Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Benarkah Diet Detoks Terbukti Mengeluarkan Racun dari Tubuh?

ilustrasi diet detoks (pexels.com/Vegan Liftz)
ilustrasi diet detoks (pexels.com/Vegan Liftz)

Mungkin kamu pernah mendengar istilah diet detoks. Diet detoks disebut-sebut dapat mengeluarkan racun yang ada di dalam tubuh. Diet tersebut dianggap dapat membersihkan darah sehingga menghilangkan racun yang ada di tubuh. Setelah racun keluar dari tubuh, maka tubuh menjadi lebih sehat. 

Tidak sedikit yang tertarik dengan konsep diet detoks. Terlebih pada masa pandemik COVID-19, banyak orang yang makin sadar untuk menjaga kesehatan. Namun, benarkah diet detoks terbukti mengeluarkan racun dari tubuh? Berikut penjelasannya!

1. Mengenal diet detoks

ilustrasi minuman smoothie (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi minuman smoothie (pexels.com/Mikhail Nilov)

Diet detoks merupakan salah satu diet yang populer. Diet detoks dapat diartikan sebagai perubahan pola makan yang bertujuan untuk menghilangkan racun dari tubuh. 

Diet detoks memiliki berbagai variasi intensitas dan durasi yang berbeda-beda. Menurut National Center for Complementary and Integrative Health (NCCIH), sebagian besar diet detoks melibatkan satu atau beberapa proses, di antaranya:  

  • Membatasi asupan makanan.
  • Minum jus atau minuman sejenis.
  • Hanya makan makanan tertentu.
  • Menggunakan suplemen atau herbal tertentu.
  • Membersihkan usus besar menggunakan pencahar.
  • Mengurangi paparan lingkungan.

2. Klaim diet detoks

ilustrasi diet detoks (pexels.com/Ivan Samkov)
ilustrasi diet detoks (pexels.com/Ivan Samkov)

Diet detoks menawarkan klaim yang secara garis besar mengeluarkan racun dari tubuh. Healthline menyebutkan, beberapa klaim diet detoks di antaranya mengistirahatkan organ, menstimulasi hati agar dapat mengeluarkan racun, meningkatkan sirkulasi, mempercepat pengeluaran racun melalui urine, feses, dan keringat, hingga memberikan tubuh dengan nutrisi yang sehat.

Diet detoks juga sering direkomendasikan karena adanya paparan bahan kimia setiap hari dari lingkungan atau makanan sehari-hari, misalnya polutan, bahan kimia sintetis, logam berat, dan senyawa berbahaya yang lain. 

Selain itu, diet detoks juga diklaim dapat membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan, seperti masalah pencernaan, kembung, obesitas, penyakit autoimun, alergi, hingga peradangan.

3. Benarkah diet detoks terbukti mengeluarkan racun tubuh?

ilustrasi air lemon (pexels.com/Julia Zolotova)
ilustrasi air lemon (pexels.com/Julia Zolotova)

Penelitian diet detoks pada manusia masih kurang. Disebutkan pula bahwa beberapa penelitian memiliki kekurangan yang signifikan. Sedikit bahkan tidak ada bukti yang menunjukkan diet detoks menghilangkan toksin atau racun dari tubuh.

NCCIH juga menjelaskan bahwa hanya sedikit penelitian mengenai program detoksifikasi pada manusia. Beberapa orang mengalami efek yang positif setelah menjalani diet seperti penurunan berat badan. Namun, penelitian tersebut memiliki kualitas rendah dengan jumlah partisipan yang sedikit, masalah desain penelitian, serta tidak dilakukan peer review atau evaluasi oleh ahli lainnya untuk memastikan penelitian tersebut berkualitas.

Selain itu, terdapat tinjauan atau reviu pada tahun 2015 yang menyimpulkan bahwa tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa diet detoks dapat mengurangi racun dari tubuh. Tinjauan lainnya pada tahun 2017 mengatakan bahwa diet detoks dapat menyebabkan penurunan berat badan karena jumlah kalori yang dikonsumsi sedikit, tetapi mereka cenderung mengalami kenaikan berat badan begitu mereka tidak lagi menjalani diet detoks.

4. Tubuh sudah memiliki kemampuan mengeluarkan racun

ilustrasi organ tubuh (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi organ tubuh (pexels.com/MART PRODUCTION)

Tubuh mampu membersihkan dirinya sendiri melalui hati, feses, urine, dan keringat. Misalnya, hati melakukan metabolisme sehingga zat yang semula berbahaya menjadi lebih aman, selanjutnya dikeluarkan dari tubuh. 

Menambahkan penjelasan dari WebMD, toksin atau racun tidak menumpuk di dalam hati, ginjal, atau bagian tubuh lainnya sehingga diet detoks tidak membuat racun dikeluarkan dari organ tubuh. Tubuh dapat membuang racun atau hasil sisa metabolisme tanpa bantuan diet detoks.

5. Diet detoks dan penurunan berat badan

ilustrasi menimbang berat badan (pexels.com/Annushka Ahuja)
ilustrasi menimbang berat badan (pexels.com/Annushka Ahuja)

Sangat sedikit bukti ilmiah tentang efek diet detoks terhadap penurunan berat badan. Beberapa orang mungkin mengalami penurunan berat badan yang cepat setelah menjalani diet detoks. Namun, efek tersebut mungkin disebabkan kehilangan cairan dan penyimpanan karbohidrat, bukan kehilangan lemak. Berat badan yang berkurang tersebut hanya sementara dan dapat naik kembali dengan cepat.

Beberapa orang mungkin merasa menjadi lebih berenergi dan lebih fokus setelah menjalani diet detoks. Namun, perbaikan kondisi tersebut secara sederhana karena mengurangi konsumsi alkohol, makanan olahan, atau jenis makanan tidak sehat lainnya. Selain itu, asupan buah dan sayur selama menjalani diet detoks juga memungkinkan seseorang mendapatkan vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh.

6. Diet detoks berpotensi berbahaya pada kondisi medis tertentu

ilustrasi diabetes (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)
ilustrasi diabetes (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Diet detoks juga dapat membahayakan bagi orang-orang yang memiliki kondisi medis tertentu. Misalnya, pada orang dengan diabetes, diet detoks mungkin cukup berbahaya. Sebab, diet apa pun yang membatasi konsumsi makanan dengan sangat ketat makin menurunkan kadar gula darah apabila mereka sedang mengonsumsi obat diabetes.

Maka dari itu, pasien diabetes harus mengikuti anjuran pola makan yang telah disarankan oleh dokter. Jika ingin mencoba mengubah kebiasaan makan tertentu, maka disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu.

7. Kekhawatiran lainnya

ilustrasi detoksifikasi (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi detoksifikasi (pexels.com/Ron Lach)

Meskipun beberapa program detoksifikasi mungkin tidak berbahaya, tetapi terdapat masalah keamanan pada program detoksifikasi yang menggunakan metode ekstrem.

Puasa dalam waktu lama, membatasi kalori secara berlebihan, dan mengonsumsi suplemen makanan tertentu dapat menyebabkan efek kesehatan yang merugikan, seperti kekurangan nutrisi, kelemahan, perubahan suasana hati, dehidrasi, dan banyak lagi.

Kelompok orang tertentu harus menghindari diet detoks karena mereka berisiko lebih tinggi mengalami efek samping. Mereka termasuk:

  • Individu dengan kondisi kesehatan kronis.
  • Ibu hamil dan ibu menyusui.
  • Anak-anak dan remaja.
  • Orang yang kekurangan berat badan.
  • Orang yang memiliki gangguan makan atau riwayat kondisi ini.

Sebelum memulai diet detoks, diskusikanlah dengan dokter, terutama jika sedang mengonsumsi obat resep apa pun.

Diet seimbang penting untuk kesehatan dan sistem detoksifikasi alami tubuh, tetapi tidak perlu mengikuti diet detoks khusus.

Tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa diet detoks dapat mengurangi racun dari tubuh. Tubuh memiliki kemampuan untuk mengeluarkan racun dan sisa metabolisme melalui hati, feses, urine, dan keringat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

[QUIZ] Dari Tanda Kehamilan yang Dialami, Ini Perkiraan Jenis Kelamin Bayimu

11 Sep 2025, 22:35 WIBHealth