Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Daftar Penyebab Henti Jantung Mendadak, Harus Kamu Waspadai!

ilustrasi kesehatan jantung (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Henti jantung adalah situasi yang menakutkan, yang mana jantung berhenti berdetak atau kehilangan kemampuan untuk berdetak secara efektif, tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh. Ini merupakan kondisi darurat medis.
  • Henti jantung bisa terjadi di mana pun, kapan pun, dan pada siapa pun. Kondisi ini bisa diobati dan disembuhkan, tetapi tindakan darurat harus segera dilakukan.
  • Henti jantung bisa dipicu oleh beberapa hal, termasuk memiliki masalah jantung, aktivitas fisik atau stres fisik, penggunaan alkohol berlebihan, trauma fisik tertentu, dan masih banyak lagi.

Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Andrew E. P. Sunardi, SpJP, FIHA, AIFO-K

Henti jantung atau henti jantung mendadak adalah situasi yang menakutkan. Ini artinya jantung sudah berhenti berdetak dengan benar, yang tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh. Ini merupakan kondisi darurat medis.

Saat henti jantung terjadi, seseorang akan:

  • Kolaps atau pingsan.
  • Mungkin tidak bisa bernapas atau terengah-engah.
  • Tidak merespons.
  • Mungkin tidak memiliki denyut nadi.

Kebanyakan kasus henti jantung terjadi di luar rumah sakit. Itu artinya, kamu mungkin perlu memberikan tindakan darurat karena orang yang mengalami henti jantung mungkin meninggal dunia tanpanya.

Henti jantung bisa disebabkan oleh hampir semua kondisi jantung yang diketahui. 

Kebanyakan henti jantung terjadi ketika sistem kelistrikan jantung yang bermasalah tidak berfungsi. Kerusakan ini menyebabkan irama jantung tidak normal seperti takikardia ventrikel atau fibrilasi ventrikel. Beberapa henti jantung juga disebabkan oleh penurunan detak jantung yang ekstrem (bradikardia). Detak jantung yang tidak teratur seperti ini dapat mengancam jiwa.

Terkadang, penyebab henti jantung tidak diketahui.

Di bawah ini dipaparkan pemicu dan penyebab henti jantung yang penting untuk kamu tahu dan waspadai.

1. Pemicu henti jantung

Terkadang suatu aktivitas atau perilaku memicu henti jantung. Peristiwa pemicu lebih sering terjadi pada orang yang memiliki kondisi jantung atau faktor risiko lainnya.

Kemungkinan pemicu henti antara lain:

  • Penyalahgunaan alkohol dalam jumlah besar atau pesta minuman keras (binge drinking).
  • Aktivitas fisik atau stres fisik, termasuk olahraga kompetitif. Pada 1 dari 3 kasus henti jantung pada atlet, kejadian tersebut terjadi saat mereka sedang istirahat atau tidur setelah beraktivitas. Beberapa jenis kardiomiopati, gangguan konduksi seperti sindrom long QT, dapat menyebabkan henti jantung saat berolahraga atau tidur. Namun, aktivitas fisik yang teratur menurunkan risiko henti jantung.
  • Penggunaan kokain, amfetamin, atau ganja baru-baru ini.
  • Minum kopi terlalu banyak. Ini lebih sering terjadi pada orang yang tidak rutin minum kopi. Peminum kopi rutin harus membatasi konsumsinya tidak lebih dari 6 cangkir atau 200 gram caffeine per hari. Mengonsumsi terlalu banyak kafein dalam bentuk bubuk, pil, atau minuman berenergi juga dapat memicu henti jantung.
  • Stres emosional yang parah pada bulan sebelumnya.
  • Infeksi influenza (flu) pada bulan sebelumnya.

Pemicu utama

Aktivitas fisik yang berat, terutama pada laki-laki, yang tidak berolahraga secara teratur, dan penyalahgunaan alkohol paling sering dikaitkan dengan henti jantung. Sekitar 2 dari 10 henti jantung berhubungan dengan pengerahan tenaga fisik dan hingga 3 dari 20 henti jantung berhubungan dengan alkohol.

2. Memiliki masalah jantung

ilustrasi jantung (freepik.com/freepik)

Masalah jantung adalah faktor risiko terpenting henti jantung. 

