Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Afasia Bisa Disembuhkan?

ilustrasi dokter dan pasien (freepik.com/freepik)
ilustrasi dokter dan pasien (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Afasia adalah kondisi sulit membaca, menulis, bicara, atau memahami bahasa karena rusaknya bagian otak yang mengendalikan bahasa.
  • Terapi dan pengobatan dapat membantu meningkatkan keterampilan komunikasi.
  • Faktor pemulihan afasia meliputi tingkat keparahan kerusakan otak, bagian otak yang rusak, usia pasien, dan masalah komunikasi lainnya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Afasia adalah kondisi yang seseorang sulit membaca, menulis, berbicara, atau memahami apa yang dikatakan orang lain. Kondisi ini terjadi karena bagian otak yang mengendalikan bahasa rusak. Afasia bukanlah penyakit, melainkan gejala cedera otak.

Gejala afasia bergantung pada bagian otak mana yang terpengaruh. Ada empat jenis utama:

  • Afasia ekspresif: Seseorang tahu apa yang ingin dikatakan, tetapi sulit untuk menuangkan pikiran ke dalam kata-kata atau tulisan.
  • Afasia reseptif: Seseorang dapat mendengar atau membaca kata-kata, tetapi kata-kata tersebut tidak masuk akal bagi.
  • Afasia global: Ini adalah jenis yang paling parah, yang mana seseorang kehilangan hampir semua kemampuan untuk berbicara, memahami, membaca, atau menulis.
  • Afasia anomik: Seseorang kesulitan menemukan kata yang tepat untuk nama, tempat, atau benda.

Terkadang, afasia membaik seiring waktu, tetapi kondisi ini juga bisa berlangsung seumur hidup. Meskipun tidak ada obatnya, tetapi terapi dan pengobatan dapat membantu meningkatkan keterampilan komunikasi.

1. Faktor-faktor yang memengaruhi pemulihan afasia

Pemulihan dari afasia biasanya bergantung pada berbagai faktor. Afasia memengaruhi setiap orang secara berbeda. Sebagian orang mungkin pulih lebih cepat daripada yang lain, sementara sebagian lainnya mungkin tidak pulih sama sekali.

Faktor-faktor yang berperan dalam pemulihan dari afasia meliputi:

  • Tingkat keparahan kerusakan otak.
  • Bagian otak yang rusak.
  • Usia pasien.
  • Status kesehatan pasien secara keseluruhan.
  • Masalah komunikasi selain afasia.
  • Motivasi pasien untuk pulih.
  • Kesejahteraan mental pasien.

Banyak studi klinis telah mengevaluasi tingkat pemulihan untuk afasia.

Dalam sebuah studi tahun 2013 yang diterbitkan dalam Journal of Stroke & Cerebrovascular Diseases, para peneliti mengamati bagaimana 669 pasien stroke mampu pulih dari afasia. Mereka menemukan bahwa 38 persen dari 166 pasien yang masih hidup saat mereka dipulangkan mengalami pemulihan penuh dari afasia. Dari 102 pasien yang ditangani dalam enam bulan, 74 persen mengalami pemulihan penuh. Para peneliti mengatakan pemulihan dari afasia paling umum terjadi pada pasien dengan stroke ringan.

Dalam studi lain yang diterbitkan dalam Journal of Speech, Language, and Hearing Research edisi 2019, para peneliti mengamati pola pemulihan afasia dalam dua minggu pertama setelah stroke. Mereka menemukan 95 persen pasien dengan afasia ringan memiliki fungsi bahasa yang stabil setelah dua minggu. Pasien dengan afasia sedang hingga berat mencapai fungsi normal pada minggu ke-6 dan ke-10.

Dokter mungkin dapat memberi tahun apakah pemulihan penuh mungkin dicapai berdasarkan pengalaman mereka dengan pasien-pasien sebelumnya.

2. Pilihan pengobatan untuk afasia

ilustrasi pasien dan terapis (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi pasien dan terapis (pexels.com/RDNE Stock project)

Pemulihan dari afasia dapat terlihat berbeda untuk setiap orang, yang berarti rencana perawatannya juga mungkin tidak sama.

