Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Konsumsi Kafein Berlebihan Merusak Ginjal?

ilustrasi kopi (freepik.com/freepik)
ilustrasi kopi (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Kafein adalah stimulan yang meningkatkan kewaspadaan dan tekanan darah sementara.
  • Konsumsi kafein dalam jumlah wajar umumnya tidak berbahaya bagi ginjal, bahkan bisa menurunkan risiko penyakit ginjal kronis dan batu ginjal.
  • Konsumsi berlebihan, terutama pada individu dengan metabolisme lambat atau yang memiliki tekanan darah tinggi atau penyakit ginjal, bisa meningkatkan risiko kerusakan ginjal.

Banyak orang memulai hari dengan secangkir kopi hangat. Kafein, zat aktif yang memberi efek menyegarkan dalam kopi, juga ditemukan dalam teh, soda, dan berbagai minuman energi.

Meski dikenal mampu meningkatkan konsentrasi dan energi secara instan, tetapi kafein juga sering menuai pertanyaan terkait dampaknya terhadap kesehatan, khususnya fungsi ginjal. 

Apakah konsumsi kafein dalam jangka panjang bisa membahayakan kesehatan ginjal? Ataukah justru bisa memberikan manfaat? Di sini akan dibahas bagaimana kafein terdampak terhadap kesehatan ginjal.

1. Pengaruh kafein pada ginjal

Kafein adalah stimulan yang berdampak meningkatkan kewaspadaan dan dapat memicu kenaikan tekanan darah sementara.

Ginjal berperan penting dalam menyaring kafein dan metabolitnya dari darah. Pada sebagian besar orang dewasa sehat, konsumsi kafein dalam jumlah wajar tidak menyebabkan gangguan serius pada fungsi ginjal. Bahkan, sejumlah studi menunjukkan bahwa konsumsi kopi dalam jumlah sedang dapat menurunkan risiko penyakit ginjal kronis dan batu ginjal, terutama pada perempuan dan individu dengan berat badan normal (Frontiers in Nutrition, 2022).

Namun, hubungan antara kafein dan kesehatan ginjal tidak sesederhana itu. Efek diuretik dari kafein bisa meningkatkan produksi urine, yang berisiko menyebabkan dehidrasi jika asupan cairan tidak mencukupi.

Selain itu, pada individu dengan tekanan darah tinggi atau penyakit ginjal, kafein bisa memperburuk kondisi tersebut dengan memicu peningkatan tekanan darah.

2. Peran genetika

ilustrasi minum kopi (unsplash.com/Nathan Dumlao)
ilustrasi minum kopi (unsplash.com/Nathan Dumlao)

Efek kafein pada ginjal ternyata juga dipengaruhi oleh faktor genetik. Sebuah varian gen (rs762551 pada gen CYP1A2) menyebabkan sekitar separuh populasi memetabolisme kafein lebih lambat. Orang-orang dengan varian gen ini lebih berisiko mengalami gangguan fungsi ginjal jika mengonsumsi kafein dalam jumlah besar.

Secara khusus, individu yang memiliki metabolisme lambat dan mengonsumsi tiga cangkir kopi atau lebih per hari berisiko hingga tiga kali lipat mengalami tanda-tanda kerusakan ginjal, seperti kelebihan protein dalam urine (albuminuria), filtrasi ginjal yang tidak normal, dan tekanan darah tinggi.

Sebaliknya, individu dengan metabolisme kafein yang cepat tidak menunjukkan risiko serupa, meski mengonsumsi kopi dalam jumlah tinggi.

3. Jumlah kafein yang dianggap aman

Para ahli kesehatan umumnya menyarankan agar orang dewasa membatasi konsumsi kafein tidak lebih dari 400 mg per hari atau setara dengan sekitar empat cangkir kopi. Konsumsi lebih dari 600 mg per hari dianggap berlebihan dan dapat meningkatkan risiko efek samping, termasuk gangguan ginjal.

Bagi orang dengan hipertensi, penyakit ginjal, atau ibu hamil, batas aman biasanya tidak lebih dari dua cangkir per hari.

4. Kafein dan batu ginjal

ilustrasi minum kopi (pexels.com/Samer Daboul)
ilustrasi minum kopi (pexels.com/Samer Daboul)

Hubungan antara kafein dan batu ginjal cukup kompleks.

Beberapa studi berskala besar menemukan bahwa konsumsi kafein yang lebih tinggi, terutama dari kopi, berhubungan dengan risiko batu ginjal yang lebih rendah. Efek perlindungan ini tampak lebih kuat pada perempuan dan individu dengan berat badan normal. Namun, efek ini belum tentu berlaku untuk semua kelompok, dan kafein dari sumber lain (selain kopi) justru bisa meningkatkan risiko batu ginjal (Frontiers in Nutrition, 2022).

5. Kafein dan penyakit ginjal kronis

Fakta menarik lainnya, sebuah penelitian menemukan bahwa konsumsi kafein dalam jumlah lebih tinggi bisa menurunkan risiko kematian pada orang dengan penyakit ginjal kronis.

Dalam studi tersebut, pasien penyakit ginjal kronis yang mengonsumsi kafein terbanyak memiliki risiko kematian 24 persen lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi paling sedikit. Akan tetapi, hasil ini bersifat observasional dan belum membuktikan hubungan sebab-akibat secara langsung (Journal of Renal Nutrition, 2007).

Intinya, bagi kebanyakan orang sehat, konsumsi kafein dalam jumlah sedang tidak berbahaya bagi ginjal, bahkan bisa memberikan perlindungan. Namun, konsumsi berlebihan, terutama pada individu dengan metabolisme lambat atau yang memiliki tekanan darah tinggi atau penyakit ginjal, bisa meningkatkan risiko kerusakan ginjal. Untuk amannya, batasi konsumsi kafein tidak lebih dari 400 mg per hari.

Referensi 

Bolignano, D., Coppolino, G., Barillà, A., Campo, S., Criseo, M., Tripodo, D., & Buemi, M. (2007). "Caffeine and the kidney: What evidence right now?" Journal of Renal Nutrition, 17(4), 225–234. https://doi.org/10.1053/j.jrn.2007.02.006
Geng, J., Qiu, Y., Kang, Z., Li, Y., Li, J., Liao, R., Qin, Z., Yang, Q., & Su, B. (2022). "The association between caffeine intake and risk of kidney stones: A population-based study." Frontiers in Nutrition, 9. https://doi.org/10.3389/fnut.2022.935820
"Does Coffee Lead to Kidney Disease?" Campbell County Health. Diakses pada April 2025. 
"Drinking 3 or More Cups of Coffee Daily May Increase Kidney Dysfunction Risk." Medical News Today. Diakses pada April 2025. 
"Coffee and Kidney Disease: Is It Safe?" National Kidney Foundation. Diakses pada April 2025. 
"Drinking 3 or More Cups of Coffee Daily May Increase Kidney Dysfunction Risk, Study Finds." Prevention. Diakses pada April 2025. 
"Is Caffeine Bad for Kidney Health?" Raleigh Medical Group. Diakses pada April 2025. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Eka Amira Yasien
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us