  • Penyakit jantung koroner (PJK): Kebanyakan orang yang mengalami henti jantung di luar rumah sakit mengidap penyakit jantung, meskipun mereka mungkin tidak menyadarinya. Jenis penyakit jantung yang paling umum—penyakit arteri koroner atau PJK—sering kali disebabkan oleh kolesterol yang menumpuk di dalam lapisan arteri koroner dan membentuk plak. Penumpukan ini dapat menghambat sebagian atau seluruh aliran darah di arteri besar jantung. PJK merupakan penyebab paling umum dari kematian mendadak yang terkait dengan jantung.
  • Aritmia: Jenis yang umum termasuk fibrilasi atrium dan sindrom long QT.
  • Komplikasi PJK: Ini termasuk serangan jantung, angina, dan spasme arteri koroner.
  • Masalah dengan struktur jantung: Cacat jantung bawaan—yang muncul sejak lahir—dapat merusak jantung. Masalah struktural lainnya, seperti kardiomiopati dan penyakit katup jantung, juga meningkatkan risiko henti jantung.
  • Kerusakan pada jantung: Peradangan jantung disebabkan oleh infeksi atau kondisi medis.
  • Gagal jantung: Gagal jantung adalah suatu kondisi yang terjadi ketika jantung tidak memompa cukup darah untuk kebutuhan tubuh. Komplikasi gagal jantung bisa berupa henti jantung.

3. Jenis kelamin

Kebanyakan henti jantung terjadi pada laki-laki. Risiko pada perempuan meningkat setelah menopause.

4. Usia

ilustrasi henti jantung (freepik.com/stefamerpik)

Risiko henti jantung meningkat seiring bertambahnya usia. Henti jantung jarang terjadi pada orang yang berusia kurang dari 30 tahun, walaupun kemungkinannya tetap ada.

Pada orang yang lebih muda, faktor risiko utama adalah aritmia genetik, masalah pada struktur jantung atau arteri koroner, peradangan jantung, dan penggunaan narkoba.

Pada orang lanjut usia, faktor risiko utamanya adalah PJK dan kondisi jantung lainnya.

5. Riwayat keluarga

Beberapa kondisi yang meningkatkan risiko henti jantung diturunkan dalam keluarga. Beri tahu dokter apabila ada riwayat aritmia atau gangguan konduksi jantung, atau henti jantung dalam keluarga.

Juga, beri tahu dokter jika ada kerabat sedarah yang kematiannya terjadi secara dini, tidak terduga, atau tidak dapat dijelaskan, atau akibat dari sindrom kematian bayi mendadak/sudden infant death syndrome (SIDS).

Gen tertentu dapat menyebabkan kondisi yang berhubungan dengan aritmia berbahaya. Kondisi langka ini termasuk masalah pada sistem kelistrikan jantung. Kelainan genetik merupakan penyebab utama henti jantung pada anak-anak dan dewasa muda.

6. Kondisi dan kejadian medis lainnya

ilustrasi olahraga baseball (pexels.com/K’LeAnn)

Kondisi medis lain, obat-obatan, dan cedera dapat meningkatkan risiko henti jantung.

  • Henti napas: Pada orang yang mengalami henti napas, henti jantung akan terjadi kecuali mereka segera mendapat perawatan. Tersedak, tenggelam, trauma, overdosis obat, dan keracunan dapat menyebabkan henti napas. Beberapa kondisi medis, seperti pneumonia dan gangguan kejang, juga dapat menyebabkan henti napas.
  • Diabetes dan perubahan kadar elektrolit, seperti kalium, magnesium, dan kalsium dalam darah: Kondisi ini juga meningkatkan risiko serangan jantung.
  • Obat-obatan tertentu: Beberapa antibiotik, diuretik, dan obat jantung dapat memperburuk aritmia. Selalu beri tahu dokter semua obat resep, obat bebas, dan suplemen yang kamu konsumsi.
  • Pukulan keras ke dada: Pukulan di sisi kiri dada tepat di atas jantung dapat menyebabkan henti jantung. Cedera seperti ini paling sering disebabkan oleh bisbol, Paling sering cedera ini berasal dari bola baseball, keping hoki, softball, keping hoki, atau bola lacrosse. Cedera dada juga bisa terjadi pada sepak bola. Anak-anak (terutama laki-laki) mempunyai risiko paling tinggi untuk mengalami cedera jenis ini.

7. Riwayat henti jantung sebelumnya

Kalau kamu pernah mengalami henti jantung sebelumnya, risiko untuk mengalaminya lagi pada kemudian hari sangat tinggi. Satu dari 5 orang yang selamat dari kejadian henti jantung akan mengalami aritmia lain yang berbahaya dalam waktu satu tahun ke depan.

Diskusikan opsi perawatan dan tindakan pencegahan dengan dokter untuk membantu kamu tetap terlindungi.

8. Penyebab henti jantung pada usia muda

ilustrasi cek detak jantung (pexels.com/Antoni Shkraba)

Henti jantung pada usia muda, di bawah 35 tahun, sangat jarang terjadi. Biasanya ini dipicu oleh kelainan struktur atau fungsi jantung yang tidak terdeteksi sebelumnya.

Sering kali, henti jantung terjadi saat sedang beraktivitas fisik, misalnya saat berolahraga, dan lebih sering dialami oleh laki-laki.

Pada atlet muda, penyebab kematian terbanyak adalah henti jantung, tetapi sampai saat ini angka insidensinya masih belum diketahui secara pasti.

