Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gejala Penyakit Asam Urat dan Faktor Risikonya, Waspadai!

ilustrasi nyeri sendi jempol kaki akibat penyakit asam urat atau gout (vecteezy.com/Suriyawut Suriya)
ilustrasi nyeri sendi jempol kaki akibat penyakit asam urat atau gout (vecteezy.com/Suriyawut Suriya)
Intinya sih...
  • Gout adalah bentuk radang sendi yang sangat menyakitkan, ditandai dengan serangan nyeri tiba-tiba, pembengkakan, kemerahan pada persendian.
  • Gout disebabkan oleh kristal urat yang menumpuk di persendian akibat kadar asam urat tinggi dalam darah.
  • Faktor risiko gout meliputi pola makan, berat badan, kondisi medis tertentu, obat-obatan, riwayat keluarga, serta usia dan jenis kelamin.

Kamu suka minum alkohol sambil makan sajian seafood atau daging berlemak? Hati-hati, kadar asam uratmu bisa meroket dan kamu bisa terkena hiperurisemia. Nah, hiperurisemia inilah yang bisa mengakibatkan beberapa gangguan pada persendian, salah satunya penyakit asam urat atau istilah medisnya adalah gout.

Gout adalah bentuk umum radang sendi (artritis) yang sangat menyakitkan. Kondisi ini ditandai dengan serangan rasa sakit yang tiba-tiba dan parah, pembengkakan, kemerahan dan nyeri pada satu atau lebih persendian, paling sering di jempol kaki.

Pada tahun 2020, sekitar 55,8 juta orang di seluruh dunia hidup dengan gout. Angka ini setara dengan 659,3 kasus per 100.000 penduduk, dan telah meningkat sekitar 22,5 persen dibandingkan tahun 1990. Diperkirakan pada tahun 2050, jumlah penderita gout akan meningkat hingga sekitar 95,8 juta orang. 

Serangan gout bisa terjadi mendadak, bisa sampai membangunkan seseorang dari tidur malam dengan sensasi terbakar di sendi. Sendi yang terkena terasa panas, bengkak, dan nyeri saat ditekan, bahkan bergesekan dengan selimut pun bisa terasa menyakitkan.

Gejala penyakit asam urat bisa datang dan pergi. Apa saja gejalanya yang perlu diwaspadai dan apa saja faktor risiko seseorang bisa terkena penyakit asam urat?

1. Makanan atau minuman penyebab hiperurisemia hingga bisa mengakibatkan penyakit asam urat

Asam urat terbentuk dari penguraian senyawa purin dalam tubuh. Saat mengonsumsi makanan tinggi purin, kamu disarankan untuk memasaknya hingga matang dan minum air putih yang banyak setelahnya dan mengonsumsinya dalam porsi secukupnya saja.

Jengkol, petai, dan melinjo diketahui memiliki kadar purin yang tinggi. Makanan dan minuman lain yang juga mengandung purin yang tinggi termasuk:

  • Jeroan.
  • Seafood seperti ikan teri, ikan sarden, ikan haring, remis, ikan cod, simping, ikan trout dan ikan haddock.
  • Kacang-kacangan.
  • Minuman beralkohol.

Kalau kamu punya masalah asam urat namun tetap ingin makan enak, kadar purin yang lebih rendah dapat ditemukan pada makanan seperti:

  • Daging, seperti daging sapi, ayam, bebek, dan babi.
  • Seafood, seperti kepiting, lobster, tiram, dan udang.

2. Penyebab dan faktor risiko penyakit asam urat

ilustrasi artritis gout (commons.wikimedia.org/Scientific Animations)
ilustrasi artritis gout (commons.wikimedia.org/Scientific Animations)

Gout terjadi ketika kristal urat menumpuk di persendian, menyebabkan peradangan dan rasa sakit yang hebat. Kristal urat dapat terbentuk ketika kamu memiliki kadar asam urat yang tinggi dalam darah. Tubuh menghasilkan asam urat saat memecah purin.

Biasanya, asam urat larut dalam darah dan melewati ginjal ke dalam urine. Namun, kadang tubuh menghasilkan terlalu banyak asam urat atau ginjal mengeluarkan terlalu sedikit asam urat. Ketika ini terjadi, asam urat dapat menumpuk, membentuk kristal urat yang tajam seperti jarum di jaringan sendi atau sekitarnya, yang menyebabkan nyeri, peradangan, dan pembengkakan.

