Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Potensi Bahaya Jika Gigi Impaksi Tidak Dicabut

ilustrasi masalah pada gigi (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)
Intinya sih...
  • Gigi impaksi terjadi ketika gigi gagal menembus garis gusi.
  • Ini bisa terjadi karena kurangnya ruang di mulut, erupsi gigi pada sudut yang salah, atau penyumbatan.
  • Dokter gigi dan ahli bedah mulut pada umumnya sepakat bahwa gigi impaksi harus dicabut jika berisiko bagi kesehatan mulut.

Gigi impaksi terjadi ketika gigi gagal menembus garis gusi. Kurangnya ruang di mulut, erupsi pada sudut yang salah, atau penyumbatan dapat menyebabkan impaksi.

Gigi geraham bungsu, yang biasanya muncul antara usia 17 dan 25 tahun, merupakan yang paling sering mengalami impaksi. Riwayat keluarga juga memengaruhi kemungkinan terjadinya gigi impaksi.

Gejala gigi impaksi

Mengenali gigi impaksi sejak dini dapat membantu penanganannya secara efektif. Gejala umum gigi impaksi penuh atau sebagian meliputi:

  • Sakit kepala atau nyeri rahang yang rutin.
  • Nyeri saat membuka mulut.
  • Sensitivitas gusi atau nyeri di dekat gigi impaksi.
  • Kemerahan atau pembengkakan pada jaringan gusi.
  • Celah yang terlihat di tempat gigi belum muncul.
  • Bau mulut yang terus-menerus, yang menunjukkan adanya pembusukan atau masalah gusi.
  • Rasa tidak enak saat menggigit, yang menunjukkan adanya infeksi.

Apakah gigi impaksi harus selalu dicabut?

Ortopantomogram yang menunjukkan gigi taring atas mengalami impaksi. (commons.m.wikimedia.org/Challiyan)

Tidak semua gigi bungsu yang impaksi perlu dicabut. Beberapa mungkin tidak akan menimbulkan masalah, dan pencabutannya mungkin tidak diperlukan.

Berikut adalah situasi pencabutan gigi tidak diperlukan:

  • Tidak ada gejala: Jika gigi yang impaksi tidak menyebabkan rasa sakit, infeksi, atau kerusakan pada gigi lain, dokter gigi mungkin akan membiarkannya sambil memantaunya secara berkala. 
  • Impaksi dalam: Gigi yang impaksinya dalam di tulang dan tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit atau infeksi mungkin tidak perlu dicabut, terutama pada orang dewasa yang lebih tua yang mana risiko pembedahan lebih besar daripada manfaatnya.
  • Tindakan pencegahan: Kebersihan mulut yang baik dan pemeriksaan gigi rutin dapat membantu mengelola risiko yang terkait dengan gigi bungsu yang impaksi tanpa harus menjalani pembedahan.

Tanda-tanda gigi impaksi harus dicabut

Dokter gigi dan ahli bedah mulut pada umumnya sepakat bahwa gigi impaksi harus dicabut jika berisiko bagi kesehatan gigi dan mulut.

Berikut ini beberapa alasan umum pencabutan:

  • Rasa sakit dan tidak nyaman: Gigi bungsu yang impaksi dapat menyebabkan rasa tidak nyaman yang signifikan, termasuk nyeri pada rahang dan gusi. Gigi bungsu juga dapat menyebabkan sakit kepala dan sakit telinga.
  • Risiko infeksi: Gigi bungsu yang impaksi sebagian rentan terhadap infeksi. Partikel makanan dan bakteri dapat terperangkap di sekitar gigi, yang menyebabkan penyakit gusi atau kondisi nyeri yang dikenal sebagai perikoronitis.
  • Kerusakan pada gigi yang berdekatan: Gigi yang impaksi secara horizontal dapat menekan molar kedua, yang berpotensi menyebabkan kerusakan atau bahkan menyebabkan gigi tersebut tanggal.
  • Pembentukan kista: Gigi yang impaksi terkadang dapat menyebabkan terbentuknya kista, yang dapat merusak tulang rahang dan gigi di sekitarnya.
  • Pembusukan: Gigi bungsu yang impaksi lebih sulit dibersihkan, sehingga lebih rentan terhadap pembusukan. Pembusukan ini dapat menyebar ke gigi lain jika tidak ditangani.

Bahaya jika gigi impaksi tidak dicabut

ilustrasi pencabutan gigi (pexels.com/Gustavo Fring)

Dalam kasus gigi bungsu impaksi yang tidak menimbulkan masalah langsung, beberapa dokter gigi mungkin menyarankan pendekatan menunggu sambil waspada. Namun, ini disertai risiko:

  • Komplikasi tertunda: Masalah mungkin timbul kemudian, seperti pembentukan kista atau gigi lain yang berjejal saat gigi bungsu terus tumbuh.
  • Pencabutan gigi nantinya, jika diperlukan, menjadi lebih sulit: Seiring bertambahnya usia, akar gigi bungsu tumbuh lebih panjang, dan tulang rahang menjadi lebih padat. Hal ini dapat membuat pencabutan menjadi lebih rumit dan meningkatkan risiko komplikasi.

Membiarkan gigi impaksi yang bermasalah tetap berada di tempatnya dapat terasa menyakitkan dan berbahaya. Rasa sakit akan terus berlanjut jika gigi tersebut tidak dicabut.

Selain itu, gusi dapat mulai membengkak dan terasa nyeri. Saat gusi membengkak dan pecah, bakteri dan kuman dapat masuk ke area ini. Hal ini dapat menyebabkan infeksi, termasuk abses.

Selain itu, gigi impaksi lebih mungkin membusuk daripada gigi lainnya, karena gigi tersebut belum tumbuh dan keluar (erupsi) dari gusi, dan oleh karena itu kamu tidak dapat membersihkannya. 

Gigi yang membusuk dapat menyebabkan bau mulut, dapat meninggalkan bakteri di mulut yang dapat menyebabkan gigi lain membusuk, atau dapat menyebabkan abses.

Karena alasan-alasan di atas, penting agar gigi impaksi yang bermasalah dicabut tepat waktu.

Referensi

"Understanding Impacted Teeth: Causes, Symptoms, and Solutions". American Association of Orthodontists. Diakses Oktober 2024. 
"What Are Impacted Wisdom Teeth?" American Association of Oral and Maxillofacial Surgeons. Diakses Oktober 2024.
"What Happens If You Don’t Get Your Wisdom Teeth Removed?" Community Oral & Maxillofacial Surgery. Diakses Oktober 2024.
"What Happens If an Impacted Tooth is Not Removed?" Taylorview Dental. Diakses Oktober 2024.
"Do All Impacted Wisdom Teeth Need to Be Removed?" Oval Dental Clinic. Diakses Oktober 2024.
"Impacted Wisdom Teeth". Cleveland Clinic. Diakses Oktober 2024.
"What to know about impacted wisdom teeth". Medical News Today. Diakses Oktober 2024. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Delvia Y Oktaviani
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us