5 Jenis Infeksi Jamur yang Umum Menyerang Pasien HIV

Cegah sebisa mungkin, ya!

Seperti yang kita ketahui, Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Saat seseorang terkena HIV, ia akan rentan sekali terhadap serangan penyakit atau infeksi, termasuk salah satunya adalah infeksi jamur

Dilansir laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), infeksi jamur dan infeksi oportunistis lainnya adalah masalah utama pada orang dengan HIV. Meski saat ini jumlahnya sudah menurun drastis berkat adanya obat antiretroviral (ART) dan tes HIV dini.

Kendati demikian, infeksi jamur masih terus menjadi perhatian, lantaran keberadaannya yang sulit dihindari dari lingkungan sehari-hari. Nah, apa saja infeksi jamur yang sering menyerang orang dengan HIV? Berikut daftarnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber. 

1. Kandidiasis

5 Jenis Infeksi Jamur yang Umum Menyerang Pasien HIVilustrasi infeksi virus (freepik.com/kjpargeter)

Kandidiasis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh Candida. Jamur ini secara alami hadir dalam tubuh maupun kulit manusia. Pada sistem kekebalan tubuh yang sehat, perkembangan jamur ini dapat dikendalikan sehingga tidak menimbulkan penyakit. Akan tetapi, pada orang dengan HIV yang memiliki respons imun rendah, pertumbuhan Candida sulit dikendalikan sehingga lebih mudah menyebabkan kandidiasis.

Pada pasien HIV, infeksi ini biasanya muncul di mulut berupa sariawan yang ditandai dengan bercak putih tebal di lidah, atau bagian mulut lainnya dan tenggorokan. Selain itu, ia juga dapat muncul di area genital (vagina) yang menyebabkan adanya cairan kental berwarna putih dan ketidaknyamanan seperti rasa terbakar dan gatal.

Pada orang dengan HIV yang tidak diobati atau tidak terkontrol, kandidiasis dapat menyebar ke kerongkongan, trakea, bronkus, atau paru-paru. Infeksi di area ini biasanya digolongkan kondisi yang serius dan diklasifikasikan sebagai kondisi terdefinisi AIDS.

Dilansir Clinical Info, terjadinya kandidiasis di area tersebut disebut sebagai indikator supresi imun (penekanan kerja sistem imun) yang sering sekali teramati pada orang dengan sel CD4 rendah (kurang dari 200 sel/mm3). Sel CD4 merupakan sel-sel darah putih yang bekerja melawan infeksi. Sebagai informasi tambahan, pada orang sehat, sel CD4 berjumlah antara 500 dan 1.600 sel per milimeter kubik darah (sel/mm3).

2. Kriptokokosis

5 Jenis Infeksi Jamur yang Umum Menyerang Pasien HIVilustrasi infeksi (pixabay.com/mohamed_hassan)

Kriptokokosis (cryptococcosis) adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur Cryptococcus neoformans dan Cryptococcus gatti. Organisme ini biasanya tumbuh pada pangkal pohon eukaliptus dan sering ditemukan pada kotoran burung, terutama merpati. Keduanya, dapat masuk ke tubuh atau menginfeksi manusia ketika spora jamur terhirup melalui sistem pernapasan.

Pada orang dengan sistem imun yang sehat, kriptokokosis jarang terjadi. Akan tetapi pada orang dengan HIV, infeksi ini cukup umum (risiko infeksi tinggi). The Pan African Medical Journal tahun 2020, bahkan menyebutkan, kriptokokosis dikenal sebagai kondisi terdefinisi AIDS pada 60 hingga 70 persen orang dengan HIV.

Perjalanan penyakit kriptokokosis biasanya dimulai dari paru-paru dan menyebar ke otak. Saat menyerang paru-paru, kondisi ini biasanya menyebabkan gejala ringan atau tidak terlihat sama sekali. Akan tetapi, saat menyebar ke otak, ini dapat menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan meningitis kriptokokosis (krioptokokus ekstrapulmoner). 

Meningitis kriptokokosis inilah yang sering berkembang pada orang dengan HIV, yang dikelompokkan oleh CDC sebagai kondisi terdefinisi AIDS. Meningitis kriptokokosis merupakan komplikasi ketiga yang paling sering pada orang dengan AIDS, seperti ditambahkan laman Verywell Health

Baca Juga: Kesetaraan Akses Menjadi Tantangan Penanggulangan HIV/AIDS

3. Histoplasmosis

5 Jenis Infeksi Jamur yang Umum Menyerang Pasien HIVilustrasi paru-paru (pixabay.com/kalhh)

Sama halnya kriptokokosis, histoplasmosis adalah infeksi jamur akibat menghirup spora jamur Histoplasma di udara. Spora jamur ini biasanya ditemukan pada kotoran burung atau kelelawar yang mengontaminasi tanah atau lainnya. 

Meski tak semua orang yang menghirup spora ini akan mengalami sakit, mereka yang punya sistem kekebalan tubuh rendah dapat mudah mengembangkan histoplasmosis. Bahkan, jika sudah terinfeksi, ini bisa menjadi kondisi yang lebih parah.