Penyebab henti jantung pada usia muda bermacam-macam, tetapi yang paling sering ditemui adalah kelainan pada jantung yang mengakibatkan jantung berdetak dengan irama yang tidak teratur. Irama jantung yang tidak teratur ini dikenal sebagai fibrilasi ventrikel (kondisi bilik jantung hanya bergetar, tetapi tidak mampu memompa darah secara efisien).

Beberapa penyebab spesifik henti jantung pada usia muda antara lain:

  • Kardiomiopati hipertrofik: Penebalan dinding jantung yang diturunkan secara genetik. Penebalan otot jantung dapat mengganggu sistem listrik pada jantung, sehingga jantung berdetak lebih cepat dan tidak teratur dan dapat berujung pada henti jantung. Kardiomiopati hipertrofik adalah penyebab paling umum dari kematian mendadak yang berhubungan dengan jantung pada usia kurang dari 30 tahun dan pada atlet muda.
  • Kelainan pembuluh darah koroner: Beberapa orang terlahir dengan pembuluh darah jantung yang terhubung secara tidak normal. Pembuluh darah ini bisa tertekan ketika sedang beraktivitas fisik atau berolahraga, sehingga menghambat aliran darah ke jantung.
  • Aritmia primer: Pada orang dengan struktur jantung normal, henti jantung kadang dapat disebabkan oleh kondisi genetik yang tidak terdiagnosis yang memengaruhi aliran listrik jantung. Misalnya:
    • Sindrom long QT: Suatu kondisi yang dapat menyebabkan irama jantung menjadi cepat dan kacau.
    • Sindrom Wolff-Parkinson-White: Jalur listrik ekstra pada jantung menciptakan penyimpangan yang membuatnya memompa dengan sangat cepat.
  • Displasia ventrikel kanan aritmogenik atau arrhythmogenic right ventricular dysplasia (ARVD): Dengan kondisi bawaan ini, sebagian jaringan otot jantung digantikan oleh jaringan parut.
  • Miokarditis: Biasanya dipicu oleh infeksi, miokarditis berarti dinding jantung meradang. Sebagian besar kasus miokarditis pada anak-anak terjadi ketika virus seperti enterovirus masuk ke jantung. Kondisi ini juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur atau parasit, dan reaksi alergi terhadap beberapa obat.
  • Sindrom Marfan: Penyakit jaringan ikat ini dapat menyebabkan robeknya pembuluh darah aorta jantung. Orang yang lahir dengan kondisi ini, yang cenderung tinggi dan memiliki lengan yang panjang, mungkin tidak menyadari bahwa mereka mengidapnya.
  • Commotio cordis: Ini disebabkan oleh pukulan ke dada langsung ke jantung pada titik-titik tertentu dalam siklus detak jantung. Ini bisa terjadi orang muda atau anak-anak dengan jantung normal. Commotio cordis lebih sering terjadi pada olahraga dengan objek proyektif seperti bisbol, hoki es, dan lacrosse.

Henti jantung bisa terjadi di mana pun, kapan pun, dan pada siapa pun. Kondisi ini bisa diobati dan disembuhkan, tetapi tindakan darurat harus segera dilakukan.

Kelangsungan hidup bisa mencapai 90 persen jika tindakan resusitasi dimulai dalam menit-menit pertama setelah henti jantung. Angka ini menurun sekitar 10 persen setiap menitnya, makin lama waktu yang dibutuhkan untuk memulai pengobatan. Mereka yang bertahan mempunyai prospek jangka panjang yang lebih baik.

Pengetahuan dan pemahaman tentang teknik resusitasi dasar sangat penting, terutama pada periode waktu yang kritis sebelum tim medis atau paramedis datang. Ini merupakan elemen kunci yang dapat meningkatkan angka keselamatan pada pasien yang mengalami henti jantung.

European Society of Cardiology merekomendasikan akses yang mundah terlihat terhadap alat automated external defibrilator (AED) di tempat umum, yang mana insiden henti jantung sering terjadi, juga tersedianya bystander atau penolong yang memiliki kemampuan resusitasi dasar.

Terakhir adalah pentingnya pelatihan dan edukasi pada komunitas tentang bantuan hidup dasar ke semua elemen masyarakat, tidak hanya di fasilitas pelayanan kesehatan, seperti mal, sekolah, bandara, terminal, area olahraga, dan lain-lain.

Referensi

American Heart Association. Diakses pada Juli 2024. Causes of Cardiac Arrest.
National Heart, Lung, and Blood Institute. Diakses pada Juli 2024. Cardiac Arrest Causes and Risk Factors.
Kemenkes Ditjen Yankes. Diakses pada Juli 2024. Henti Jantung Mendadak pada Usia Muda.
American Academy of Pediatrics. Diakses pada Juli 2024. Sudden Cardiac Arrest in Young People.
WebMD. Diakses pada Juli 2024. Heart Disease and Sudden Cardiac Death.
Kemenkes Ditjen Yankes. Diakses pada Juli 2024. Henti Jantung Mendadak.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Delvia Y Oktaviani
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us