Gejala Gangguan Kepribadian Narsistik dan 6 Cara Menghadapinya

Terkadang kita menyebut seseorang "narsis" hanya karena orang tersebut sangat memperhatikan penampilan dirinya atau hobi swafoto dan mengunggahnya ke media sosial. Namun, narsistik sebagai gangguan kepribadian lebih kompleks dari itu.
Melansir Medical News Today, gangguan kepribadian narsistik termasuk tipe gangguan kejiwaan kepribadian cluster B (cluster B personality disorders). Cirinya adalah suka mendramatisir keadaan, berperilaku tidak konsisten, dan sangat emosional. Selain narsistik, tipe ini juga meliputi gangguan kepribadian antisosial, gangguan kepribadian ambang, dan gangguan kepribadian histrionik.
Sebuah artikel dalam American Psychiatric Association Publishing menyebutkan, berdasarkan panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM–5), seseorang dikatakan memiliki gangguan kepribadian narsistik bila menunjukkan minimal 5 dari 9 perilaku di bawah ini:
- Merasa dirinya paling penting, misalnya melebih-lebihkan kemampuan dan berharap dianggap paling hebat meskipun tidak memiliki fakta pendukung
- Memiliki fantasi akan cinta yang sempurna, kekuasaan, atau kecantikan
- Merasa dirinya spesial dan unik, sehingga hanya orang-orang yang populer saja yang bisa memahami maksud dan tujuannya
- Sangat ingin dipuji-puji
- Memiliki harapan atau ekspektasi yang tidak realistis
- Memanfaatkan orang lain untuk kepentingan pribadi
- Tidak memiliki rasa empati, tidak peduli terhadap perasaan orang lain
- Sering merasa iri atau beranggapan orang lain iri terhadap dirinya
- Sombong
Bagaimana, apakah kamu memiliki setidaknya lima tanda di atas atau mungkin seseorang yang kamu kenal?
Selanjutnya akan dijelaskan lebih lanjut tentang gangguan kepribadian narsistik dan bagaimana cara menghadapi orang-orang yang terdiagnosis gangguan kepribadian tersebut. Penting, nih!
1. Mengenal sifat kepribadian lebih lanjut termasuk hal yang dapat memicu amarah

Setelah mengetahui ciri-ciri perilaku seseorang yang memiliki gangguan kepribadian narsistik, kita perlu mempelajari sifat asli dan hal-hal yang dapat memicu amarah orang tersebut.
Melansir artikel dalam Harvard Business Review, dengan memahami kepribadian orang-orang dengan gangguan kepribadian narsistik, kita jadi bisa berhati-hati agar terus dapat bekerja sama dengan orang tersebut di kehidupan sosial atau tempat kerja.
Melalui sebuah artikel yang ditulis oleh Christine Hammond, MS, LMHC, di laman Psych Central, ia menganjurkan untuk mempelajari karakteristik orang-orang dengan gangguan kepribadian narsistik agar dapat mengatur strategi khususnya dalam berargumentasi.
Kita perlu mengamati kepribadian asli orang tersebut, misalnya apa saja yang selalu dibangga-banggakan, trik apa yang dia gunakan untuk memanfaatkan orang lain, dan topik apa yang membuatnya jengkel.
2. Membawa teman saat diajak untuk berdiskusi secara privat

Seseorang yang memiliki gangguan kepribadian narsistik memiliki kecenderungan untuk berbohong untuk kepentingan diri sendiri atau memutarbalikkan fakta supaya dirinya terlihat baik.
Untuk menghindarinya, bila orang yang terdiagnosis atau kamu curigai memiliki gangguan kepribadian narsistik mengajak untuk bertemu secara privat untuk membahas suatu hal, bila memungkinkan bawalah seorang teman untuk jadi saksi.
Melansir Psychology Today, dengan membawa saksi, seseorang yang memiliki gangguan kepribadian narsistik menjadi ragu untuk melakukan sesuatu yang kurang baik. Selain itu, jika suatu hari orang tersebut mengucapkan atau menyebarkan kebohongan, temanmu yang ikut tadi bisa menjadi saksi.
3. Wajib mendokumentasi semua hal yang dibahas atau dibicarakan

Karakteristik khas dari gangguan kepribadian narsistik adalah sangat egois, ingin dirinya unggul dan terkenal, tetapi dengan cara yang kurang terpuji. Misalnya dengan memanipulasi dan memanfaatkan orang tanpa memikirkan perasaan orang lain.
Dengan melakukan dokumentasi, misalnya dengan merekam pembicaraan atau menyimpan percakapan saat bertukar pesan teks, email, dan sebagainya, kita jadi memiliki bukti bila dibutuhkan.
4. Jauhi pertengkaran

Sebisa mungkin jangan sampai terpancing emosi yang kemudian mengakibatkan cekcok. Mengutip dari Psychology Today, orang dengan gangguan kepribadian narsistik cenderung mencari kelemahan dari orang yang menurut mereka akan memengaruhi ketenaran atau posisinya. Percekcokan yang terjadi secara tidak langsung justru membuat mereka merasa puas dan ini yang ingin kita hindari.
Mengutip Healthline, apabila mereka melihat kita merasa terganggu atau kesal, ini justru semakin memicu mereka untuk terus melakukan banyak hal yang membuat kita jadi marah.
5. Memberi batasan akan perilaku mana yang sama sekali tidak dapat ditoleransi

Tidak jauh berbeda dari cara menghadapi orang dengan gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder), ada saatnya kamu harus bersikap tegas terhadap seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik.
Mengutip dari Psych Central, orang dengan gangguan kepribadian narsistik dapat melakukan perundungan (bullying) untuk mengontrol dan menunjukkan amarah yang besar sebagai cara untuk menyembunyikan kekurangannya.
Oleh sebab itu, memberikan batasan atas perilaku mana yang tidak dapat diterima sangat penting. Misalnya, ada teman kuliah yang suka mengejek kamu karena nama orang tua kamu terdengar lucu oleh dirinya. Teman kamu tersebut sedang berusaha untuk menjadi ketua organisasi di fakultas kalian, dan kamu adalah salah satu kandidat yang akan bersaing dengan dirinya. Kamu bisa memberitahu orang tersebut seperti ini:
"Aku tidak suka kalau kamu menghina orang tua saya. Aku ingin kamu berhenti mengejek orang tua saya. Apabila kamu terus melakukannya, saya akan melaporkan kamu ke dekan dan rektor."
Setelah memberitahu perilaku mana yang keterlaluan, kamu perlu konsisten dengan ucapanmu. Kembali ke contoh, kamu harus melaporkan perbuatan temanmu itu agar dia mendapat teguran.
Melansir Healthline, orang dengan gangguan kepribadian narsistik mulai memperhatikan perasaan orang lain saat dirinya merasa terancam.
6. Menjaga kesehatan mental kita sendiri

Meski berurusan dengan orang-orang dengan gangguan kepribadian narsistik bisa begitu menyulitkan, tetapi kita tak boleh lupa untuk menjaga kesehatan mental diri kita sendiri. Beberapa cara yang dapat kita lakukan adalah meluangkan waktu untuk diri kita dengan melakukan aktivitas yang kita sukai. Kita juga dapat berkumpul bersama teman yang sayang dan peduli terhadap kita.
Organisasi Mental Health Foundation of New Zealand menganjurkan anggota keluarga atau teman dari seseorang yang punya gangguan kepribadian narsistik untuk meluangkan waktu untuk diri sendiri tanpa merasa bersalah, karena bagaimanapun juga kesehatan diri lebih penting.
Lebih lanjut, jika diperlukan, jangan ragu untuk mencari bantuan dari ahli kejiwaan untuk memberikan dukungan dan masukan akan bagaimana menghadapi teman, anggota keluarga, atau pasangan yang memiliki gangguan kepribadian narsistik.
Itulah informasi mengenai gejala perilaku gangguan kepribadian narsistik dan bagaimana cara menghadapi orang-orang dengan gangguan tersebut. Perlu diingat, masing-masing dari kita memiliki kepribadian yang unik dengan kelebihan dan kekurangan. Perilaku yang ditunjukkan oleh orang dengan gangguan kepribadian narsistik bisa sangat ekstrem dan memengaruhi kehidupan orang tersebut dan orang-orang di sekitarnya.
Seseorang akan terdiagnosis gangguan kepribadian narsistik setelah mendapat evaluasi dari psikiater dan psikolog. Apabila kalian mencurigai bahwa teman, anggota keluarga, atau pasangan memiliki gangguan tersebut, ajak mereka untuk menemui ahli kejiwaan. Dengan dibantu profesional, orang tersebut, atau dirimu, bisa mendapatkan evaluasi dan memperoleh terapi yang dibutuhkan.