Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kebiasaan Fexting Picu Hubungan Asmara Rusak, Hindari!

ilustrasi fexting dengan pasangan (pexels.com/mikoto.raw Photographer)
ilustrasi fexting dengan pasangan (pexels.com/mikoto.raw Photographer)

Seiring dengan perkembangan zaman, manusia telah dimudahkan oleh kehadiran ponsel beserta koneksi internet untuk berkomunikasi jarak jauh. Ini bisa melibatkan banyak pola hubungan, mulai dari keluarga, rekan kerja, teman sekolah, bahkan pasangan kekasih. Adapun fitur yang sering digunakan untuk berkomunikasi jarak jauh ialah melalui pesan singkat.

Sudah jadi hal umum bahwa mengirim dan membalas pesan via ponsel dijadikan media berkomunikasi oleh banyak pasangan kekasih. Bahkan ketika hubungan romansa sedang dirundung masalah, banyak yang memanfaatkan fitur pesan singkat sebagai ajang untuk beradu argumen. Dalam istilah populer, keadaan ini dikenal dengan fexting.

Fexting merupakan kombinasi dari fight dan texting. Tanpa disadari, hal ini merupakan jebakan potensial bagi suatu hubungan yang dapat menimbulkan masalah. Oleh karena itu, kamu perlu mewaspadai dampak yang bisa ditimbulkan dari penerapan fexting.

1. Manifestasi

ilustrasi laki-laki beradu argumen melalui pesan singkat (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi laki-laki beradu argumen melalui pesan singkat (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tidak bisa ditampik bahwa dalam suatu hubungan romansa pasti ada masalah. Dengan menggunakan fitur pesan singkat melalui ponsel untuk beradu argumen bisa memperburuk masalah. Manifestasi fexting pun beragam, contohnya adalah:

  • Menggunakan kata-kata kasar.
  • Mengirim pesan berturut-turut.
  • Mengirim komentar bernada merendahkan.
  • Menolak untuk menanggapi pesan dengan cara yang konstruktif.
  • Memberi tanggapan singkat dengan maksud manipulatif.
  • Menggunakan emoji, foto, GIF, atau video dengan cara kekanak-kanakan untuk menimbulkan respons emosional negatif.
  • Melakukan tindakan mengetik pesan seolah-olah sedang membalas, padahal kenyataannya tidak mengirimkan pesan apapun.

2. Dampak

ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Vera Arsic)
ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Vera Arsic)

Fexting cenderung mengarah pada kesalahpahaman ketimbang berdebat secara langsung. Ini karena fexting dapat berupa kata-kata yang disalahartikan, jumlah pesan berlebihan yang menyebabkan perasaan lekas marah, serta percakapan tidak diterima secara efektif.

Selain itu, mengirim pesan singkat dengan maksud baik dapat dianggap sebagai sarkastis oleh pasangan selama pertengkaran berlangsung. Dampak negatif ini bisa bertahan lama apabila tidak diatasi dengan bijak oleh kedua pihak. Selain itu, fexting yang tidak terkontrol berpotensi menyebabkan kebencian, memburuknya pola komunikasi antar pasangan, bahkan putusnya hubungan.

Penting untuk dipahami bahwa pasangan jarak jauh berisiko lebih besar mengalami dampak negatif fexting. Hal ini karena pasangan yang berada dalam hubungan jarak jauh cenderung mengalami masalah komunikasi. Mereka tidak memiliki kesempatan lebih untuk bertemu dalam mengupayakan pemecahan masalah secara langsung.

3. Fexting bisa menjadi indikasi masalah

ilustrasi pesan singkat (pexels.com/Roman Pohorecki)
ilustrasi pesan singkat (pexels.com/Roman Pohorecki)

Terdapat alasan yang mendasari fexting sebagai indikasi masalah, khususnya dalam pola komunikasi. Hal demikian melibatkan beberapa aspek, di antaranya adalah:

  • Pesan singkat pada dasarnya tidak bernada: Ketika seseorang berbicara secara langsung, lawan bicaranya dapat mengetahui ekspresi wajah dan intonasi dari nada bicara seperti serius, datar, atau bercanda. Sementara pesan singkat tidak bisa digeneralisasi sebagai representasi perasaan secara menyeluruh. Pesan singkat dapat disalahartikan sebagai penghinaan ketika pasangan sedang bertengkar.
  • Bisa menimbulkan miskomunikasi: Saat fexting terjadi, hal ini bisa menimbulkan kesalahpahaman dalam menangkap makna pesan sesungguhnya. Intinya, semakin kesal seseorang, semakin sulit bagi dirinya mengekspresikan diri dan memahami lawan bicaranya.
  • Tidak ada unsur bahasa tubuh dalam pesan singkat: Biasanya ketika lawan bicara menunjukkan emosi marah atau menangis, individu yang berbicara akan menghentikan ucapannya karena merasa telah melukai perasaan lawan bicaranya. Berbeda dalam kasus fexting, individu terkait mungkin tidak berhenti melontarkan kata-kata dalam pesan singkat yang justru bisa menyakiti perasaan si penerima pesan.
  • Penggunaan emoji dan GIF juga bisa menyakiti perasaan: Penggunaan emoji atau GIF dapat memperburuk keadaan dalam pertengkaran melalui pesan singkat.

4. Bolehkah melakukan fexting?

ilustrasi pasangan kekasih (pexels.com/Anete Lusina)
ilustrasi pasangan kekasih (pexels.com/Anete Lusina)

Dalam kebanyakan kasus, fexting bisa jadi ide buruk karena dapat memperkeruh masalah dalam suatu hubungan. Namun, bukan berarti fexting dilarang dan dicap sebagai metode terburuk dalam berkomunikasi.

Seseorang yang telah memahami pasangannya selama bertahun-tahun dan telah menjalin hubungan dan batasan yang sehat, mungkin tidak masalah beradu argumen melalui pesan singkat. Kemungkinan terjadi miskomunikasi dan peningkatkan emosi secara negatif sangat kecil karena kedua pihak telah memahami kepribadian satu sama lain.

Dalam kasus tertentu, fexting yang dilakukan oleh pasangan kasar bisa dijadikan bukti untuk keluar dari jerat hubungan toxic. Bukti tertulis melalui pesan singkat dapat membantu seseorang ketika terlibat dalam situasi hukum. 

5. Menghindari fexting

ilustrasi perempuan duduk sendirian (pexels.com/Anete Lusina)
ilustrasi perempuan duduk sendirian (pexels.com/Anete Lusina)

Fexting dengan pasangan bisa mendatangkan konsekuensi serius yang memengaruhi hubungan. Apabila kamu terlibat fexting dengan pasangan, maka perlu mengupayakan tindakan bijak untuk mengatasi dampak negatifnya. Berikut adalah tindakan yang bisa kamu terapkan, di antaranya adalah:

  • Menghentikan percakapan melalui pesan singkat: Jika dirasa pasanganmu mengirim pesan yang mengarah pada sinyal pertikaian, segera batasi percakapan dengan meresponsnya menggunakan kalimat netral. Kalimat netral yang dimaksud misalnya, aku pikir pesan singkat bukan menjadi cara yang tepat untuk membahas masalah ini.
  • Menyarankan alternatif lain: Hubungan jarak jauh yang tidak memungkinkan pertemuan secara langsung bisa diatasi dengan alternatif lain seperti melakukan panggilan video atau telepon untuk mendiskusikan masalah secara lebih kondusif.
  • Menjauhkan diri dari ponsel sementara waktu: Apabila pasanganmu mengirimkan pesan bernada pertengkaran secara membabi-buta, maka tidak ada salahnya mengambil jeda untuk menjauhkan diri dari ponsel. Kamu bisa menerapkan teknik mindfulness, yoga, atau berjalan-jalan santai.

Perdebatan dalam hubungan adalah hal yang wajar. Namun, alangkah lebih bijak jika penyelesaian masalah dilakukan secara langsung. Fitur pesan singkat dalam ponsel nyatanya tidak sepenuhnya membantu. Bahkan jika tidak berhati-hati akan mendatangkan boomerang yang menyakiti hati pasangan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Indri yani
EditorIndri yani
Follow Us