Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Pasien Endometriosis Masih Bisa Hamil?

ilustrasi tes kehamilan (paxels.com/Tima Miroshnichenko)
Intinya sih...
  • Endometriosis dapat memengaruhi kesuburan, membuat proses kehamilan menjadi lebih sulit.
  • Peluang hamil secara alami bagi pasien endometriosis bergantung pada tingkat keparahan kondisi dan lokasi tumbuhnya jaringan endometriosis.
  • Usia juga memengaruhi kesuburan, dengan kemungkinan hamil menurun seiring bertambahnya usia.

Endometriosis merupakan kondisi medis ketika jaringan yang mirip dengan lapisan rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim. Kondisi ini sering menimbulkan rasa sakit hebat, terutama selama menstruasi, dan bisa memengaruhi kesuburan.

Lantas, banyak yang bertanya, apakah pasien endometriosis masih bisa hamil?

Meskipun endometriosis bisa memperumit proses kehamilan, tetapi bukan berarti hal tersebut tidak mungkin terjadi. Ada beberapa pilihan pengobatan bagi pasien endometriosis yang ingin hamil.

1. Pasien endometriosis masih bisa hamil

illustrasi ibu hamil (pexels.com/Ivan Samkov)

Beberapa peneliti memperkirakan bahwa 35–50 persen pasien endometriosis mengalami infertilitas atau ketidaksuburan. Namun, seseorang dengan endometriosis tetap bisa hamil tanpa bantuan medis dan tanpa mengalami infertilitas.

Peluang untuk hamil secara alami mungkin bergantung pada seberapa parah endometriosis yang diidap. Bagian tubuh mana jaringan endometriosis tumbuh juga menjadi faktor yang memengaruhi kesuburan.

Peneliti memperkirakan bahwa sekitar 50 persen orang dengan endometriosis ringan dan 25 persen pasien endometriosis sedang dapat hamil secara alami. Namun, statistik ini hanya berlaku bagi mereka yang tidak mengalami infertilitas.

2. Kapan usia terbaik untuk hamil?

Usia terbaik untuk hamil tentunya tergantung pada keputusan pribadi dan keinginan spesifik individu. Namun, seiring bertambahnya usia, kesuburan secara alami akan menurun dan kemungkinan mengalami komplikasi kehamilan meningkat.

Seseorang yang berusia di bawah 30 tahun yang tidak mengalami infertilitas memiliki peluang sebesar 85 persen untuk hamil dalam waktu 1 tahun setelah mencoba untuk hamil. Setelah usia 30 tahun, kemungkinan ini turun menjadi 75 persen, dan pada usia 35 tahun, turun menjadi 66 persen.

Pada usia 40 tahun, kemungkinan untuk hamil dalam waktu satu tahun adalah 44 persen. Orang yang berusia lebih dari 35 tahun juga memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi seperti keguguran, lahir mati, dan persalinan prematur.

Dengan mempertimbangkan angka ini, tidak ada usia yang sempurna bagi seseorang dengan endometriosis untuk hamil. Secara keseluruhan, kemungkinan untuk hamil menurun seiring bertambahnya usia.

Karena alasan ini, beberapa dokter mungkin menyarankan orang dengan endometriosis untuk mencoba hamil lebih awal daripada orang-orang tanpa endometriosis.

3. Tips meningkatkan peluang kehamilan

ilustrasi sayuran (pexels.com/Sarah Chai)

Beberapa faktor bisa memengaruhi peluang seseorang dengan endometriosis untuk bisa hamil. Dokter mungkin menyarankan rencana perawatan yang berbeda tergantung pada apakah orang tersebut ingin hamil.

Operasi merupakan pilihan pengobatan yang umum. Selama prosedur, dokter bedah akan mengangkat atau menghancurkan jaringan dan lesi endometriosis. Ini bisa membantu meningkatkan peluang untuk hamil.

Strategi gaya hidup tertentu juga dapat bermanfaat bagi pasien endometriosis dengan mengurangi peradangan dalam tubuh. Tidak ada cukup bukti untuk mengetahui bahwa kebiasaan ini meningkatkan kesuburan, tetapi tips di bawah ini tetap bisa dilakukan:

  • Makan banyak buah, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian utuh, dan ikan.
  • Membatasi konsumsi daging merah dan olahan.
  • Membatasi asupan gula.
  • Membatasi asupan karbohidrat olahan.
  • Membatasi lemak jenuh dan lemak trans.

Meskipun endometriosis bisa menjadi tantangan bagi kesuburan, tetapi banyak perempuan dengan kondisi ini tetap berpeluang untuk hamil. Dukungan medis, mulai dari perubahan gaya hidup hingga operasi, bisa memberikan harapan bagi mereka yang menghadapi hambatan dalam mencapai kehamilan.

Referensi

Coccia, Maria Elisabetta, Luca Nardone, and Francesca Rizzello. “Endometriosis and Infertility: A Long-Life Approach to Preserve Reproductive Integrity.” International Journal of Environmental Research and Public Health 19, no. 10 (May 19, 2022).
Delbaere, Ilse, Sarah Verbiest, and Tanja Tydén. “Knowledge about the Impact of Age on Fertility: A Brief Review.” Upsala Journal of Medical Sciences 125, no. 2 (January 22, 2020). 
Alesi, Simon, Anthony Villani, Evangeline Mantzioris, Wubet Worku Takele, Stephanie Cowan, Lisa J. Moran, and Aya Mousa. “Anti-Inflammatory Diets in Fertility: An Evidence Review.” Nutrients 14, no. 19 (September 21, 2022). 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Rifki Wuda Sudirman
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us