7 Fakta Katarak dan Pengobatannya, Bisa Terjadi pada Balita

Ada dua jenis operasi yang bisa menanganinya

Katarak adalah gangguan penglihatan yang umumnya terjadi pada usia lanjut. Namun, siapa sangka gangguan ini juga bisa terjadi pada balita dan anak-anak? Meski kasusnya masih sangat jarang, tidak ada salahnya kita memperkaya pengetahuan tentang katarak.

Berikut ini fakta katarak yang disarikan dari dr. Astrianda Nadya Suryono, SpM(K) dalam buletin HealthFirst Rumah Sakit Pondok Indah Group. Simak, yuk!

1. Katarak adalah kondisi lensa mata yang keruh

7 Fakta Katarak dan Pengobatannya, Bisa Terjadi pada Balitailustrasi mata (pexels.com/Josh Sorenson)

Lensa adalah bagian spesifik dari organ mata yang berperan pada proses pembiasan cahaya menuju ke lapisan saraf (retina). Saat proses penuaan terjadi, lensa yang tadinya jernih, akan mengeruh dan menebal.

Inilah yang disebut katarak. Biasanya, katarak terjadi jika seseorang telah mencapai usia 40-50 tahun.

2. Faktor risiko katarak

7 Fakta Katarak dan Pengobatannya, Bisa Terjadi pada Balitailustrasi mata silau (pexels.com/Wings Of Freedom)

Ada beberapa faktor risiko terjadinya katarak. Sebut saja paparan sinar ultraviolet, penyakit sistemik seperti diabetes melitus, serta konsumsi obat-obatan tertentu.

Saat katarak terjadi, cahaya yang masuk ke mata tidak dibiaskan secara sempurna. Bayangan yang jatuh di retina jadi tidak terfokus dengan maksimal. Dampaknya, penglihatan akan buram atau seperti melihat asap.

Keluhan lain yang terjadi pada mata katarak adalah silau. Hal ini terutama terjadi pada malam hari, di saat mata terpapar sinar yang cukup kuat.

3. Katarak bisa terjadi pada anak-anak

7 Fakta Katarak dan Pengobatannya, Bisa Terjadi pada Balitailustrasi mata anak (pexels.com/Matheus Bertelli)

Pada umumnya, katarak terjadi pada seseorang yang sudah lanjut usia. Namun, jangan salah! Kasus ini juga bisa menimpa dewasa muda, anak-anak, bahkan bayi.

Ada beberapa penyebab katarak bisa terjadi di usia yang sangat muda. Biasanya, penyebabnya adalah kelainan bawaan, trauma akibat benturan atau benda tajam, dan konsumsi obat tertentu seperti steroid.

Baca Juga: 4 Tanda Kolesterol Tinggi di Mata, Coba Periksakan Ya!

4. Bisa berujung kebutaan jika dibiarkan

7 Fakta Katarak dan Pengobatannya, Bisa Terjadi pada Balitailustrasi kebutaan (pexels.com/Yan Krukov)

Jika kasus katarak dibiarkan begitu saja dan tidak segera ditangani, risiko terburuknya bisa terjadi kebutaan. Di dunia, termasuk di Indonesia, katarak menjadi penyebab utama kebutaan.

Meski begitu, kebutaan yang disebabkan oleh katarak sifatnya reversibel. Artinya, kebutaan tersebut bisa dicegah dan diatasi.

5. Ada dua jenis operasi yang bisa menangani katarak

7 Fakta Katarak dan Pengobatannya, Bisa Terjadi pada Balitailustrasi lensa mata (Pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Saat ini, katarak dapat diatasi hanya dengan operasi. Tujuannya untuk mengangkat lensa yang sudah tua dan menggantinya dengan lensa buatan. Sementara itu, belum ada obat yang bisa mencegah atau mengatasi katarak.

Jenis operasi yang pertama adalah phacoemulsification. Teknik ini menggunakan energi ultrasonik yang dihantarkan melalui probe khusus lewat sayatan kecil. Dengan demikian, katarak bisa dihancurkan dan dibersihkan. Teknik ini dipakai untuk katarak kategori awal.

Namun, jika katarak sudah masuk fase lanjut dan keras, maka jenis operasi kedua yang dipakai. Jenis operasi ini melibatkan sayatan yang lebih besar agar lensa bisa dikeluarkan secara utuh.

6. Seperti umumnya operasi, tetap ada potensi komplikasi pada operasi katarak

7 Fakta Katarak dan Pengobatannya, Bisa Terjadi pada Balitailustrasi mata (pexels.com/Felipe Tavares)

Seperti operasi lainnya, ada kemungkinan komplikasi akibat operasi katarak. Namun, angka kemungkinan terjadinya cukup kecil.

Komplikasi yang dimaksud adalah pendarahan, infeksi pascaoperasi, dan peradangan. Semuanya bisa berujung pada kebutaan. Namun, perlu digarisbawahi jika operasi katarak adalah jenis operasi yang sering dilakukan dan aman.

7. Yang terjadi pascaoperasi

7 Fakta Katarak dan Pengobatannya, Bisa Terjadi pada BalitaIlustrasi tetes mata (Pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Setelah operasi, biasanya pasien harus memberi tetes antibiotik dan antiradang pada mata yang dioperasi. Selain itu, pada kasus tertentu, pasien akan diberikan obat oral seperti obat antinyeri dan antibiotik.

Luka bekas operasi biasanya akan pulih setelah dua hingga empat minggu setelah tindakan. Sembari menunggu pulih, pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin, menghindari posisi di mana kepala ada di bawah, mengejan, dan jangan sampai mata terkena air langsung.

Itu dia fakta tentang katarak. Apakah pernah mengalami kejadian serupa atau keluargamu ada yang merasakannya?

Baca Juga: 8 Fakta Floaters Mata, Bayangan Kecil yang Menghalangi Penglihatan

Febriyanti Revitasari Photo Verified Writer Febriyanti Revitasari

I believe the grass is no more greener on the other side

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya