Intubasi: Jenis, Tujuan, Prosedur, Risiko

Intubasi adalah prosedur medis yang dapat membantu menyelamatkan nyawa ketika kamu tidak dapat bernapas.
Dokter akan menggunakan laringoskop untuk memandu tabung endotrakeal ke dalam mulut atau hidung, kotak suara, lalu trakea. Tabung endotrakeal membuat jalan napas tetap terbuka sehingga udara bisa sampai ke paru-paru.
Setelah dipasang, tabung terhubung ke ventilator, mesin yang mendorong udara masuk dan keluar dari paru-paru. Apabila tidak ada akses ke ventilator, tim medis akan menghubungkan tabung ke kantung reservoir yang bisa diremas untuk memberikan efek yang sama.
Ada beberapa alasan kenapa intubasi diperlukan, tetapi ini terutama untuk mendukung pernapasan selama keadaan darurat atau operasi.
1. Kapan intubasi diperlukan?
Intubasi diperlukan ketika jalan napas tersumbat atau rusak, atau kamu tidak dapat bernapas secara spontan.
Beberapa kondisi umum yang dapat menyebabkan kamu perlu diintubasi antara lain:
- Mengalami obstruksi jalan napas (sesuatu tersangkut di jalan napas, menghalangi aliran udara).
- Henti jantung (kehilangan fungsi jantung secara tiba-tiba).
- Cedera atau trauma pada leher, perut, atau dada yang memengaruhi jalan napas.
- Kehilangan kesadaran atau tingkat kesadaran yang rendah, yang dapat membuat kamu kehilangan kendali atas jalan napas.
- Perlu operasi yang akan membuat kamu tidak bisa bernapas sendiri.
- Kegagalan pernapasan atau apnea (henti napas sementara).
- Risiko aspirasi (menghirup benda atau zat seperti makanan, muntahan atau darah).
Terkadang, seseorang tidak bisa diintubasi secara aman, sehingga tidak disarankan. Contoh kasusnya:
- Mengalami cedera pada leher dan tulang belakang.
- Mengalami penyumbatan faring.
- Memiliki cedera wajah atau kepala tertentu (misalnya hidung patah).
2. Jenis

Ada beberapa jenis intubasi. Dokter mengklasifikasikannya berdasarkan lokasi tabung dan apa yang ingin dicapai.
Beberapa jenis intubasi yang umum meliputi:
- Intubasi nasogastrik: Ini melibatkan melewatkan tabung melalui hidung dan masuk ke perut untuk mengeluarkan udara, memberi makan, atau memberikan obat kepada pasien.
- Intubasi endotrakeal: Dokter memasukkan tabung melalui hidung atau mulut ke dalam trakea untuk membantu kamu bernapas saat dibius atau karena sulit bernapas.
- Intubasi serat optik: Dokter memasukkan tabung ke tenggorokan untuk memeriksa tenggorokan atau membantu intubasi endotrakeal ketika kamu tidak dapat mengulurkan atau melenturkan kepala.
3. Prosedur
Proses intubasi bervariasi berdasarkan apakah tabung perlu dimasukkan ke dalam mulut atau hidung. Penyesuaian juga dilakukan ketika yang perlu diintubasi adalah pasien anak-anak.
Intubasi endotrakeal
Sebelum intubasi, kamu akan dibius jika masih dalam keadaan sadar. Setelah itu, langkah-langkah intubasi endotrakeal adalah sebagai berikut:
- Kamu dibaringkan telentang.
- Tim medis memosisikan diri di atas kepala kamu sambil melihat ke arah kakinya.
- Mulut orang tersebut dibuka dan pelindung dapat dimasukkan untuk melindungi gigi mereka.
- Dengan bantuan instrumen berlampu yang juga menjauhkan lidah, tim medis dengan lembut mengarahkan tabung ke tenggorokan dan memasukkannya ke saluran napas.
- Balon kecil di ujung tabung digelembungkan untuk mengamankannya di tempatnya dan menjaga agar udara tidak keluar.
- Tabung di bagian luar mulut diamankan dengan selotip.
- Tabung kemudian dapat dihubungkan ke ventilator atau digunakan untuk memberikan anestesi atau obat-obatan.
- Tim medis akan memeriksa apakah penempatan tabung sudah benar dengan stetoskop, rontgen dada, dan/atau alat yang disebut capnograph yang mendeteksi karbon dioksida saat diembuskan dari paru-paru.
Intubasi nasotrakeal
Dilansir StatPearls, proses intubasi nasotrakeal mirip intubasi endotrakeal, tetapi kamu dapat dibius seluruhnya atau sebagian.
Karena intubasi hidung lebih sering dilakukan di lingkungan yang terkendali, mungkin ada alat lain yang terlibat dalam prosesnya.
Misalnya, dokter dapat menggunakan semprotan dekongestan untuk mencegah mimisan, anestesi topikal untuk mengurangi rasa sakit, dan relaksan otot untuk mencegah tersedak. Tim medis mungkin juga akan memperluas lorong dengan alat yang disebut terompet hidung (nasal trumpet).
Setelah tabung dimasukkan ke dalam lubang hidung dan memasuki bagian tengah tenggorokan, scope serat optik (laringoskop) membantu memandu tabung antara pita suara dan ke tenggorokan.
Tabung kemudian dipompa untuk mengamankannya di trakea dan direkatkan di luar agar tetap di tempatnya.
Intubasi pada anak-anak
Proses intubasi pada anak-anak kurang lebih sama dengan orang dewasa, selain dari ukuran tabung dan beberapa peralatan yang digunakan (Anesthesia & Analgesia, 2019).
Bayi baru lahir sulit diintubasi karena ukurannya yang kecil. Prosedur ini juga lebih sulit pada bayi karena lidahnya secara proporsional lebih besar dan saluran ke tenggorokannya secara proporsional lebih panjang dan kurang fleksibel.
Intubasi hidung adalah metode yang lebih dipilih untuk bayi baru lahir dan bayi, meskipun diperlukan beberapa upaya untuk menempatkan selang dengan benar, menurut buku Bedside Procedures.
4. Perbedaan antara intubasi dengan ventilator dan trakeostomi

