Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bradyphrenia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Perawatan

ilustrasi laki-laki sedang berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi laki-laki sedang berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Bradyphrenia merupakan istilah medis yang menggambarkan kondisi berupa keterlambatan berpikir. Umumnya, bradyphrenia menjadi manifestasi umum dari beberapa gangguan yang berkaitan dengan kinerja otak. Kondisi ini lebih serius dari penurunan kognitif terkait faktor penuaan, tetapi tidak separah demensia

Orang dengan bradyphrenia sering menunjukkan tanda khas, seperti respons melambat atau kurang perhatian. Ketika disodori pertanyaan, jawabannya akan cenderung singkat. Bradyphrenia bisa juga dikaitkan dengan kondisi fisik maupun psikologis tertentu, termasuk penyakit Parkinson dan skizofrenia.

1. Gejala

ilustrasi perempuan kesulitan berpikir jernih (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi perempuan kesulitan berpikir jernih (pexels.com/cottonbro studio)

Bradyphrenia memengaruhi fungsi kognitif terkait dengan pemrosesan informasi, mengingat, dan menerapkan gagasan atau ide tertentu. Lupa sesekali itu wajar, tetapi orang dengan kondisi ini cenderung mengalami fase lupa yang intens dan bertahan seiring waktu.

Gejala lain terkait bradyphrenia, meliputi:

  • Kesulitan memusatkan perhatian pada tugas.
  • Kesulitan memberi atau mengikuti petunjuk.
  • Ketidakmampuan memecahkan masalah matematika sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
  • Bermasalah dengan multitasking atau beralih secara adaptif dari satu kegiatan ke kegiatan lain.
  • Kehilangan alur berpikir saat bercakap-cakap.
  • Menjadi lebih impulsif atau apatis.
  • Melupakan hal detail, seperti waktu janji bertemu orang lain.

2. Penyebab

ilustrasi nenek melamun (pexels.com/Luis Gonzalez)
ilustrasi nenek melamun (pexels.com/Luis Gonzalez)

Ada beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab bradyphrenia. Perubahan terkait struktur pada otak telah ditemukan terkait, termasuk penyusutan hipokampus, pembesaran ventrikel, dan penurunan penggunaan glukosa.

Sementara itu, kondisi medis tertentu yang dikaitkan dengan penyebab bradyphrenia adalah depresi, diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi.

Gaya hidup tidak sehat seperti kebiasaan merokok, kurang tidur, dan kurangnya koneksi secara sosial bisa menjadi faktor risiko seseorang mengembangkan bradyphrenia.

3. Diagnosis

ilustrasi pasien bersama dokter (pexels.com/SHVETS production)
ilustrasi pasien bersama dokter (pexels.com/SHVETS production)

Dalam menegakkan diagnosis bradyphrenia, dokter cenderung menerapkan beragam tes untuk mendapatkan informasi secara menyeluruh, selain pemeriksaan fisik dan evaluasi riwayat medis.

Adapun jenis tes yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi bradyphrenia adalah sebagai berikut:

  • Bedside examination: Ini termasuk membaca alfabet secara mundur (Z ke A), kecakapan menulis, dan trail making test.
  • Pengukuran kecepatan psikomotor dan psikologis: Membantu menentukan kecepatan pemrosesan psikomotor dan psikologis dengan simple reaction time, recognition time, choice reaction time, dan inspection time test.
  • Pengukuran neuropsikologis: Ini termasuk adult memory and processing battery, paced sensory addition test, Stroop test, Wechsler Adult Intelligence Scale-III test.
  • Pengukuran terkomputerisasi: Ini termasuk tes ambang penglihatan dan pendengaran serta Sternberg memory scanning test.

4. Perawatan

ilustrasi olahraga teratur (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi olahraga teratur (pexels.com/Karolina Grabowska)

Pada dasarnya, opsi perawatan dan pengobatan untuk bradyphrenia menyesuaikan penyebab yang mendasari. Dokter mungkin akan merekomendasikan semacam latihan tambahan untuk mengasah kinerja otak, seperti teka-teki silang.

Perawatan dan pengobatan bradyphrenia sendiri terfokus pada upaya untuk:

  • Meminimalkan faktor risiko terkait serebrovaskular.
  • Menghentikan intervensi terkait penyebab bradyphrenia.
  • Menormalkan kadar gula darah dan kobalamin.
  • Memperlambat perkembangan kondisi yang berhubungan dengan degenerasi sel saraf (terapi pelindung saraf).

5. Mekanisme koping

ilustrasi perempuan sedang sarapan (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi perempuan sedang sarapan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Banyak orang dengan diagnosis bradyphrenia mendapat manfaat signifikan dari penerapan modifikasi perilaku ke arah yang lebih positif.

Modifikasi perilaku yang dimaksud melibatkan komitmen untuk mencukupi kebutuhan dengan makan makanan bergizi, olahraga secara teratur, dan terhubung dengan orang lain.

Penting untuk dipahami bahwa untuk meminimalkan dampak dari kondisi ini, individu terkait tidak langsung bertransformasi secara drastis. Nyatanya, semua itu butuh usaha dan waktu yang tidak sebentar.

Beberapa strategi mekanisme koping yang bisa diterapkan untuk membantu mengatasi bradyphrenia, yakni:

  • Fokus hanya pada satu tugas pada waktu tertentu.
  • Membatasi gangguan dari lingkungan.
  • Bersabar dengan respons diri sendiri yang cenderung lama.
  • Jangan takut meminta orang lain mengulangi kata-katanya sampai paham.
  • Memberi waktu bagi diri sendiri untuk bereaksi.
  • Memanfaatkan aplikasi pengingat untuk mencatat janji pertemuan dengan orang lain.
  • Jangan sungkan mencatat segala bentuk instruksi atau perintah baru agar tidak terlewatkan.

Hidup dengan bradyphrenia bisa bikin frustrasi. Siapa pun yang merasa mengalami bradyphrenia perlu mendapatkan intervensi medis. Dokter akan membantu mengelola kondisi tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us