Emfisema: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Diagnosis, Pengobatan

Salah satu penyakit yang sering menyerang perokok

Emfisema adalah salah satu jenis penyakit paru-paru kronis. Pada penyakit ini, alveoli yang merupakan kantung udara di paru-paru menjadi hancur. Kantung udara melemah dan akhirnya pecah, yang mengurangi luas permukaan paru-paru dan jumlah oksigen yang bisa mencapai aliran darah. Akibatnya, seseorang jadi sulit bernapas terutama saat olahraga. Selain itu, emfisema membuat paru-paru kehilangan elastisitasnya.

Emfisema adalah salah satu dari dua kondisi paling umum dari penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Disebut  "obstruktif" karena seolah ada sesuatu yang menghalangi kelancaran udara yang masuk dan keluar paru-paru.

Selain emfisema, bronkitis kronis merupakan kondisi PPOK utama lainnya. Emfisema dan bronkitis sering terjadi secara bersamaan. Kedua penyakit ini disebabkan oleh kerusakan pada paru-paru dan saluran bronkial.

Untuk mewaspadai emfisema, simak penjelasan mengenai penyebab, gejala, diagnosis, serta cara pengobatannya berikut ini.

1. Penyebab dan faktor risiko

Emfisema: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Diagnosis, Pengobatanilustrasi rokok (unsplash.com/Mathew MacQuarrie)

Penyebab utama emfisema adalah paparan jangka panjang terhadap iritasi di udara, termasuk:

  • Asap tembakau.
  • Asap ganja.
  • Polusi udara.
  • Asap dan debu kimia.

Meskipun lebih jarang, emfisema juga dapat disebabkan oleh defisiensi protein yang melindungi struktur elastis di paru-paru. Ini disebut emfisema defisiensi alfa-1-antitripsin.

Sementara itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko emfisema. Ini termasuk:

  • Merokok. Emfisema paling mungkin berkembang pada perokok, tetapi perokok cerutu dan pipa juga rentan. Risiko untuk semua jenis perokok meningkat dengan jumlah tahun dan jumlah tembakau yang diisap.
  • Usia. Meskipun kerusakan paru-paru akibat emfisema berkembang secara bertahap, kebanyakan orang dengan emfisema terkait tembakau mulai mengalami gejala penyakit antara usia 40 dan 60 tahun.
  • Paparan asap rokok. Orang-orang yang terpapar asap rokok dari orang lain (perokok pasif) juga mengalami peningkatan risiko mengembangkan emfisema.
  • Paparan asap atau debu di tempat kerja. Jika menghirup asap dari bahan kimia tertentu atau debu dari biji-bijian, kapas, kayu, atau produk pertambangan, seseorang lebih mungkin mengembangkan emfisema. Risiko ini bahkan lebih besar jika merokok.
  • Paparan polusi dalam dan luar ruangan. Menghirup polutan dalam ruangan, seperti asap dari bahan bakar pemanas, serta polutan luar ruangan (misalnya knalpot mobil) meningkatkan risiko emfisema.

2. Gejala

Emfisema: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Diagnosis, Pengobatanilustrasi batuk (pexels.com/Edward Jenner)

Pada awalnya, seseorang dengan emfisema mungkin tidak memiliki gejala atau hanya bergejala ringan, mengutip MedlinePlus. Saat penyakit memburuk, gejala biasanya akan lebih parah. Ini bisa mencakup:

  • Sering batuk atau mengi.
  • Batuk yang memproduksi banyak lendir.
  • Sesak napas, khususnya dengan aktivitas fisik.
  • Suara siulan atau derit saat bernapas.
  • Rasa sesak di dada.

Beberapa orang dengan emfisema sering mengalami infeksi pernapasan seperti pilek dan flu. Dalam kasus yang parah, emfisema dapat menyebabkan penurunan berat badan, kelemahan pada otot bagian bawah, dan pembengkakan pada pergelangan kaki dan kaki.

3. Komplikasi yang bisa ditimbulkan

Emfisema: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Diagnosis, Pengobatanilustrasi perawatan pasien di rumah sakit (247nursing.com.au)

Orang-orang dengan emfisema lebih mungkin mengembangkan kondisi berikut ini:

  • Paru-paru kolaps (pneumotoraks). Kondisi ini bisa mengancam nyawa pada orang-orang yang memiliki emfisema parah, karena fungsi paru-parunya sudah sangat terganggu. Komplikasi ini jarang, tetapi bila terjadi akan sangat serius.
  • Masalah jantung. Emfisema dapat meningkatkan tekanan di arteri yang menghubungkan jantung dan paru-paru. Ini dapat menyebabkan kondisi yang disebut cor pulmonale, di mana bagian dari jantung mengembang dan melemah.
  • Lubang besar di paru-paru (bula). Beberapa pasien emfisema mengembangkan mengembangkan ruang kosong di paru-paru yang disebut bula. Mereka bisa sebesar setengah paru-paru. Selain mengurangi jumlah ruang yang tersedia untuk paru-paru untuk berkembang, bula yang berukuran besar dapat meningkatkan risiko pneumotoraks.

Baca Juga: 5 Jenis Makanan yang Bisa Bikin Paru-paru Kamu 'Awet Muda'

4. Diagnosis

Emfisema: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Diagnosis, Pengobatanilustrasi pemeriksaan hasil rontgen dada atau sinar-X (pexels.com/LinkedIn Sales Navigator)

Dalam proses diagnosis, dokter akan memeriksa riwayat kesehatan pasien, bertanya apakah pasien merokok atau tidak, atau apakah pasien berada di sekitar asap atau polutan berbahaya baik di rumah maupun di tempat kerja.

Selain itu, dokter juga akan melakukan beberapa tes untuk mempermudah diagnosis emfisema seperti:

  • Tes pencitraan: Seperti sinar-X dan CT scan untuk melihat paru-paru pasien.
  • Tes darah: Untuk menentukan seberapa baik paru-paru pasien mentransfer oksigen.
  • Pulse oximetry: Untuk mengukur kadar oksigen dalam darah pasien.
  • Tes fungsi paru: Sering melibatkan meniup alat yang disebut spirometer untuk mengukur berapa banyak udara yang bisa dihirup dan dikeluarkan oleh paru-paru pasien, dan seberapa baik paru-paru pasien mengirimkan oksigen ke aliran darahnya.
  • Tes gas darah arteri: Untuk mengukur jumlah darah dan karbon dioksida dalam darah.
  • Elektrokardiogram (EKG): Untuk memeriksa fungsi jantung dan menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit jantung.

5. Pengobatan

Emfisema: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Diagnosis, Pengobatanilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Tidak ada obat untuk emfisema. Perawatan dari dokter bertujuan untuk meringankan gejala dan menghambat perkembangan penyakit. Dokter biasanya memberikan obat-obatan, terapi, atau operasi bila dibutuhkan.

Jika pasien adalah seorang perokok, pengobatan pertama adalah dengan berhenti merokok.

Berbagai obat yang bisa membantu mengobati emfisema, baik dengan dihirup atau diminum, yaitu:

  • Bronkodilator: Membantu saluran udara terbuka, mempermudah bernapas, serta meredakan batuk dan sesak napas.
  • Steroid: Meredakan sesak napas.
  • Antibiotik: Melawan infeksi yang bisa memperburuk kondisi.

Terapi paru atau olahraga ringan seperti jalan kaki bisa memperkuat otot pernapasan dan meredakan gejala emfisema, sehingga pasien akan lebih mudah bernapas dan lebih aktif secara fisik.

Selain itu, yoga, taici, dan latihan pernapasan dalam bisa membantu meredakan gejala. Terapi oksigen juga bisa membantu mempermudah pernapasan. Pasien dengan emfisema yang parah kemungkinan memerlukan oksigen selama 24 jam.

Operasi pengangkatan paru-paru bisa menjadi opsi untuk mengangkat bagian kecil dari paru-paru yang rusak, sementara transplantasi paru-paru bisa menggantikan seluruh paru-paru. Namun, ini merupakan operasi yang sangat jarang, hanya dilakukan untuk pasien dengan emfisema yang parah.

Pasien emfisema sering kurang berat badan. Oleh sebab itu, dokter akan merekomendasikan konsumsi makanan yang kaya akan vitamin A, C, dan E, seperti buah-buahan dan sayuran untuk meningkatkan kesehatannya secara keseluruhan.

Selain itu, dokter juga akan menyarankan pasien untuk mendapatkan vaksinasi terhadap infeksi tertentu, seperti pneumonia, untuk mencegah perburukan penyakit.

Pasien juga sering mengalami kecemasan atau depresi karena tidak bisa seaktif dulu. Bahkan, dalam beberapa kasus pasien kemungkinan akan membutuhkan tangki oksigen.

Untuk mengatasi hal tersebut, dokter biasanya menyarankan agar pasien bergabung dengan kelompok pendukung yang bisa membantunya terkoneksi dengan orang lain yang juga menderita emfisema, sehingga bisa berbagi pengalaman serupa. Ini bisa membantu pasien menyadari bahwa ia tidak sendiri dalam melawan penyakit ini.

6. Pencegahan

Emfisema: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Diagnosis, Pengobatanilustrasi berhenti merokok (pixabay.com/diema)

Karena penyebab utama emfisema adalah rokok, maka cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan tidak merokok, atau bila merokok sesegera mungkin berhenti. Selain itu, terdapat beberapa cara lain untuk mencegah emfisema, seperti:

  • Makan makanan yang sehat.
  • Membangun dan mempertahankan berat badan sedang.
  • Menghindari polusi udara jika memungkinkan.
  • Mengambil langkah untuk mencegah infeksi seperti menerima vaksinasi rutin.

Itulah deretan fakta seputar emfisema, penyakit yang sering menyerang perokok. Jika mengalami gejala-gejalanya, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Makin cepat penyakit kronis ini terdiagnosis dan mendapat perawatan yang tepat, maka akan makin besar juga harapan hidup pasien.

Baca Juga: Bikin Napas Lega, Ini 5 Cara Sederhana untuk Detoksifikasi Paru-paru

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya