Jangan Sepelekan, Kenali Gejala Kanker Usus Besar dengan Cara Ini

Tangerang, IDN Times - Kanker usus besar menjadi penyakit kanker ketiga yang paling sering terjadi di dunia. Dokter Spesialis Bedah dr. Eko Priatno, Sp.B(K)BD mengatakan, pasien kanker usus besar pada umumnya baru terdiagnosis saat stadium lanjut.
"Karena umumnya tidak bergejala pada stadium awal," ujar Eko di Rumah Sakit Bethsaida Serpong, Tangerang, Kamis (6/12).
Namun demikian, lanjutnya, kanker usus besar tetap dapat dicegah dan dikenali tanda-tandanya. Apa saja itu?
1. Ada perubahan pola buang air besar

Eko menjelaskan, gejala awal kanker usus besar adalah perubahan pola buang air besar (BAB), bisa berupa diare berkepanjangan atau BAB dengan feses kecil. Selain itu, terjadi BAB berdarah yang sering dianggap sepele sebagai wasir.
"BAB berdarah itu belum tentu wasir, bisa menjadi tanda kanker usus besar. Segera periksakan diri ke dokter," kata Eko. Selain itu, biasanya ada sensasi tidak puas usai BAB dan rasa nyeri di anus.
2. Nyeri perut hingga berat badan turun

Gejala lain yang patut diwaspadai adalah nyeri perut, kembung disertai mual dan muntah. Kemudian, berat badan turun tanpa sebab yang jelas. "Di masyarakat kita, sakit perut kadang dibilang sakit maag, itu masalahnya. Kalau sakit perut lihat dulu keluhannya. Bisa jadi itu tanda kanker usus besar, terutama kanker yang sudah mau menyumbat usus. Itu pasien yang stadium lanjut pasti keluhannya nyeri perut," kata Eko.
3. Faktor genetik jadi salah satu faktor kanker usus besar

Menurut Eko, faktor genetik memang berperan pada kanker usus besar. Jika ada riwayat keluarga menderita kanker usus besar, kanker payudara, dan kanker kandungan, maka kemungkinan keturunannya akan menderita hal yang sama.
"Selain itu, penderita polip usus besar, penderita penyakit radang usus menahun, orang yang sering mengonsumsi daging merah, tinggi lemak, rendah serat, obesitas, perokok, dan kurang aktivitas fisik juga rentan terkena kanker usus besar," jelasnya.
4. Jangan remehkan kutil di kulit

Eko juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mengabaikan polip atau kutil yang kerap muncul di kulit. Meskipun polip tidak ganas, namun perlu diwaspadai karena berpotensi menimbulkan kanker usus besar.
"Polip itu seperti kutil, bisa tumbuh dan ada faktor yang bisa memicu seperti genetik. Itu yang harus diwaspadai. Jadi, semua faktor harus ditangani. Polipnya harus dibuang dengan cara kolonoskopi. Selain itu lakukan skrining setiap 5-10 tahun sekali," kata Eko.
5. Deteksi dini dapat mencegah kanker usus besar

Eko menjelaskan, pencegahan terbaik adalah melakukan deteksi dini atau skrining. Deteksi dini dapat dilakukan mulai usia 50 tahun pada populasi tanpa riwayat kanker dan 40 tahun pada populasi dengan riwayat kanker.
"Skrining itu meliputi pemeriksaan darah samar feses setiap tahun dikombinasi dengan flexible sigmoidoskopi tiap 5 tahun atau kolonoskopi tiap 10 tahun," ujarnya.
Selain itu, lanjut Eko, kanker usus besar juga dapat dicegah dengan cara mengurangi konsumsi daging merah, berhenti merokok, berhenti meminum alkohol, mengonsumsi asam folat, olahraga teratur, dan banyak mengonsumsi buah-buahan serta sayur.