Timeline Stroke, Penanganannya Harus Cepat

- Stroke adalah kondisi medis darurat yang membutuhkan penanganan cepat karena saat terjadi, jutaan sel otak akan mati dalam hitungan menit.
- Gejala-gejala stroke yang harus diwaspadai antara lain kesulitan bicara, gerakan tiba-tiba melemah, dan rasa kebas pada satu sisi tubuh.
- Penanganan stroke meliputi pemeriksaan cepat oleh petugas medis, pemindaian CT untuk mengonfirmasi stroke, dan penanganan sesuai jenis stroke yang dialami pasien.
Saat stroke terjadi, setiap menit sangat berarti. Memahami kronologi stroke dapat membantu kamu bersiap untuk bertindak cepat dan menjalani proses pemulihan.
Stroke adalah kondisi medis darurat—makin cepat pasien menerima perawatan, hasilnya akan makin baik.
Berikut ini timeline stroke yang penting untuk diketahui.
Penyebab stroke
Stroke dapat disebabkan oleh dua faktor utama: penyumbatan atau pecahnya arteri yang mengalirkan darah ke otak.
Stroke iskemik disebabkan oleh arteri yang tersumbat, sedangkan stroke hemoragik melibatkan pendarahan ke dalam jaringan otak dari pembuluh darah yang pecah.
Pada kedua jenis stroke, sel-sel otak berhenti menerima aliran darah kaya akan oksigen yang mereka butuhkan. Karena kekurangan oksigen, sel-sel saraf tidak dapat berfungsi dan mulai mati dalam hitungan menit. Ketika sel-sel saraf ini mati, bagian-bagian tubuh yang mereka kendalikan akan terpengaruh dan mungkin berhenti bekerja juga.
Beberapa menit pertama
Apa pun jenis stroke yang terjadi, tidak lama kemudian sel-sel otak akan mulai mati. Begitu stroke dimulai, penderitanya kehilangan hampir dua juta sel otak setiap menit.
Itulah yang menyebabkan gejala pertama yang dialami seseorang, yang bisa tampak seperti sebagian otak tiba-tiba "mati". Kamu mungkin sedang mengambil pakaian di lemari dan tiba-tiba wajah terasa aneh, atau sedang duduk santai di sofa dan menyadari kamu tidak dapat menggerakkan lengan untuk mengambil HP, atau saat sedang berbicara kata-kata yang keluar mulai tidak jelas. Dalam hitungan detik, kamu berubah dari baik-baik saja menjadi tidak baik-baik saja.
Gejala-gejala stroke yang harus kamu selalu ingat:
- Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, atau sulit menelan air minum secara tiba-tiba.
- Gerak separuh anggota tubuh tiba-tiba melemah.
- Bicara pelo/tiba-tiba tidak dapat bicara/tidak mengerti kata-kata/bicara tidak nyambung.
- Kebas atau baal, atau kesemutan pada satu sisi tubuh.
- Rabun, pandangan satu mata kabur, yang terjadi tiba-tiba.
- Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya.
- Gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi (tremor/gemetar, sempoyongan).
Apabila mengalami gejala-gejala di atas, segera cari pertolongan medis darurat, jangan menunggu.
Saat menghubungi layanan ambulans, beri tahu kondisi kamu bahwa ini kemungkinan adalah stroke.
Saat ambulans datang

Saat petugas medis datang, mereka akan bertindak cepat dengan memeriksa napas dan merasakan denyut nadi. Jika tidak, resusitasi jantung paru akan dilakukan. Dalam beberapa kasus, oksigen akan diberikan.
Kemudian, mereka akan melakukan pemeriksaan cepat untuk mencari tanda-tanda stroke. Ada berbagai cara untuk melakukannya. Sering kali, petugas penolong pertama menggunakan Cincinnati Prehospital Stroke Scale (CPSS), yang meminta pasien untuk:
- Tersenyum, agar mereka dapat melihat apakah wajah terlihat tidak simetris atau terkulai di satu sisi.
- Mengangkat kedua lengan lurus selama 10 detik untuk melihat apakah salah satu lengan bergerak ke bawah atau tidak bergerak sama sekali.
- Mengucapkan frasa sederhana untuk memeriksa apakah pasien dapat berbicara jelas, atau apakah pasien kesulitan memahami apa yang dikatakan oleh petugas medis.
Beri tahu petugas medis kapan tepatnya gejala mulai muncul. Petugas medis mungkin juga akan memeriksa kadar gula darah.
Jika semua tanda dan gejala mengarah ke stroke, petugas medis akan menginformasikan pihak rumah sakit agar bersiap memberikan penanganan yang tepat. Semua ini terjadi dalam hitungan medis. Pasien akan dibawa dengan ambulans.
Di rumah sakit
Begitu sampai di ruang gawat darurat, tim medis akan segera bertindak.
Dalam waktu sekitar 10 menit, dokter akan memulai pemeriksaan fisik dan bertanya kepada pendamping pasien tentang gejala dan riwayat kesehatan pasien.
Dalam waktu sekitar 15 menit, pasien akan menjalani tes untuk mengonfirmasi stroke dan seberapa parah. Dokter akan memeriksa seberapa sadar pasien terhadap apa yang terjadi dan seberapa baik pasien melihat, berbicara, dan bergerak. Tes darah mungkin juga diperlukan.
Dalam waktu sekitar 25 menit, pasien akan menjalani pemindaian CT untuk membuat gambar otak, sehingga dokter dapat mengetahui jenis stroke yang dialami. Dalam waktu sekitar 45 menit, dokter akan meninjau hasil CT. Setelah itu, barulah perawatan diberikan.
Untuk stroke iskemik, biasanya pasien akan diberikan obat penghancur gumpalan darah yang bekerja cepat untuk mengembalikan aliran darah ke otak. Idealnya, pasien akan mendapatkannya dalam waktu 60 menit setelah sampai di rumah sakit.
Stroke hemoragik biasanya diobati dengan pembedahan, untuk mengendalikan pendarahan dan mengurangi tekanan di otak. Hal ini dilakukan dengan menemukan rupturnya, yang dikenal sebagai aneurisme otak, dan menghentikan pendarahan.
Rawat inap di rumah sakit
Rata-rata rawat inap di rumah sakit setelah stroke serius berkisar antara lima hingga tujuh hari. Stroke dapat menyebabkan efek jangka panjang yang memerlukan perawatan berkelanjutan dan pengobatan pemulihan. Bergantung pada tingkat keparahan stroke dan area otak yang terkena, efeknya dapat meliputi:
- Masalah memori.
- Kesulitan berbicara.
- Kelemahan dan kelumpuhan.
- Kecemasan dan depresi.
- Kelelahan dan kesulitan tidur.
Untuk mengobati gejala pasien, sesi terapi fisik, okupasi, bicara dan/atau psikologis dilakukan beberapa kali sehari selama pasien dirawat di rumah sakit.
Rehabilitasi

Sudah boleh pulang dari rumah sakit bukan berarti pasien sudah sembuh. Keluar dari rumah sakit sering kali menjadi awal babak baru dalam penanganan efek jangka panjang stroke. Rehabilitasi rawat jalan mungkin direkomendasikan, selama tiga bulan atau lebih, untuk memulihkan fungsi mendekati tingkat sebelum stroke.
Terapi fisik, okupasi, bicara dan/atau psikologis berlanjut tergantung pada masing-masing pasien.
Rehabilitasi dapat memberikan perbaikan fungsi secara perlahan, itulah sebabnya penting untuk melanjutkan pengobatan guna mengatasi gangguan yang berkelanjutan.
Referensi
Jeffrey L. Saver, “Time Is Brain—Quantified,” Stroke 37, no. 1 (December 9, 2005): 263–66, https://doi.org/10.1161/01.str.0000196957.55928.ab.
"The Timeline of a Stroke: Onset to Recovery." Fort Duncan Regional Medical Center. Diakses Mei 2025.
"Timeline of a Stroke." WebMD. Diakses Mei 2025.
"Begini Cara Mengenali Gejala Stroke." Kementerian Kesehatan RI. Diakses Mei 2025.
"Stroke Recovery Timeline." Johns Hopkins Medicine. Diakses Mei 2025.