Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Catathrenia: Bikin Penderitanya Bersuara Aneh ketika Tidur

ilustrasi laki-laki sedang tidur nyenyak (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Catathrenia adalah kondisi langka yang dikategorikan sebagai gangguan pernapasan terkait dengan masalah tidur. Manifestasi catathrenia berupa suara erangan, rintihan, atau lenguhan yang terdengar ketika seseorang sedang tidur.

Kondisi ini biasanya tidak termasuk gejala dari masalah kesehatan serius. Namun, suara-suara aneh tersebut bisa mengganggu ketenangan pasangan.

Catathrenia tampaknya bisa memengaruhi siapa saja, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Kendati demikian, prevalensi pasti pengidapnya belum begitu jelas, para ahli masih menyelidikinya.

1. Gejala

ilustrasi anak perempuan di kasur (pexels.com/Kebs Visuals)

Penting untuk dipahami bahwa catathrenia berbeda dengan mendengkur. Gejala utamanya adalah suara erangan, rintihan, atau lenguhan yang panjang dan lambat saat seseorang mengembuskan napas saat tidur.

Catathrenia terkadang juga bisa berupa senandungan atau raungan. Durasi gejalanya bervariasi, dari beberapa detik hingga menit. Periode terjadinya bisa berulang sepanjang malam. Beberapa orang menggambarkan catathrenia sebagai raungan menakutkan mirip suara hantu.

2. Penyebab

ilustrasi perempuan tidur (pexels.com/Miriam Alonso)

Penyebab pasti catathrenia belum dapat ditetapkan. Akan tetapi, beberapa ahli berspekulasi jika gangguan tersebut memiliki kaitan dengan disfungsi sel saraf yang menghubungkan otak dengan sistem pernapasan. Ini didukung oleh studi yang dalam jurnal Neurology tahun 2006.

Studi lain dalam jurnal Sleep tahun 2013 memaparkan, orang dengan rahang dan saluran udara bagian atas yang kecil bisa berisiko mengalami catathrenia. Ditambah lagi bukti dalam Journal of Sleep Research tahun 2005 yang melaporkan bahwa genetika juga dapat berperan.

3. Diagnosis

ilustrasi pasien konsultasi dengan dokter (pexels.com/RODNAE Productions)

Catathrenia bisa bertahan selama bertahun-tahun. Siapa saja yang merasa mengalaminya perlu mendapatkan diagnosis resmi dari dokter. Diagnosis juga penting untuk mengesampingkan kondisi lain seperti asma, somniloquy (mengigau), atau stridor.

Untuk mendiagnosis, dokter akan menggunakan tes yang disebut polisomnografi. Tes bertujuan untuk mengetahui pola pernapasan dan mengidentifikasi suara-suara aneh yang terdengar ketika pasien sedang tidur.

Di samping itu, pemeriksaan telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) juga dilakukan untuk mengetahui jika ada yang mengganggu laju pernapasan.

4. Perawatan

ilustrasi dokter memeriksa keadaan pasien (pexels.com/RODNAE Productions)

Perawatan catathrenia didasarkan oleh penyebab yang melatarbelakanginya. Beberapa opsi yang mungkin direkomendasikan oleh dokter dapat mencakup:

  • Penggunaan continuous positive airway pressure (CPAP): Kalau catathrenia berkaitan dengan gangguan tidur sleep apnea, maka pengidapnya menggunakan perangkat CPAP. Perangkat ini dapat membantu menjaga saluran pernapasan tetap terbuka saat tidur.
  • Penggunaan mandibular advancement device (MAD): Studi dalam Journal of Clinical Sleep Medicine tahun 2021 menyebut bahwa dengan menggunakan alat tersebut dapat membantu mengurangi gejala pada beberapa orang.
  • Operasi: Apabila catathrenia berhubungan dengan masalah pada amandel atau kelenjar gondok, dokter mungkin menyarankan operasi.

5. Kapan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter?

ilustrasi pasangan suami istri (pexels.com/Kampus Production)

Orang yang mengalami catathrenia sering kali tidak menyadari kondisinya. Biasanya mereka mengetahuinya saat diberi tahu pasangan atau orang lain yang mendengar gejalanya.

Jika memungkinkan, catatlah pola gejala yang dialami untuk kemudian dilaporkan kepada dokter. Itu akan membantu dokter dalam mengidentifikasi kondisi serta mengesampingkan gangguan tidur lainnya.

Catathrenia dapat mengganggu kualitas tidur pasangan dan risiko konflik hubungan bisa berkembang. Untuk menghindari dampak yang tidak diinginkan, individu dengan catathrenia sebaiknya mempertimbangkan untuk mendapat perawatan.

Catathrenia termasuk perilaku tidur yang biasanya tidak berbahaya. Untuk memastikan kondisi tersebut, ada baiknya orang yang bersangkutan berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan diagnosis resmi dan rekomendasi perawatan terbaik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us