Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Vaginosis Bakterialis Bikin Perempuan Tidak Subur?

Seorang perempuan duduk termenung sendirian.
ilustrasi perempuan duduk sendirian (pexels.com/cottonbro studio)
Intinya sih...
  • Vaginosis bakterialis adalah infeksi umum yang terjadi pada perempuan usia subur karena ketidakseimbangan bakteri di vagina.
  • Infertilitas 3,3 kali lebih mungkin terjadi pada perempuan dengan vaginosis bakterialis, dan kondisi ini juga meningkatkan risiko keguguran dan kelahiran prematur.
  • Pencegahan vaginosis bakterialis meliputi pengobatan dari dokter, menjaga kebersihan vagina, menghindari sabun, dan setia pada satu pasangan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Vaginosis bakterialis adalah salah satu infeksi yang cukup sering dialami perempuan usia subur. Kondisi ini muncul ketika keseimbangan bakteri di dalam vagina terganggu—jumlah bakteri berbahaya lebih banyak dibandingkan bakteri baik yang seharusnya melindungi.

Gejalanya bisa beragam. Keputihan berwarna putih atau abu-abu, bau amis yang mengganggu, rasa gatal atau iritasi pada vagina, hingga sensasi tidak nyaman saat buang air kecil. Namun, menariknya, sekitar separuh perempuan dengan vaginosis bakterialis sama sekali tidak merasakan gejala apa pun.

Karena infeksi ini langsung berkaitan dengan kesehatan vagina, wajar jika perempuan bertanya-tanya apakah vaginosis bakterialis bisa memengaruhi kesuburan? Untuk menjawabnya, pahami lebih jauh bagaimana kondisi ini dapat berdampak pada sistem reproduksi.

Apakah vaginosis bakterialis menyebabkan kemandulan?

Vaginosis bakterialis tidak hanya menimbulkan ketidaknyamanan, tetapi juga memiliki kaitan dengan masalah kesuburan.

Penelitian menunjukkan bahwa perempuan dengan infertilitas memiliki kemungkinan 3,3 kali lebih tinggi mengalami vaginosis bakterialis dibandingkan mereka yang bisa hamil secara alami (American Journal of Obstetrics and Gynecology, 2021).

Keterkaitan ini paling kuat terlihat pada kasus infertilitas tuba, yaitu ketika saluran tuba tersumbat akibat jaringan parut, kerusakan, atau infeksi. Jika vaginosis bakterialis tidak ditangani, risikonya meningkat untuk berkembang menjadi penyakit radang panggul, yang dikenal sebagai salah satu penyebab utama infertilitas tuba.

Selain itu, kondisi ini juga membuat perempuan lebih rentan tertular klamidia dan gonore, dua infeksi menular seksual yang dapat berujung pada kemandulan bila tidak segera diobati.

Apakah vaginosis bakterialis memengaruhi kehamilan?

Ilustrasi kesehatan reproduksi perempuan.
ilustrasi kesehatan reproduksi perempuan (vecteezy.com/Dzianis Vasilyeu)

Penelitian menunjukkan bahwa vaginosis bakterialis dapat meningkatkan risiko keguguran praklinis hingga dua kali lipat setelah prosedur fertilisasi in vitro (IVF). Kondisi ini kadang disebut juga sebagai kehamilan kimiawi, ketika kehamilan sudah terjadi tetapi berhenti sangat awal.

Pada perempuan yang mengalami vaginosis bakterialis selama kehamilan, risikonya tidak berhenti di situ. Ada kemungkinan lebih tinggi mengalami keguguran, kelahiran prematur, bayi dengan berat badan lahir rendah, hingga infeksi pascapersalinan. Jadi, penting untuk mengenali dan menangani vaginosis bakterialis sejak dini, terutama bagi mereka yang sedang merencanakan atau menjalani kehamilan.

Pengobatan dan pencegahan

Untuk memutus siklus vaginosis bakterialis, fokusnya akan pada pengobatan infeksi dan pencegahannya di masa mendatang.

Pengobatan dari dokter dapat meliputi:

  • Antibiotik.
  • Menghindari aktivitas seksual hingga infeksi sembuh.
  • Memberi tahu pasangan seksual mengenai infeksi yang kamu alami.
  • Temui dokter lagi jika gejala tidak membaik.

Sementara itu, langkah-langkah untuk mengurangi risiko vaginosis bakterialis adalah:

  • Gunakan air hangat untuk memberishkan bagian luar vagina.
  • Hindari sabun, bahkan sabun berbahan ringan, karena dapat mengiritasi vagina.
  • Kenakan pakaian dalam berbahan katun.
  • Tidak melakukan douching.
  • Setialah pada satu pasangan.

Vaginosis bakterialis adalah infeksi umum pada perempuan dan terjadi ketika keseimbangan bakteri dalam vagina berubah. Ketika jumlah bakteri berbahaya lebih banyak daripada bakteri baik di dalam vagina, vaginosis bakterialis dapat terjadi.

Kondisi ini telah dikaitkan dengan ketidaksuburan karena lebih mungkin ditemukan pada perempuan yang mengalami infertilitas.

Vaginosis bakterialis juga dapat meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah pada ibu hamil.

Referensi

Jacques Ravel, Inmaculada Moreno, and Carlos Simón, “Bacterial Vaginosis and Its Association With Infertility, Endometritis, and Pelvic Inflammatory Disease,” American Journal of Obstetrics and Gynecology 224, no. 3 (October 19, 2020): 251–57, https://doi.org/10.1016/j.ajog.2020.10.019.

"Bacterial Vaginosis (BV) and Fertility." American Pregnancy Association. Diakses Juli 2025.

"Bacterial vaginosis." Office on Women's Health. Diakses Juli 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Harus Tidur Berapa Jam untuk Pemulihan Otot Optimal?

23 Okt 2025, 22:38 WIBHealth