Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Minum Asetaminofen saat Hamil Dikaitkan dengan Speech Delay Anak

ilustrasi ibu hamil sedang duduk (unsplash.com/Anastasiia Chepinska)

Acetaminophen atau asetaminofen, atau juga dikenal sebagai parasetamol di beberapa negara, merupakan obat analgesik dan antipiretik yang banyak dipakai untuk meredakan sakit kepala ringan akut, nyeri ringan hingga sedang, serta demam.

Asetaminofen adalah obat pereda nyeri yang dijual bebas yang umumnya dianggap aman selama kehamilan, walaupun sebaiknya tetap dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai dosis yang tepat.

Nah, sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa mengonsumsi asetaminofen saat trimester kedua atau ketiga kehamilan bisa menyebabkan keterlambatan bahasa pada anak. Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Nature pada Desember 2023. 

1. Peneliti menganalisis 532 bayi yang baru lahir

ilustrasi bayi (unsplash.com/Filip Mroz)

Tim peneliti di Universitas Illinois Urbana-Champaign, Amerika Serikat, menganalisis 532 bayi yang baru lahir antara Desember 2013 dan Maret 2020. Data bahasa dikumpulkan pada 26,5–28,5 bulan menggunakan MacArthur-Bates Communicative Development Inventories, sementara untuk bayi usia 36–38 bulan menggunakan Speech and Language Assessment Scale (SLAS).

Ibu hamil yang ikut dalam penelitian tersebut ditanyai tentang frekuensi dan jumlah asetaminofen yang mereka konsumsi. 

2. Penggunaan asetaminofen saat hamil berkaitan kosakata anak yang lebih sedikit

ilustrasi bayi (unsplash.com/Michal Bar Haim)

Analisis menemukan bahwa mengonsumsi lebih banyak asetaminofen saat hamil berhubungan dengan kosakata anak yang sedikit lebih kecil dan panjang ucapan yang lebih pendek. Ini secara khusus terlihat saat asetaminofen dikonsumsi selama trimester kedua atau ketiga. Kosakata yang lebih sedikit terlihat pada usia 26,5–28,5 bulan.

Tim peneliti menemukan bahwa penggunaan asetaminofen yang lebih banyak selama trimester ketiga juga dikaitkan dengan peningkatan kemungkinan panjang ucapan pada anak laki-laki.

Selain itu, lebih banyak penggunaan asetaminofen selama trimester kedua atau ketiga dikaitkan dengan skor yang lebih rendah pada SLAS untuk usia 36–38 bulan. Penggunaan pada trimester ketiga secara khusus terkait dengan skor SLAS yang lebih rendah pada anak laki-laki.

3. Membantu pemahaman akan hubungan konsumsi obat dan kehamilan

ilustrasi ibu hamil (pexels.com/Helena Lopes)

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan obat selama kehamilan mungkin berhubungan dengan hasil perkembangan saraf yang lebih buruk pada anak. Namun, hanya sedikit yang meneliti terkait perkembangan bahasa.

"Studi ini menambah banyak literatur yang menunjukkan bahwa potensi dampak penggunaan asetaminofen selama kehamilan terhadap perkembangan saraf janin harus dievaluasi secara hati-hati," tulis peneliti dalam laporan studi.

Temuan ini sangat relevan, mengingat prevalensi penggunaan asetaminofen selama kehamilan cukup tinggi. Sebanyak 50–65 persen ibu hamil di Amerika Utara dan Eropa melaporkan penggunaan asetaminofen, setidaknya sekali saat hamil.

Sementara itu, perkembangan bahasa awal dapat memprediksi IQ, kemampuan membaca, dan keberhasilan sekolah di kemudian hari, menurut penelitian tersebut.

Penelitian menemukan bahwa penggunaan asetaminofen selama kehamilan bisa berdampak pada perkembangan bahasa anak. Temuan ini bisa membantu pemahaman tentang hubungan penggunaan obat dan kehamilan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Rifki Wuda Sudirman
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us