Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Termasuk Penyakit Endemik di Sulawesi Tengah, Apa itu Demam Keong?

ilustrasi anak sakit (pexels.com/Gustavo Fring)

Baru-baru ini beredar kabar yang menyebutkan adanya ratusan kasus demam keong yang terjadi di provinsi Sulawesi Tengah. Berdasarkan catatan dinas kesehatan setempat, ada 257 orang yang terinfeksi demam keong tahun 2022.

Di Indonesia, penyakit demam keong disebut sebagai penyakit yang hanya ditemukan di Sulawesi Tengah. Menurut laman Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), demam keong termasuk penyakit endemik di beberapa desa di Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi. Apa itu demam keong? Berikut pembahasannya!

1. Apa itu demam keong?

ilustrasi parasit (freepik.com/Freepik)

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), schistosomiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing darah dari genus Schistosoma. Penularan cacing tersebut telah dilaporkan terjadi di 78 negara, termasuk Indonesia.

Sebelum menginfeksi manusia, cacing tersebut hidup pada keong Oncomelania. Oleh sebab itu, penyakit schistosomiasis sering dijuluki "demam keong".

Penyakit demam keong masih ditemukan di sebagian wilayah di Indonesia. Mengutip penjelasan laman Kemenkes, demam keong hanya ditemukan di beberapa wilayah di provinsi Sulawesi Tengah. Kemenkes menargetkan schistosomiasis dapat dieliminasi pada 2024.

2. Cara penularan demam keong

ilustrasi keong (unsplash.com/Wolfgang Hasselmann)

Seseorang dapat terinfeksi apabila larva cacing yang keluar dari keong air menembus kulit ketika kontak dengan air yang terkontaminasi. Di dalam tubuh, larva cacing akan berkembang menjadi cacing dewasa yang hidup di pembuluh darah. Cacing betina selanjutnya bertelur dan telur cacing akan keluar dari tubuh bersama dengan tinja.

Apabila orang yang terinfeksi buang air besar sembarangan, maka telur cacing Schistosoma dapat menyebar ke lingkungan dan menetas menjadi larva. Larva cacing selanjutnya masuk ke dalam tubuh keong. Larva cacing berkembang menjadi larva dewasa di dalam tubuh keong kemudian keluar ke lingkungan.

Selain dapat menular ke manusia, larva cacing juga dapat masuk ke tubuh hewan mamalia, seperti kerbau, sapi, kuda, dan lainnya. Hewan tersebut juga dapat menularkan infeksi cacing melalui tinjanya.

3. Dapat menular melalui air yang terkontaminasi larva cacing

ilustrasi perairan (pexels.com/Pixabay)

Menurut WHO, schistosomiasis lazim di daerah tropis dan subtropis, terutama di wilayah dengan akses air minum dan sanitasi yang kurang memadai. Ada beberapa spesies cacing yang dapat menyebabkan demam keong. Spesies penyebab demam keong di Indonesia adalah Schistosoma japonicum.

Kebersihan yang kurang memadai dan kontak dengan air yang terkontaminasi membuat anak-anak lebih rentan terhadap infeksi. Infeksi endemis sering terjadi pada anak usia sekolah, petani, dan penangkap ikan.

4. Termasuk penyakit parasit yang mematikan

ilustrasi sakit (pexels.com/cottonbro)

Keluhan yang dialami akibat demam keong disebabkan reaksi tubuh terhadap telur cacing. WHO menyebutkan, demam keong yang terjadi pada anak dapat menyebabkan anemia, stunting, dan menurunnya kemampuan belajar anak.  

Infeksi kronis juga dapat terjadi sehingga memengaruhi kemampuan bekerja dan pada beberapa kasus dapat menyebabkan kematian. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), demam keong merupakan penyakit parasit paling mematikan kedua setelah malaria.

5. Pengobatan

ilustrasi obat (pexels.com/ Picas Joe)

Meski dapat menimbulkan masalah kesehatan, demam keong dapat diobati. Praziquantel direkomendasikan WHO dalam mengobati semua bentuk schistosomiasis. Praziquantel merupakan obat yang efektif, aman, dan terjangkau.

National Health Service menyebutkan bahwa obat tersebut sangat efektif dalam membunuh cacing yang tumbuh lebih besar. Oleh sebab itu, pemberian obat praziquantel mungkin diulangi beberapa minggu setelah dosis pertama. 

Demam keong disebabkan infeksi cacing parasit yang hanya terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Kebersihan yang kurang memadai dan kontak dengan air yang terkontaminasi membuat anak-anak, petani, serta penangkap ikan berisiko terinfeksi demam keong. Demam keong pada anak dapat menimbulkan anemia, stunting, dan menurunnya kemampuan belajar anak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us