Kamu lebih mungkin mengembangkan gout apabila memiliki kadar asam urat yang tinggi dalam tubuh. Beberapa faktor yang meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh meliputi:

  • Pola makan: Mengonsumsi banyak daging merah dan kerang serta minum minuman yang dimaniskan dengan gula buah (fruktosa) meningkatkan kadar asam urat, yang meningkatkan risiko gout. Konsumsi alkohol, terutama bir, juga meningkatkan risiko.
  • Berat badan: Kalau kamu kelebihan berat badan, tubuh memproduksi lebih banyak asam urat dan ginjal lebih sulit menghilangkannya.
  • Kondisi medis: Penyakit dan kondisi tertentu meningkatkan risiko gout. Ini termasuk tekanan darah tinggi yang tidak diobati dan kondisi kronis seperti diabetes, obesitas, sindrom metabolik, dan penyakit jantung dan ginjal.
  • Obat-obatan tertentu: Aspirin dosis rendah dan beberapa obat yang digunakan untuk mengontrol hipertensi (termasuk diuretik thiazide, ACE inhibitor, dan beta blocker) juga dapat meningkatkan kadar asam urat. Begitu juga penggunaan obat anti penolakan yang diresepkan untuk orang yang telah menjalani transplantasi organ.
  • Riwayat gout dalam keluarga: Jika ada anggota keluarga yang memiliki gout, kamu lebih berisiko mengembangkan penyakit ini.
  • Usia dan jenis kelamin: Gout lebih sering terjadi pada laki-laki, terutama karena perempuan cenderung memiliki kadar asam urat yang lebih rendah. Namun, setelah menopause, kadar asam urat perempuan mendekati laki-laki. Laki-laki juga lebih mungkin terkena gout lebih awal, biasanya antara usia 30 dan 50, tahun sedangkan perempuan umumnya mengalami tanda dan gejala setelah menopause.
  • Operasi atau trauma baru-baru ini: Mengalami operasi atau trauma baru-baru ini terkadang dapat memicu serangan gout. Pada beberapa orang, vaksinasi dapat memicu serangan gout.

3. Gejala penyakit asam urat

Area tubuh yang bisa terdampak oleh gout dapat meliputi:

  • Persendian.
  • Bursa, yaitu komponen tubuh yang berfungsi mengurangi gesekan antara tulang dan tendon ketika kita bergerak.
  • Selubung tendon, selaput yang mengelilingi tendon.
  • Ginjal, karena kadar asam urat yang tinggi bisa menyebabkan batu ginjal dan kadang kerusakan ginjal.

Gejala gout yang paling umum adalah nyeri pada sendi yang terkena. Banyak orang mengalami gout pertama kali di salah satu jempol kaki, tetapi bisa juga memengaruhi persendian lain di tubuh, seperti pergelangan kaki, lutut, serta siku.

Serangan gout cenderung terjadi secara tiba-tiba, sering kali dialami pada malam hari. Sebuah penelitian tahun 2014 menemukan bahwa risiko kambuhnya asam urat 2,36 kali lebih tinggi pada malam hari dibandingkan pada siang hari. Menurut para peneliti, ini kemungkinan dipengaruhi oleh suhu tubuh yang lebih rendah, dehidrasi pada malam hari, dan penurunan kadar kortisol. 

Studi lain menyoroti bahwa pernapasan yang lebih lambat saat tidur meningkatkan keasaman darah, yang dapat mendorong kristalisasi asam urat.

Serangan gout biasanya berlangsung selama satu atau dua minggu. Kamu mungkin mengalami beberapa serangan yang berlangsung lebih lama dari yang lain, dan beberapa serangan mungkin menyebabkan gejala yang lebih parah. Di antara serangan, kamu mungkin tidak mengalami gejala gout apa pun.

Gejala gout dibagi menjadi dua, yaitu akut dan kronis, yang akan dibahas lebih lanjut di bawah ini.

4. Gout akut

ilustrasi serangan gout di kaki kiri (commons.wikimedia.org/Parkov~enwiki)
ilustrasi serangan gout di kaki kiri (commons.wikimedia.org/Parkov~enwiki)

Gout dikategorikan akut apabila gejala muncul tiba-tiba. Orang yang mengalami gout akut umumnya akan merasakan ini:

  • Hanya 1–3 sendi yang biasanya terdampak.
  • Gejala hanya muncul selama serangan.
  • Serangan bisa berlangsung selama dua hari hingga satu minggu.
  • Saat serangan mereda, begitu juga gejalanya.

5. Gout kronis

Orang dengan gout kronis dapat mengalami ini:

  • Mengalami dua atau lebih serangan per tahun.
  • Bisa memengaruhi lebih dari satu sendi.
  • Mungkin hanya ada jeda singkat di antara serangan atau kekambuhan.
  • Kekakuan, kelainan bentuk, dan kerusakan sendi permanen mungkin terjadi.

6. Gout dengan tofi

ilustrasi tophi di lutut pada pasien gout (commons.wikimedia.org/NickGorton)
ilustrasi tophi di lutut pada pasien gout (commons.wikimedia.org/NickGorton)

Orang dengan gout kronis dapat mengembangkan gout dengan tofi atau tophi (tophaceous gout), yang bisa memengaruhi sendi atau jaringan lunak di tubuh, berpotensi menyebabkan berkurangnya rentang gerak atau bahkan kecacatan.

Ada empat tahap gout, dan gout dengan tofi adalah yang paling parah. Ini umumnya hanya berkembang pada orang dengan gout kronis yang tidak diobati, meskipun dapat memengaruhi orang yang telah menjalani transplantasi jantung.

Gout dengan tofi terjadi ketika kristal asam urat membentuk massa pertumbuhan putih yang berkembang di sekitar sendi dan jaringan yang terkena asam urat.

Massa ini (tofi), sering terlihat di bawah kulit dan cenderung terlihat seperti nodul bengkak.

Dokter mendiagnosis gout dengan tofi dengan mengambil sampel kecil dari tophi yang dicurigai dan memeriksanya untuk kristal asam urat. Menurut penelitian, sekitar 12–35 persen orang dengan gout mengembangkan tofi.

7. Batu ginjal

Orang dengan gout bisa berisiko lebih tinggi terkena batu ginjal asam urat karena mereka memiliki tingkat asam urat yang lebih tinggi yang dikeluarkan oleh ginjal, dan mereka memiliki urine yang lebih asam, yang membuat asam urat lebih mungkin membentuk batu.

Ketika pengobatan gout tidak cukup mengurangi kadar asam urat (atau jika memiliki jenis gout yang lebih serius), beberapa komplikasi dapat berkembang, termasuk batu ginjal asam urat.

Faktor gaya hidup lainnya juga dapat berkontribusi pada risiko pembentukan batu ginjal, termasuk asupan minuman manis yang lebih tinggi dan kelebihan berat badan.

Hanya ada penelitian terbatas tentang prevalensi gout dan batu ginjal.

Sebuah studi menemukan bahwa sekitar 16,6 persen pasien gout memiliki riwayat batu ginjal, dibandingkan dengan 9 persen pada individu tanpa gout. Sebaliknya, prevalensi gout di antara pasien batu ginjal adalah sekitar 8,4 persen.

Sebuah studi observasi di Brasil tahun 2020 menemukan bahwa 35 persen pasien gout memiliki batu ginjal.

Sekitar 50 persen dari pasien gout yang memiliki batu ginjal mengalami batu yang terbentuk dari asam urat murni, dibandingkan dengan 20 persen pada individu tanpa gout.

Sebuah penelitian di Swedia tahun 2017 menemukan bahwa risiko nefrolitiasis (batu ginjal) 60 persen lebih tinggi pada orang dengan gout dibandingkan dengan mereka yang tidak. Para peneliti juga menemukan bahwa laki-laki, obesitas, dan memiliki diabetes meningkatkan risiko batu ginjal pada pasien gout.