Dilansir Verywell Health, orang dengan HIV lanjut, atau dengan jumlah CD4 di bawah 150 sel/mm3, dapat mengembangkan histoplamosis menjadi infeksi paru-paru kronis yang mirip tuberkulosis. Ini dapat menyebar jauh melampaui paru-paru dan memengaruhi organ tubuh lainnya. Karena sebab inilah, histoplasmosis juga diklasifikasikan oleh CDC sebagai kondisi terdefinisi AIDS pada orang dengan HIV. 

4. Coccidioidomycosis

5 Jenis Infeksi Jamur yang Umum Menyerang Pasien HIVilustrasi seseorang mengalami masalah kulit (freepik.com/karlyukav)

Coccidioidomycosis atau juga disebut dengan demam lembah (valley fever), juga merupakan jenis infeksi jamur yang umum pada orang dengan HIV. Kondisi ini terjadi karena menghirup spora jamur Coccidioides immitis dan Coccidioides posadasii yang beterbangan di udara. 

Saat terinfeksi Coccidioides, seseorang mungkin akan mengalami demam, batuk, dan kelelahan. Kondisi ini biasanya ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu yang singkat. Akan tetapi, pada orang dengan sistem imun lemah, kondisi ini bisa berkembang menjadi lebih serius.

Pada orang dengan HIV, coccidioidomycosis dapat berkembang dari paru-paru ke organ lain yang menyebabkan borok kulit, meningitis, lesi tulang, dan radang jantung. Oleh sebab itu, jenis infeksi ini juga digolongkan sebagai kondisi terdefinisi AIDS oleh CDC. 

5. Pneumocystis pneumonia (PCP)

5 Jenis Infeksi Jamur yang Umum Menyerang Pasien HIVilustrasi sel darah yang terinfeksi (pixabay.com/skylarvision)

Menurut laporan CDC, orang dengan HIV juga memiliki risiko lebih tinggi terkena pneumocystis pneumonia (PCP). Ini merupakan infeksi jamur serius yang dapat menyebabkan peradangan dan penumpukan cairan di paru-paru akibat menghirup spora jamur Pneumocystis jirovecii di udara.

PCP terkadang tidak menyebabkan gejala yang serius. Akan tetapi, orang dengan HIV dapat mengembangkan kondisi ini menjadi parah dan membutuhkan penanganan medis. Bahkan, meski dengan pengobatan, PCP juga bisa mematikan pada orang dengan AIDS, seperti diterangkan dalam laman WebMD.

Gejala PCP pada orang dengan HIV, biasanya muncul secara perlahan. Di mana ini akan lebih cepat memengaruhi orang yang memiliki CD4 kurang dari 200 sel/mm3. Oleh sebab, itu, penting untuk menjaga jumlah sel CD4 tetap tinggi supaya terhindar dari berbagai jenis infeksi oportunistis, sepert PCP.

Cara mencegah infeksi jamur pada orang dengan HIV

5 Jenis Infeksi Jamur yang Umum Menyerang Pasien HIVilustrasi pencegahan penyakit (pixabay.com/Tumisu)

Meskipun agaknya sulit menghindari beberapa jenis jamur penyebab infeksi, namun ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan kemungkinannya. Seperti dilansir CDC, inilah cara mencegah infeksi jamur pada orang dengan HIV:

  • Mempelajari tentang infeksi jamur untuk mengenali gejala dan cara pencegahannya.
  • Mencari tahu tentang risiko infeksi jamur tertentu. Misalnya terkait lokasi penyebaran penyakit atau jumlah sel CD4 dalam tubuh. Sebagai contoh, demam lembah merupakan infeksi jamur yang umum berkembang di daerah Amerika Barat Daya, ketika kamu akan berkunjung ke lokasi tersebut, kamu mungkin bisa lebih waspada lagi terkait risiko penularan infeksi.
  • Mendapatkan perawatan medis tambahan jika diperlukan yang dapat membantu mendiagnosis kondisi lebih awal dan mencegah penyakit berkembang lebih serius.
  • Menjauhi beberapa faktor yang menjadi sumber atau dapat meningkatkan risiko infeksi. Misalnya menjauhi kotoran burung, kotoran kelelawar, debu yang berlebihan, atau bahkan menghindari mengunjungi gua.
  • Menggunakan alat pelindung diri saat beraktivitas yang berhubungan dengan tanah, misalnya saat berkebun atau membersihkan kandang hewan ternak.
  • Menjaga jumlah sel CD4 di atas 200 sel/mm3 sangat penting untuk terhindar dari infeksi jamur maupun infeksi serius lainnya.
  • Menjalani terapi ART juga dapat membantu memperlambat perkembangan HIV dan mengurangi kemungkinan terkena infeksi.

Infeksi jamur merupakan kondisi yang umum pada semua orang. Namun, ini mungkin menjadi kekhawatiran tersendiri ketika terjadi pada orang dengan HIV karena dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius. Kamu bisa menerapkan beberapa cara pencegahan di atas untuk menurunkan risikonya, ya. 

Baca Juga: 1 Desember Hari AIDS Sedunia: Makna Tema dan Sejarahnya

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya