Kapan Bisa Berhubungan Seks setelah Melahirkan?
- Banyak penyedia layanan kesehatan menyarankan untuk menunggu sekitar enam minggu pascapersalinan untuk kembali memulai hubungan seksual.
- Waktu tersebut dinilai pas untuk pemulihan fisik dan emosional perempuan pasca melahirkan.
Setelah melahirkan, banyak perempuan bertanya-tanya kapan waktu yang tepat untuk kembali berhubungan seks.
Masa pemulihan pasca persalinan tidak hanya memengaruhi fisik, tetapi juga kondisi emosional perempuan. Perubahan hormon, kelelahan, serta peran sebagai orangtua sering kali membuat banyak pasangan ragu untuk memulai kembali aktivitas seksual. Namun, penting untuk memahami bahwa setiap perempuan memiliki pengalaman pemulihan yang berbeda.
Berhubungan seks setelah melahirkan tidak hanya soal waktu, tetapi juga kesiapan fisik dan emosional. Di bawah ini dijelaskan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum kembali berhubungan seks setelah melahirkan, serta tips untuk membuat pengalaman ini lebih nyaman bagi pasangan.
1. Kapan bisa berhubungan seks setelah melahirkan?
Sebagian besar penyedia layanan kesehatan menyarankan untuk menunggu setidaknya enam minggu setelah melahirkan sebelum kembali berhubungan seksual. Periode ini memungkinkan pemulihan fisik yang signifikan, termasuk penyembuhan robekan vagina atau sayatan caesar, dan nifas telah berhenti.
Selain itu, pada periode tersebut, diharapkan psikologis ibu sudah siap untuk kembali melakukan aktivitas fisik. Melakukan hubungan seksual terlalu cepat dapat meningkatkan risiko komplikasi seperti infeksi atau pendarahan berlebihan.
2. Proses penyembuhan
Setelah melahirkan, tubuh perlu melalui fase penyembuhan. Bagi perempuan yang melahirkan secara normal, nifas dapat bertahan hingga enam minggu. Selama waktu ini, serviks juga menutup, yang artinya memasukkan apa pun ke dalam vagina dapat menimbulkan risiko infeksi.
Bagi perempuan yang menjalani operasi caesar, sangat penting untuk menunggu hingga nifas berhenti sepenuhnya dan luka bekas operasi sembuh dengan baik, yang biasanya memerlukan waktu sekitar enam minggu.
3. Kesiapan emosional
Selain fisik, kesiapan emosional juga penting untuk dipertimbangkan. Periode pascapersalinan bisa sangat membebani karena menyebabkan kurang tidur, perubahan hormonal, dan tuntutan merawat bayi baru lahir.
Banyak perempuan mungkin merasa bahwa libido mereka menurun selama masa ini, terutama jika mereka sedang menyusui, yang dapat menyebabkan kekeringan vagina dan ketidaknyamanan saat berhubungan seksual.
Sangat penting bagi pasangan suami istri untuk berkomunikasi secara terbuka tentang perasaan dan keinginan mereka selama masa transisi ini.
4. Bagaimana persalinan memengaruhi hubungan seks
Seks setelah melahirkan mungkin akan terasa berbeda. Beberapa masalah yang paling umum setelah persalinan meliputi:
- Vagina kering.
- Jaringan vagina yang menipis.
- Hilangnya elastisitas pada jaringan vagina.
- Robekan perineum atau episiotomi.
- Perdarahan.
- Nyeri.
- Otot vagina yang terasa longgar.
- Rasa pegal.
- Kelelahan.
- Hasrat seksual rendah.
Itu karena persalinan dan menyusui menyebabkan perubahan hormon yang signifikan, yang memengaruhi aktivitas seksual.
Misalnya, rendahnya estrogen menyababkan kekeringan pada vagina. Jaringan yang kering bisa menyebabkan iritasi, bahkan perdarahan saat berhubungan seks, yang dapat meningkatkan risiko infeksi.
Persalinan pervaginam juga bisa membuat otot-otot vagina meregang. Otot-otot ini memerlukan waktu untuk pulih. Jika mengalami robekan perineum atau episiotomi saat melahirkan, pemulihan bisa memakan waktu lebih lama, dan berhubungan seks terlalu dini bisa meningkatkan risiko infeksi.
5. Tips melanjutkan aktivitas seksual
Setelah merasa siap secara fisik dan emosional untuk melanjutkan aktivitas seksual pasca melahirkan, pertimbangkan hal-hal di bawah ini:
- Konsultasikan dengan dokter atau bidan: Sebelum mulai melakukan hubungan seksual, sebaiknya lakukan pemeriksaan pascapersalinan dengan dokter kandungan atau bidan. Mereka dapat menilai kemajuan penyembuhan dan memberikan saran yang dipersonalisasi berdasarkan situasi spesifik seseorang.
- Mulai dengan perlahan: Saat memutuskan untuk berhubungan seks lagi, mulailah dengan perlahan. Bereksperimenlah dengan berbagai bentuk keintiman yang awalnya tidak melibatkan penetrasi. Ini dapat mencakup berciuman atau foreplay untuk membantu membangun kenyamanan dan keintiman tanpa tekanan.
- Gunakan pelumas: Karena perubahan hormonal pascapersalinan, banyak perempuan mengalami kekeringan vagina. Menggunakan pelumas berbahan dasar air dapat membantu meredakan ketidaknyamanan saat berhubungan seks.
- Pilih posisi yang nyaman: Posisi tertentu mungkin lebih nyaman daripada yang lain selama tahap awal melanjutkan aktivitas seksual. Menjelajahi berbagai pilihan dapat membantu menemukan apa yang terasa paling baik bagi pasangan.
- Dengarkan tubuh: Perhatikan bagaimana tubuh terasa saat berhubungan seks. Jika merasakan nyeri atau ketidaknyamanan, hentikan dan komunikasikan dengan pasangan tentang apa yang terasa tepat.
Secara umum, banyak penyedia layanan kesehatan menyarankan untuk menunggu sekitar enam minggu pascapersalinan untuk kembali memulai hubungan seksual. Ini karena waktu tersebut dinilai pas untuk pemulihan fisik dan emosional. Namun, pasangan suami istri tetap harus mengutamakan komunikasi terbuka dan persetujuan bersama untuk menentukan apakah sudah siap untuk kembali berhubungan seksual.
Referensi
"What You Should Know About Postpartum Sex". Cleveland Clinic. Diakses Desember 2024.
"What to Expect from Sex After Giving Birth". Healthline. Diakses Desember 2024.
" Sex After Pregnancy: Set Your Own Timeline". Mayo Clinic. Diakses Desember 2024.
"Sex And Contraception After Birth". National Health Services. Diakses Desember 2024.
" Sex After Pregnancy". Tommy's. Diakses pada Desember 2024.
"Sex After Giving Birth: When To Start?" Vinmec. Diakses Desember 2024.
