"Holiday Heart." Cleveland Clinic. Diakses Desember 2025.
Anubhav Jain et al., “Holiday Heart Syndrome,” StatPearls - NCBI Bookshelf, January 16, 2024, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537185/.
Juan Daniel Alvarado et al., “Holiday Heart Syndrome: A Literature Review,” Cureus 17, no. 2 (February 28, 2025): e79816, https://doi.org/10.7759/cureus.79816.
"What to know about ‘holiday heart syndrome." The Ohio State University. Diakses Desember 2025.
"Mayo Clinic Minute: Recognizing ‘holiday heart’" Mayo Clinic. Diakses Desember 2025.
"Holiday Heart Symptoms: How Alcohol, Stress, and Fatigue Affect Your Heart." Columbia University. Diakses Desember 2025.
"Holiday Heart Syndrome." Verywell Health. Diakses Desember 2025.
"Before you toast, know the risks of ‘holiday heart syndrome’" American Heart Association. Diakses Desember 2025.
Di Balik Euforia Liburan, Waspadai Risiko Holiday Heart Syndrome

- Holiday heart syndrome adalah gangguan irama jantung sementara yang sering muncul setelah konsumsi alkohol berlebihan.
- Kondisi ini bisa terjadi bahkan pada orang tanpa riwayat penyakit jantung.
- Mengenali gejala dan membatasi alkohol menjadi kunci pencegahan.
Menjelang Natal dan akhir tahun, ritme hidup banyak orang berubah. Jadwal menjadi lebih longgar, meja makan lebih penuh dan bervariasi, dan gelas minuman tak jarang terisi ulang tanpa terasa. Bagi sebagian orang, ini adalah momen jeda setelah setahun bekerja keras—waktu untuk berkumpul, merayakan, dan bersulang.
Namun, di balik suasana hangat dan euforia liburan, tubuh tetap bekerja mengikuti aturannya sendiri. Jantung, yang berdetak tanpa henti, bisa bereaksi terhadap perubahan ekstrem dalam pola tidur, stres, dan konsumsi alkohol. Pada sebagian orang, reaksinya bukan cuma rasa lelah, melainkan irama yang tiba-tiba terasa tidak beres. Fenomena inilah yang dikenal sebagai holiday heart syndrome. Istilah medis yang sudah dikenali sejak puluhan tahun lalu ini kerap luput dari perhatian karena gejalanya sering dianggap sepele.
Apa itu holiday heart syndrome?
Holiday heart syndrome (HHS) adalah gangguan irama jantung (aritmia), paling sering fibrilasi atrium, yang muncul setelah konsumsi alkohol berlebihan, terutama pada masa liburan. Kondisi ini dapat terjadi pada orang yang sebelumnya tidak memiliki penyakit jantung struktural apa pun.
Istilah ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1978, ketika dokter mengamati lonjakan kasus aritmia setelah akhir pekan panjang dan hari libur. Meski sering bersifat sementara dan dapat membaik dalam 24–48 jam, tetapi HHS tidak selalu jinak. Pada sebagian kasus, gangguan irama dapat meningkatkan risiko stroke, gagal jantung, atau memerlukan perawatan medis darurat.
2. Penyebab holiday heart syndrome

Alkohol berperan sebagai pemicu utama. Konsumsi alkohol dalam jumlah besar, terutama binge drinking, dapat memengaruhi sistem kelistrikan jantung, meningkatkan aktivitas saraf simpatis, serta mengganggu keseimbangan elektrolit. Kombinasi ini menciptakan kondisi ideal bagi terjadinya aritmia.
Selain alkohol, faktor lain sering ikut memperburuk risiko, seperti kurang tidur, dehidrasi, stres emosional, serta konsumsi kafein berlebihan. Orang dengan hipertensi, sleep apnea, atau riwayat aritmia memiliki risiko lebih tinggi, meskipun HHS juga dapat terjadi pada individu muda dan sehat.
3. Gejala

Gejala HHS sering muncul tiba-tiba dan dapat dirasakan jelas. Keluhan paling umum adalah jantung berdebar, denyut tidak teratur, atau sensasi “bergetar” di dada.
Gejala lainnya dapat berupa sesak napas, pusing, nyeri dada, kelelahan ekstrem, atau rasa tidak nyaman yang sulit dijelaskan.
Pada sebagian orang, gejala muncul beberapa jam setelah minum alkohol, sementara pada yang lain baru terasa keesokan harinya.
4. Diagnosis
Diagnosis HHS ditegakkan melalui evaluasi klinis dan pemeriksaan penunjang. Elektrokardiogram (EKG) menjadi pemeriksaan utama untuk mendeteksi gangguan irama jantung.
Dokter juga akan menanyakan riwayat konsumsi alkohol, pola tidur, serta faktor risiko lain.
Pemeriksaan darah dapat dilakukan untuk menilai elektrolit, fungsi tiroid, dan menyingkirkan penyebab lain dari aritmia.
5. Penanganan

Pada banyak kasus, HHS bersifat sementara dan membaik dengan istirahat, hidrasi yang cukup, serta penghentian konsumsi alkohol. Irama jantung sering kembali normal dalam satu hingga dua hari.
Namun, jika aritmia menetap atau menimbulkan gejala berat, dokter dapat memberikan obat pengontrol denyut jantung, obat antiaritmia, atau tindakan medis lain sesuai kondisi pasien. Pada kasus tertentu, rawat inap diperlukan untuk pemantauan ketat.
6. Pencegahan

Pencegahan HHS berfokus pada moderasi. Membatasi konsumsi alkohol, memastikan asupan cairan cukup, tidur yang memadai, serta tidak memaksakan tubuh saat lelah adalah langkah sederhana namun efektif.
Bagi mereka yang memiliki riwayat aritmia atau penyakit jantung, konsultasi dengan dokter sebelum liburan sangat dianjurkan untuk menyusun strategi aman selama masa tersebut.
7. Kapan harus menemui dokter?
Segera cari bantuan medis jika jantung berdebar disertai nyeri dada, sesak napas berat, pingsan, atau berlangsung lebih dari 24 jam. Gejala-gejala ini tidak boleh dianggap sebagai efek liburan semata.
Holiday heart syndrome merupakan pengingat bahwa tubuh tidak selalu sejalan dengan euforia liburan. Jantung, organ yang bekerja tanpa henti, bisa bereaksi keras terhadap perubahan gaya hidup yang terlalu ekstrem, meski hanya berlangsung singkat.
Merayakan momen spesial adalah hak setiap orang. Namun, memahami batas tubuh dan memberi ruang bagi kesehatan justru akan membuat liburan terasa lebih utuh, tanpa harus diakhiri dengan kunjungan ke ruang gawat darurat.
Referensi







![[QUIZ] Dari Tanda Kehamilan yang Dialami, Ini Perkiraan Jenis Kelamin Bayimu](https://image.idntimes.com/post/20240526/kuis-tebak-jenis-kelamin-janin-881d5fa26261f789885af9ce095844cb.jpg)