Dilansir Medical News Today, intubasi mengacu pada penempatan tabung di tenggorokan untuk membantu memindahkan udara masuk dan keluar dari paru-paru.
Ventilasi mekanis serupa karena melibatkan intubasi, tetapi menggunakan mesin pernapasan, yaitu ventilator, untuk membantu pernapasan. Beberapa orang mungkin juga menyebut ventilator sebagai mesin pendukung kehidupan (life-support).
Tim medis biasanya akan memasang selang ke mulut atau hidung pasien, lalu menghubungkan selang ke ventilator. Mesin menciptakan tekanan positif yang memaksa udara masuk ke paru-paru, yang membantu menjaga paru-paru tetap terbuka dan membantu mempertahankan pernapasan.
Trakeostomi adalah prosedur bedah yang melibatkan ahli bedah membuat lubang di bagian depan leher dan memasukkan tabung pernapasan langsung ke trakea, atau tenggorokan. Karena penempatannya, kamu bernapas melalui tabung daripada hidung dan mulut.
Ini berbeda dengan intubasi, karena intubasi biasanya tidak melibatkan pembedahan dan tim medis menempatkan tabung ke dalam trakea melalui mulut atau hidung.
5. Bagaimana cara makan saat diintubasi?
Kamu tidak bisa makan maupun minum melalui mulut saat diintubasi. Jika kamu perlu menggunakan ventilator selama dua hari atau lebih, pemberian makanan melalui selang biasanya akan dimulai satu atau dua hari setelah pemasangan selang. Ini disebut dengan nutrisi enteral (Current Opinion in Gastroenterology, 2014).
Dilansir Verywell Health, pemberian makanan lewat selang dapat dilakukan dengan salah satu dari dua cara ini:
- Orogastrik: Sebuah tabung yang melewati mulut dan masuk ke perut.
- Tabung nasogastrik: Sebuah tabung yang melewati lubang hidung dan masuk ke perut.
Obat, cairan, dan nutrisi juga dapat diberikan melalui tabung menggunakan jarum suntik atau pompa besar.
Nutrisi juga bisa diberikan melalui jarum di lengan (intravena). Metode ini juga dikenal sebagai nutrisi parenteral total (TPA).
TPA adalah pilihan bagi orang-orang dengan gizi buruk dan penurunan berat badan, penyumbatan di usus, dan jika ada penyakit yang membuat pemberian makan melalui tabung menjadi tidak mungkin.
6. Risiko

Intubasi adalah prosedur umum dan biasanya aman, yang dapat membantu menyelamatkan nyawa. Kebanyakan orang bisa pulih dalam beberapa jam atau hari, tetapi beberapa komplikasi langka dapat terjadi.
Potensi komplikasi tersebut antara lain:
- Aspirasi: Saat diintubasi, kamu mungkin menghirup muntah, darah, atau cairan lainnya.
- Intubasi endobronkial: Tabung trakea mungkin turun ke salah satu dari dua bronkus, sepasang tabung yang menghubungkan trakea ke paru-paru. Ini juga disebut intubasi mainstem.
- Intubasi esofagus: Jika tabung masuk ke kerongkongan (tabung makanan) alih-alih trakea, itu dapat mengakibatkan kerusakan otak atau bahkan kematian jika tidak segera dideteksi.
- Kegagalan mengamankan jalan napas: Ketika intubasi tidak berhasil, tim medis mungkin tidak bisa melakukan perawatan.
- Infeksi: Orang yang telah diintubasi dapat mengalami infeksi, seperti infeksi sinus.
- Cedera: Prosedur ini berpotensi melukai mulut, gigi, lidah, pita suara, atau saluran napas. Cedera dapat menyebabkan pendarahan atau pembengkakan.
- Masalah dari anestesi: Kebanyakan orang pulih dari anestesi dengan baik, tetapi beberapa mengalami kesulitan bangun atau memiliki keadaan darurat medis.
- Tension pneumothorax: Ketika udara terperangkap di rongga dada, ini dapat menyebabkan paru-paru kolaps.
7. Pelepasan selang dan pemulihan dari intubasi
Proses mengeluarkan selang atau tabung dari trakea disebut ekstubasi. Biasanya ini lebih cepat dan mudah daripada memasukkannya.
Ekstubasi melibatkan langkah-langkah ini:
- Selotip yang menahan selang di tempatnya dilepas.
- Balon yang menahan tabung di jalan napas dikempiskan dan selang ditarik keluar dengan lembut.
- Setelah selang keluar, kamu mungkin harus bekerja lebih keras untuk bernapas sendiri, terutama jika telah menggunakan ventilator untuk waktu yang lama. Kamu akan diawasi secara ketat selama periode ini.
- Batuk, suara serak, dan ketidaknyamanan adalah gejala umum setelah ekstubasi, tetapi cenderung membaik dalam beberapa hari.
Intubasi adalah prosedur umum yang dapat menjadi pembeda antara hidup dan mati dalam keadaan darurat.
Dalam kebanyakan kasus, kamu akan sepenuhnya pulih dari intubasi dalam beberapa jam hingga hari dan tidak akan mengalami efek samping jangka panjang.
Tanyakan kepada penyedia layanan kesehatan tentang semua potensi efek samping dan risiko intubasi sebelum operasi. Jika mengalami efek samping yang parah atau tidak biasa, segera diskusikan dengan dokter.