Anovulasi: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Anovulasi adalah tidak adanya ovulasi

Siklus menstruasi melibatkan perubahan halus hormon dalam tubuh perempuan. Kadar hormon harus naik dan turun pada waktu-waktu tertentu untuk mencapai ovulasi, yaitu saat ovarium melepaskan sel telur sebagai persiapan kehamilan.

Pada beberapa siklus menstruasi, sel telur tidak matang, dan seorang perempuan tidak berovulasi. Kondisi ini dikenal sebagai anovulasi. Anovulasi juga didefinisikan sebagai segala sesuatu yang mengganggu proses ovulasi.

Efek dari anovulasi biasanya berupa siklus menstruasi yang tidak teratur atau tidak menstruasi sama sekali. Anovulasi juga berkontribusi atas sekitar 30 persen masalah kesuburan perempuan.

1. Gejala

Anovulasi: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi siklus menstruasi (freepik.com/freepik)

Dilansir Cleveland Clinic, gejala anovulasi dapat meliputi:

  • Menstruasi yang tidak teratur: Siklus menstruasi umumnya adalah 28 hari, bisa lebih pendek atau lebih lama beberapa hari. Jika jangka waktu di antara menstruasi terus berubah hingga sulit diprediksi kapan akan datang, itu dianggap sebagai menstruasi yang tidak teratur.
  • Menstruasi sangat berat atau ringan: Menstruasi dikatakan berat jika kehilangan darah mencapai lebih dari 16 sendok teh (80 mL) selama periode menstruasi. Sementara, jika kehilangan darah kurang dari empat sendok teh (20 mL) selama periode, maka menstruasi dianggap ringan.
  • Kurang menstruasi (amenorea): Hilangnya satu atau lebih menstruasi tanpa hamil bisa menjadi tanda anovulasi.
  • Kurangnya lendir serviks: Menjelang dan selama ovulasi, perempuan biasanya mengeluarkan keputihan cukup banyak yang disebut lendir serviks. Tidak adanya cairan ini bisa jadi tanda anovulasi.
  • Suhu tubuh basal yang tidak teratur: Suhu tubuh basal adalah suhu saat kamu benar-benar beristirahat, yaitu setelah bangun dan sebelum melakukan aktivitas fisik. Ovulasi memicu sedikit peningkatan suhu tubuh basal.

2. Penyebab

Anovulasi: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi PCOS, salah satu penyebab anovulasi (pixabay.com/Saranya7)

Anovulasi melibatkan banyak organ, kelenjar, dan hormon. Dengan demikian, kemungkinan penyebabnya ada bermacam-macam. Berikut beberapa di antaranya menurut WebMD:

  • Sindrom ovarium polikistik atau polycystic ovarian syndrome (PCOS): PCOS menyebabkan perempuan mengalami ovulasi yang tidak teratur atau tidak menstruasi sama sekali.
  • Insufisiensi ovarium prematur atau premature ovarian insufficiency (POI): Ini terjadi saat indung telur berhenti berfungsi sebagaimana mestinya sebelum usia 40 tahun.
  • Disfungsi kelenjar hipotalamus atau hipofisis: Kelenjar ini menghasilkan hormon yang bertanggung jawab untuk ovulasi.
  • Amenorea hipotalamus fungsional: Kondisi ini bisa disebabkan oleh stres, olahraga berlebihan, atau berat badan yang rendah.
  • Menopause: Perempuan dikatakan telah mencapai menopause saat sudah tidak mengalami menstruasi dalam satu tahun.

Baca Juga: 5 Perbedaan PCO dan PCOS, Jangan sampai Keliru!

3. Diagnosis

Anovulasi: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi tes darah (pexels.com/Los Muertos Crew)

Gejala utama anovulasi adalah menstruasi yang tidak teratur. Namun, untuk menentukan penyebab lain dari anovulasi, penyedia layanan kesehatan akan melakukan tes lebih lanjut. Berikut adalah beberapa tes yang dapat membantu mendiagnosis anovulasi:

  • Kadar progesteron darah.
  • Kadar tiroid darah.
  • Kadar prolaktin darah.
  • Pemeriksaan ultrasonografi untuk organ panggul.

4. Anovulasi dan infertilitas

Anovulasi: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi tes kehamilan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Diterangkan laman Verywell Family, perempuan yang mengalami anovulasi tidak bisa hamil karena tidak adanya sel telur untuk dibuahi. Sementara itu, perempuan yang memiliki ovulasi tidak teratur berpeluang lebih kecil untuk hamil karena mereka jarang berovulasi.

Ovulasi yang terlambat juga menurunkan kualitas sel telur yang dihasilkan sehingga menurunkan kemungkinan pembuahan. Selain itu, ovulasi yang tidak teratur biasanya menjadi indikasi adanya masalah dengan kadar hormon. Gangguan hormon dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya, seperti:

  • Tingkat progesteron yang sangat rendah.
  • Kurangnya lendir serviks yang subur.
  • Fase luteal lebih pendek.
  • Penipisan atau penebalan endometrium.

5. Perawatan

Anovulasi: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi suplemen (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Dirangkum dari Flo, ada beberapa cara rumahan untuk mendorong ovulasi menurut laman:

  • Ubah pola makan: Cobalah untuk mengonsumsi lebih banyak makanan sehat dan menghindari makanan yang digoreng atau manis.
  • Jauhi rokok dan alkohol: Ini dapat memengaruhi ovulasi secara negatif.
  • Berolahraga secara teratur: Latihan harian akan membantu mempertahankan berat badan sehat dan menghilangkan stres.
  • Meningkatkan kualitas dan durasi tidur.

Bagi sebagian perempuan, modifikasi gaya hidup mungkin sudah cukup. Namun, sebagian lainnya mungkin memerlukan perawatan medis atau bedah:

  • Obat: Obat kesuburan dapat mengobati anovulasi. Terkadang, ini juga digunakan untuk perempuan yang sedang berovulasi untuk meningkatkan kemungkinan kehamilan.
  • Operasi: Operasi biasanya dilakukan untuk perempuan yang tidak merespons pengobatan lain, seperti pada pasien PCOS. 

Jika kamu mengalami perubahan dalam siklus menstruasi, penting untuk berbicara dengan dokter. Jika ternyata kamu mengalami anovulasi, dokter dapat merekomendasikan berbagai tes untuk mengetahui penyebabnya dan merencanakan pengobatan yang tepat.

Baca Juga: 5 Jenis Teh yang Cocok untuk Redakan Kram Menstruasi, Gak Perlu Obat!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya