanganan menyeluruh.

"Obesitas merupakan kondisi medis kronis yang perlu penanganan menyeluruh. Jika tidak diatasi, risiko penyakit kronis lainnya dapat meningkat, seperti diabetes melitus, penyakit jantung, hipertensi, dan stroke,” jelasnya.

Sesuai Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam Pedoman Nasional Pelayanan Klinis (PNPK) Obesitas 2025, pendekatan terbaik untuk menangani obesitas dilakukan secara terpadu. Ini mencakup perubahan gaya hidup, dukungan perilaku, terapi medis, serta pemantauan dokter secara rutin.

Salah satu inovasi terapi yang kini banyak dimanfaatkan adalah terapi medis GLP-1, yang terbukti membantu pasien mengontrol berat badan secara lebih aman ketika berada di bawah pengawasan dokter.

3. Terapi GLP-1 harus dalam pengawasan dokter

Dokter Waluyo juga menyadari bahwa berbagai metode penanganan obesitas, mulai dari terapi GLP-1 hingga operasi bariatrik, makin populer di kalangan masyarakat. Namun, ia menekankan bahwa setiap metode penurunan berat badan tetap memiliki potensi efek samping sehingga pengawasan dokter menjadi hal yang sangat penting.

"Semua metode efek sampingnya pasti ada. Makanya, mau itu diet, terapi farmakologi, atau operasi, sebaiknya ada monitor dari dokter," ujarnya.

Beberapa efek samping yang mungkin muncul dari penggunaan GLP-1 antara lain mual, muntah, sakit perut, sakit kepala, dan kelelahan. Dalam kasus yang lebih serius, pasien bisa mengalami reaksi alergi, cedera ginjal akut, hingga perubahan pada detak jantung.

Karena itu, pendampingan profesional kesehatan sangat krusial agar terapi berjalan efektif dan aman.

4. Halofit dari Halodoc

Sebagai inovasi terbaru dalam ekosistem Halodoc, Halofit dirancang untuk memberikan solusi menyeluruh dalam penanganan obesitas dengan menggabungkan pendekatan digital, klinis, dan edukatif. Seluruh program berada di bawah pengawasan Board of Wellness Halofit yang terdiri dari dokter spesialis endokrin dan spesialis gizi klinis.

Sejak peluncuran awal pada Maret 2025, jumlah konsultasi terkait manajemen berat badan meningkat hingga empat kali lipat pada September 2025. Ini menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap layanan ini.

Melalui Halofit, pengguna bisa mengikuti program 30 hari yang mencakup konsultasi dokter, personal meal plan dari ahli gizi, obat pendamping, pendampingan intensif dari dokter dan ahli gizi, serta injeksi terapi medis GLP-1 bila diperlukan.

Lonjakan angka obesitas di Indonesia menunjukkan pentingnya pendekatan penanganan yang lebih personal dan mudah diakses. Kehadiran layanan digital seperti Halofit membantu masyarakat mengelola berat badan secara berkelanjutan dengan dukungan profesional. Dengan pengawasan medis, upaya menurunkan berat badan bisa lebih efektif dalam jangka panjang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

7 Penyebab Warna Puting Berubah, Kapan Perlu Khawatir?

18 Okt 2025, 21:14 WIBHealth