8. Komplikasi yang bisa timbul akibat gout

ilustrasi pria depresi (pexels.com/Akshar Dave)
ilustrasi pria depresi (pexels.com/Akshar Dave)

Orang dengan gout dapat mengalami kondisi yang lebih parah, seperti:

  • Gout berulang. Beberapa orang mungkin tidak pernah mengalami tanda dan gejala gout lagi, sementara yang lain mungkin mengalami serangan gout beberapa kali setiap tahun. Obat-obatan dapat membantu mencegah serangan gout pada pasien gout berulang. Jika tidak diobati, gout dapat menyebabkan erosi dan kerusakan sendi.
  • Gout tahap lanjut. Gout yang tidak diobati dapat menyebabkan tofi. Tofi dapat berkembang di beberapa area, seperti jari, tangan, kaki, siku, atau tendon Achilles di sepanjang bagian belakang pergelangan kaki. Tofi biasanya tidak terasa nyeri, tetapi dapat menjadi bengkak dan nyeri selama serangan gout.
  • Batu ginjal. Kristal urat dapat terkumpul di saluran kemih, yang menyebabkan batu ginjal. Obat-obatan dapat membantu mengurangi risiko batu ginjal.

Makanan dan minuman tinggi purin memang umumnya nikmat. Namun, kalau kamu punya kadar asam urat tinggi, batasi atau hindarilah. Ingat, nyeri dari serangan gout bisa sangat menyiksa!

Kabar baiknya, gout sering kali berhasil diobati dan dikelola. Dokter mungkin meresepkan obat yang membantu menurunkan kadar asam urat dan mengurangi gejala. Ahli gizi juga bisa merencanakan pola makan untuk membantu mencegah kekambuhan. Pola makan seimbang dan kebiasaan gaya hidup sehat bisa sangat membantu mengelola kondisi ini.

Referensi

"Gout." Arthritis Foundation. Diakses Juni 2025.
"Gout." Mayo Clinic. Diakses Juni 2025.
"Gout." National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases. Diakses Juni 2025.
J. Wise, “Gout Flare-ups Are Twice as Likely at Night, Study Finds,” BMJ 349, no. dec10 23 (December 10, 2014): g7609, https://doi.org/10.1136/bmj.g7609.
"Why Is Gout Worse at Night." Knee Pain Centers. Diakses Juni 2025.
"Gout." Cleveland Clinic. Diakses Juni 2025.
"What to know about gout." Medical News Today. Diakses Juni 2025.
Marita Cross et al., “Global, Regional, and National Burden of Gout, 1990–2020, and Projections to 2050: A Systematic Analysis of the Global Burden of Disease Study 2021,” The Lancet Rheumatology 6, no. 8 (July 9, 2024): e507–17, https://doi.org/10.1016/s2665-9913(24)00117-6.
Kimia Motlagh Asghari et al., “Gout: Global Epidemiology, Risk Factors, Comorbidities and Complications: A Narrative Review,” BMC Musculoskeletal Disorders 25, no. 1 (December 19, 2024), https://doi.org/10.1186/s12891-024-08180-9.
"Gout and Kidney Stones: Are Your Kidney Stones Caused by Gout?" CreakyJoints. Diakses Juni 2025.
Shengkai Jin et al., “Association Between Gout and Kidney Stone: Results From Mendelian Randomization and the NHANES Study,” Frontiers in Genetics 15 (October 24, 2024), https://doi.org/10.3389/fgene.2024.1417663.
Leonardo Santos Hoff, Claudia Goldenstein-Schainberg, and Ricardo Fuller, “Nephrolithiasis in Gout: Prevalence and Characteristics of Brazilian Patients,” Advances in Rheumatology 60, no. 1 (December 31, 2019), https://doi.org/10.1186/s42358-019-0106-4.
Pietro Manuel Ferraro and Gary C. Curhan, “Serum Uric Acid and Risk of Kidney Stones,” American Journal of Kidney Diseases 70, no. 2 (July 21, 2017): 158–59, https://doi.org/10.1053/j.ajkd.2017.05.004.
A. J. Landgren et al., “Incidence of and Risk Factors for Nephrolithiasis in Patients With Gout and the General Population, a Cohort Study,” Arthritis Research & Therapy 19, no. 1 (July 24, 2017), https://doi.org/10.1186/s13075-017-1376-z.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Alfonsus Adi Putra
3+
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us