Perawatan utama untuk afasia adalah terapi wicara dan bahasa. Ini dapat melibatkan:

  • Membantu pasien menggunakan kemampuan bahasa yang tersisa.
  • Membantu memulihkan kemampuan bahasa jika memungkinkan.
  • Mengajarkan cara baru untuk berkomunikasi.

Metode komunikasi baru dapat mencakup:

  • Menggunakan gambar atau alat bantu visual lainnya.
  • Menggunakan gerakan tangan.
  • Menggunakan perangkat elektronik, seperti smartphone atau tablet.
  • Menulis.
  • Menggambar.

Terapi dapat dilakukan secara pribadi dengan terapis atau dalam kelompok kecil.

3. Lama pemulihan dari afasia

Durasi pemulihan dapat berbeda untuk setiap orang, dan ini juga dapat bergantung pada penyebab afasia.

Misalnya, jika afasia terjadi setelah serangan iskemik transien (mini stroke), kemampuan bahasa dapat kembali dalam hitungan jam atau hari.

Dalam kasus lain, seseorang dapat mengalami peningkatan kemampuan bahasanya dalam beberapa bulan.

Kemampuan bahasa dapat terus meningkat selama bertahun-tahun.

4. Tanda-tanda pemulihan dari afasia

ilustrasi pasien dan terapis (pexels.com/Antoni Shkraba)
ilustrasi pasien dan terapis (pexels.com/Antoni Shkraba)

Lamanya pemulihan dari afasia dalam jumlah berapa pun adalah hal yang positif dan dapat membuat perbedaan besar dalam kualitas hidup pasien.. Tim perawatan kesehatan akan memberi tahu tentang kemajuan dan perubahan gejala apa pun jika mereka menyadarinya sebelum pasien menyadarinya. Tetap termotivasi dan memiliki sikap positif dapat sangat membantu dalam pemulihan.

Berikut ini tanda-tanda umum pemulihan dari afasia:

  • Berbicara dalam kalimat yang lebih panjang.
  • Berbicara dengan kecepatan yang lebih cepat.
  • Mengatakan lebih banyak hal yang masuk akal bagi orang lain.
  • Menggunakan kata-kata dan bunyi yang benar.
  • Menggunakan kata-kata yang sebenarnya, bukan kata-kata yang campur aduk atau yang terdengar aneh bagi orang lain.
  • Menemukan kata-kata yang tepat untuk diucapkan.
  • Mampu menggunakan kata-kata yang lebih kompleks dan rumit.
  • Mampu mengikuti percakapan dengan lebih baik.
  • Mampu menafsirkan kata-kata dan ucapan dengan benar.
  • Mampu memahami hal-hal yang dibaca.
  • Mampu menulis kalimat yang masuk akal.
  • Mampu mengulang dengan benar apa yang dikatakan orang lain.
  • Memiliki kesadaran yang lebih besar terhadap apa yang dikatakan dan mengenali kesalahan.
  • Merasa lebih percaya diri dalam situasi sosial.

Afasia mungkin dapat dipulihkan, dengan beberapa pasien pulih sepenuhnya sementara yang lainnya mengalami pemulihan parsial.

Waktu pemulihan bervariasi, mulai dari beberapa jam atau hari hingga beberapa bulan atau bahkan tahun, tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan kerusakan otak.

Terapi wicara dan bahasa adalah perawatan utama, yang berfokus pada membangun kembali keterampilan bahasa, menggunakan kemampuan yang tersisa, dan menemukan cara baru untuk berkomunikasi.

Referensi

National Library of Medicine, “Aphasia,” MedlinePlus, n.d., https://medlineplus.gov/aphasia.html.
"Is It Possible To Fully Recover From Aphasia?" Lompoc Valley Medical Center. Diakses Januari 2025.
Stephen M. Wilson et al., “Patterns of Recovery From Aphasia in the First 2 Weeks After Stroke,” Journal of Speech Language and Hearing Research 62, no. 3 (March 12, 2019): 723–32, https://doi.org/10.1044/2018_jslhr-l-18-0254.
"Aphasia." National Institute on Deafness and Other Communication Disorders. Diakses Januari 2025.
"Is it possible to recover from aphasia? Everything to know." Medical News Today. Diakses Januari 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Mengapa Ikan Hiu Tidak Boleh Dimakan? Kandungan Merkuri Jadi Alasan

03 Okt 2025, 12:06 WIBHealth