Hepatosplenomegali: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Hepatosplenomegali adalah suatu kondisi yang memengaruhi hati dan limpa, mengakibatkan hati dan limpa membengkak secara tidak normal.
Nama kondisi ini berasal dari dua kata, yaitu "hepatomegali" (istilah untuk pembengkakan atau pembesaran hati) dan "splenomegali" (istilah untuk pembengkakan atau pembesaran limpa).
Limpa adalah organ dalam yang membantu tubuh melawan infeksi, sedangkan hati memiliki beberapa fungsi, yaitu memetabolisme obat-obatan, detoksifikasi bahan kimia, dan mengeluarkan empedu.
Tidak semua kasus hepatosplenomegali parah. Beberapa kasus bisa sembuh dengan intervensi minimal. Namun, hepatosplenomegali bisa mengindikasikan masalah serius, seperti kanker atau gangguan penyimpanan lisosom.
1. Penyebab dan faktor risiko
Dilansir Medical News Today, beberapa kondisi bisa mengakibatkan hepatosplenomegali, meliputi:
- Penyakit hati kronis dengan hipertensi portal.
- Kanker, seperti limfoma dan leukemia.
- Infeksi, seperti hepatitis C, sifilis, atau sepsis dari infeksi bakteri yang signifikan.
- HIV.
- Anemia pernisiosa.
- Anemia sel sabit.
- Talasemia.
- Tirotoksikosis.
- Akromegali.
- Amiloidosis.
- Sarkoidosis.
- Trauma, seperti kecelakaan yang berdampak pada limpa dan hati.
- Lupus eritematosus sistemik.
Pembesaran hati juga bisa mengakibatkan pembesaran limpa karena kedua organ ini lokasinya berdekatan satu sama lain. Saat hati bertambah besar, itu memberi tekanan ekstra pada limpa. Tekanan ini memengaruhi aliran darah ke limpa, yang bisa mengakibatkan limpa membengkak dan membesar.
Selain itu, limpa juga bertanggung jawab untuk menyaring bakteri dan virus. Saat ini mengakibatkan masalah dengan hati, maka mereka juga bisa memengaruhi limpa.
Dokter kemungkinan bisa menegakkan diagnosis hepatosplenomegali dengan lebih mudah jika pasien mempunyai beberapa faktor risiko berikut ini:
- Diabetes.
- Kelebihan berat badan.
- Kolesterol tinggi.
- Penggunaan atau kecanduan alkohol.
- Memiliki riwayat berbagi jarum.
Apabila memiliki faktor-faktor risiko tersebut, bicaralah dengan dokter untuk meningkatkan kesehatan hati dan mengurangi risiko mengembangkan hepatosplenomegali.
Hepatosplenomegali juga bisa terjadi pada anak-anak. Beberapa kemungkinan penyebabnya meliputi:
- Talasemia.
- Sepsis atau infeksi bakteri parah.
- Malaria.
- Penyakit penyimpanan lisosom, yang merupakan disfungsi enzim hati, seperti ketidakmampuan untuk memproses glukoserebrosida.
2. Gejala
Hepatosplenomegali terjadi saat hati dan limpa berukuran jauh lebih besar dari biasanya. Biasanya, kita tidak bisa merasakan batas hati atau limpa di perutnya. Namun, pada orang dengan hepatosplenomegali, mereka biasanya merasakan keberadaan organ-organ tersebut.
Limpa orang dewasa rata-rata mempunyai berat sekitar 100 hingga 250 gram. Dari atas ke bawah, limpa berukuran sekitar 11 sentimeter (cm). Namun, saat seseorang mengalami pembesaran limpa, maka beratnya bisa lebih dari 400 gram dengan panjang lebih dari 13 cm. Jika seseorang memiliki splenomegali yang sangat parah, maka limpanya bisa mempunyai berat antara 500 dan 1.000 gram.
Pada pria, hati yang sehat mempunyai berat sekitar 1,4 hingga 1,5 kg, sedangkan pada perempuan yaitu 1,2 hingga 1,4 kg. Hati biasanya memiliki panjang 16 cm atau kurang dari ini, tetapi hati yang membesar kemungkinan secara signifikan berukuran lebih besar dari ini.
Saat hati dan limpa membesar, maka mereka bisa tidak berfungsi dengan baik seperti biasanya. Ini bisa mengakibatkan gejala-gejala yang kemungkinan termasuk:
- Demam.
- Gatal.
- Penyakit kuning atau menguningnya mata dan kulit.
- Mual.
- Muntah.
- Urine berwarna cokelat.
- Tinja berwarna seperti tanah liat.
- Perut yang membesar atau bengkak.
- Rasa sakit, terutama di bagian kanan atas perut.
- Kelelahan yang tidak bisa dijelaskan.
Gejalanya bisa berkisar dari ringan hingga berat, tergantung penyebab yang mendasarinya.
3. Komplikasi yang dapat terjadi
Dilansir Healthline, hepatosplenomegali yang tidak segera diobati bisa menyebabkan komplikasi. Komplikasi hepatosplenomegali yang paling umum yaitu meliputi:
- Pendarahan.
- Darah dalam tinja.
- Darah dalam muntah.
- Gagal hati.
- Ensefalopati.
4. Diagnosis
Dokter memulai proses diagnosis hepatosplenomegali dengan mengevaluasi riwayat kesehatan pasien dan gejala yang dimiliki pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, dan memberikan perhatian khusus pada bagian perut pasien untuk memeriksa tanda-tanda pembesaran organ.
Dokter kemungkinan merasakan area perut untuk memeriksa area pembengkakan dan untuk melihat apakah ia bisa merasakan keberadaan hati dan limpa dengan mudah. Selain itu, dokter kemungkinan juga akan memesan banyak tes diagnostik untuk menentukan penyebab hepatosplenomegali. Tes ini meliputi:
- Tes darah: Tes darah untuk hepatosplenomegali termasuk tes fungsi hati, hitung darah lengkap, dan tes untuk faktor pembekuan.
- Pemindaian pencitraan: Pemindaian computed tomography (CT) atau ultrasound bisa membantu dokter menentukan apakah tumor atau abses yang mengakibatkan pembengkakan. Tes pencitraan juga bisa menunjukkan ukuran hati dan limpa.
- Biopsi: Dokter mengangkat sepotong kecil jaringan hati untuk menentukan apakah ada sel-sel kanker.
5. Pengobatan
Perawatan untuk hepatosplenomegali bisa bervariasi antar individu, tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Mengobati penyebab yang mendasari biasanya akan membantu mengurangi ukuran organ.
Berikut pilihan pengobatan untuk hepatosplenomegali:
- Pengobatan kanker: Jika hepatosplenomegali disebabkan oleh kanker, maka pasien kemungkinan perlu menjalani operasi untuk menghilangkan pertumbuhan abnormal. Ini bisa diikuti dengan kemoterapi atau terapi radiasi. Terapi ini bertujuan untuk untuk membunuh sel kanker yang tersisa untuk menghindari kekambuhan.
- Perubahan gaya hidup sehat: Pasien yang merokok atau mempunyai masalah dengan penyalahgunaan obat atau alkohol, disarankan untuk berhenti secepatnya. Selain itu, mereka kemungkinan juga disarankan untuk makan makanan yang sehat dan menjadi lebih aktif, serta rutin berolahraga.
- Istirahat, hidrasi, dan obat-obatan: Beberapa infeksi ringan yang mengakibatkan HPM bisa diobati dengan obat-obatan yang tepat dan istirahat sambil memastikan bahwa tidak mengalami dehidrasi. Namun jika mempunyai kondisi yang menular, perawatan akan menjadi dua kali lipat, yaitu obat untuk meredakan gejala dan obat khusus untuk menghilangkan mikroorganisme menular.
- Transplantasi hati: Dalam kebanyakan kasus yang parah dan mengancam nyawa, pasien kemungkinan membutuhkan transplantasi hati. Prosedur ini melibatkan pengangkatan hati yang sakit dan menggantinya dengan hati yang sehat dari pendonor.
Dalam kasus yang jarang, dokter bisa merekomendasikan operasi pengangkatan limpa dan sebagian hati.
Karena berbagai penyebab, hepatosplenomegali tidak mempunyai satu hasil yang spesifik. Situasi pasien tergantung beberapa faktor, termasuk penyebab, tingkat keparahan penyakit, dan perawatan yang diterima. Makin dini hepatosplenomegali didiagnosis dan mendapat perawatan, maka makin baik pula hasilnya. Dalam kebanyakan kasus, hepatosplenomegali bisa sembuh setelah penyebab yang mendasarinya mendapatkan pengobatan yang memadai.