Dementophobia: Gejala, Penyebab, Dampak, Penanganan

Dementophobia termasuk salah satu jenis fobia paling umum di dunia. Kondisi ini umumnya berakar dari ketakutan seseorang terhadap unsur kegilaan atau menjadi gila. Delusi memainkan peran penting terhadap kekhawatiran ekstrem yang efeknya dapat melemahkan individu yang bersangkutan.
Dementophobia merupakan istilah klinis untuk menggambarkan ketakutan berlebih dan irasional menjadi gila. Pengidap fobia ini terjerat oleh pikiran distorsi yang membuat mereka berpikir menjadi gila atau mengembangkan penyakit mental yang parah.
Sama halnya dengan fobia spesifik lain, dementophobia dapat memengaruhi hampir di setiap aspek kehidupan. Selain itu, juga dapat menyebabkan orang yang mengalaminya menghindari situasi sosial karena takut dicap gila oleh masyarakat sekitar.
1. Gejala

Individu dengan fobia spesifik cenderung mengalami gejala kecemasan sebagai respons terhadap pemicu spesifik. Bagi mereka yang menderita dementophobia, persepsi menjadi gila adalah pemicunya.
Mengacu pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-V), dipaparkan beberapa gejala fobia spesifik untuk menggambarkan indikasi dementophobia, mencakup:
- Mengembangkan ketakutan secara terus-menerus, ekstrem, dan berlebihan terhadap objek atau situasi tertentu.
- Gejala kecemasan berlangsung saat itu juga ketika berhadapan dengan objek atau situasi yang memicu fobia.
- Melakukan penghindaran terhadap objek atau situasi yang ditakuti.
- Ketakutan yang disebabkan oleh objek atau situasi yang ditakuti mengakibatkan penurunan kemampuan untuk berfungsi atau menjalani rutinitas sehari-hari secara signifikan.
- Ketakutan dan kecemasan terjadi secara terus-menerus dan berlangsung selama enam bulan atau lebih.
- Kecemasan dan penghindaran tidak disebabkan oleh kondisi kesehatan fisik atau mental lain, seperti efek obat atau gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
2. Penyebab

Faktanya, siapa saja dapat mengembangkan fobia spesifik dementophobia. Namun, terdapat beberapa faktor tertentu yang dapat menempatkan seseorang berada pada risiko yang lebih tinggi.
Bicara perihal penyebab dementophobia, ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko kemunculan kondisi ini, di antaranya adalah:
- Memiliki riwayat penyakit secara genetik terkait kondisi kesehatan mental, seperti bipolar atau skizofrenia.
- Memiliki riwayat penyakit mental pribadi, misalnya pengalaman dengan depresi ketika usia remaja.
- Pengalaman yang melibatkan interaksi intens dengan orang-orang yang didiagnosis memiliki kondisi kesehatan mental tertentu yang parah, seperti bekerja atau menjadi volunteer di ranah psikiatri.
- Mengalami trauma secara langsung atau tidak langsung terhadap efek negatif penyakit mental orang lain.
- Terpapar peristiwa kehidupan yang membuat stres dengan dampak negatifnya mengarah pada kekhawatiran menjadi gila.
- Mengalami ketakutan pada penyakit mental yang parah atau kegilaan yang ditanamkan orang lain, contoh kasusnya pasangan kasar atau orang tua yang terlalu khawatir anaknya akan mengembangkan masalah mental yang diwariskan secara genetik.
3. Dampak

Dementophobia memiliki efek yang melemahkan, terlebih jika kondisi ini tidak ditangani dengan tepat. Tanpa penanganan yang optimal, fobia spesifik dapat berkembang menjadi kian parah seiring berjalannya waktu.
Dementophobia mendatangkan konsekuensi krusial dalam kehidupan penderitanya. Ini melibatkan beberapa dampak negatif, seperti:
- Masalah interpersonal: Seseorang dengan dementophobia memiliki kecenderungan menarik diri secara sosial untuk mengurangi risiko terhadap kritik atau penilaian orang lain dan menyembunyikan fakta akan kondisi yang dideritanya.
- Kesehatan mental buruk dan kepuasan hidup rendah: Dementophobia dapat menyebabkan stres, masalah harga diri, dan kecemasan yang signifikan. Situasi demikian menjadi penghalang untuk mencapai kedamaian dalam menjalani kehidupan.
- Keraguan terhadap diri sendiri yang berimbas pada pengambilan keputusan: Orang yang meragukan "kewarasan" diri sendiri memiliki banyak keraguan yang membuatnya sulit membuat keputusan dengan tepat.
- Gangguan fungsi dasar: Dementophobia bisa mengganggu kemampuan penderitanya dalam hal menyelesaikan tugas, menjalankan rutinitas, dan berfungsi secara normal dalam kehidupan sehari-hari.
- Terganggunya fokus dan konsentrasi: Sudah jadi rahasia umum bahwa kecemasan berlebih terkait fobia membuat seseorang kesulitan menyeimbangkan fokus dan konsentrasi.
- Masalah terhadap nafsu makan dan kualitas tidur: Dampak fobia bisa mengganggu pemenuhan kebutuhan seperti makan dan tidur. Ada kecenderungan orang dengan dementophobia mengalami penurunan nafsu makan dan insomnia.
4. Penanganan

Perawatan untuk dementophobia melibatkan intervensi khusus yang bertujuan membantu pasien mengatasi masalahnya. Intervensi yang dimaksud mungkin melibatkan beberapa jenis terapi dengan ahli yang telah berlisensi.
Para ahli seperti psikolog atau psikiater mungkin akan merekomendasikan beberapa opsi penanganan untuk mengatasi fobia spesifik dementophobia, seperti:
- Meresepkan jenis obat-obatan tertentu, seperti antidepresan untuk membantu mengurangi kecemasan atau benzodiazepin untuk memicu efek menenangkan.
- Psikoterapi dengan tujuan membantu pasien mengelola emosi terhadap paparan situasi yang memicu fobia.
- Terapi eksposur dengan melibatkan tiga fase yakni paparan, desensitisasi, dan praktik kebiasaan.
5. Mekanisme koping

Dementophobia bisa diatasi dengan penanganan yang tepat dengan melibatkan penyedia layanan kesehatan. Di samping mengoptimalkan perawatan, membangun rutinitas yang sehat juga perlu dilakukan.
Ada beberapa tips sederhana yang bisa diterapkan guna membantu mengatasi dementophobia, di antaranya adalah:
- Menanamkan rutinitas mindfulness atau meditasi.
- Membiasakan makan makanan bergizi.
- Disiplin terhadap kebiasaan tidur yang sehat.
- Hindari mempatologikan pikiran dan perasaan negatif.
- Mencoba terbuka kepada orang yang bisa dipercaya.
- Berusaha membangun kepercayaan diri sendiri.
Dementophobia ialah ketakutan berlebih dan irasional menjadi gila. Orang yang mengalami fobia ini sering kali memiliki kecemasan yang sifatnya melemahkan. Di samping itu, mereka juga harus berjuang dengan pikiran distorsi dan keraguan diri sendiri.
Apabila tidak diobati, dementophobia bisa memburuk yang kemudian mendatangkan masalah yang kompleks. Jika kamu merasa mengembangkan indikasi kondisi ini, jangan ragu berkonsultasi pada ahlinya. Dokter, psikolog, atau psikiater akan membantumu mengelola kondisi terkait fobia spesifik.