Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Koledokolitiasis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

ilustrasi sakit perut (freepik.com/jcomp)

Koledokolitiasis (choledocholithiasis) atau batu saluran empedu adalah adanya batu empedu di saluran empedu.

Batu empedu biasanya terbentuk di kantong empedu. Saluran empedu adalah saluran kecil yang membawa empedu dari kantong empedu ke usus. Kantong empedu adalah organ berbentuk buah pir di bawah hati di sisi kanan atas perut. Batu-batu ini biasanya tetap berada di kantong empedu atau melewati saluran empedu tanpa halangan.

Namun, sekitar 15 persen dari semua penderita batu empedu akan memiliki batu empedu di saluran empedu, atau koledokolitiasis, menurut penelitian dalam jurnal The Medical Clinics of North America.

1. Penyebab

ilustrasi choledocholithiasis (medlineplus.gov)

Orang dengan riwayat batu empedu atau penyakit kantong empedu berisiko mengalami koledokolitiasis. Bahkan, orang yang kantong empedunya telah diangkat pun bisa mengalaminya.

Orang yang memiliki batu empedu lebih mungkin terkena koledokolitiasis seiring bertambahnya usia. Menurut MedlinePlus, faktor risiko batu empedu lainnya dapat meningkatkan risiko koledokolitiasis, termasuk:

  • Kelebihan berat badan atau penurunan berat badan dalam jumlah besar dengan cepat.
  • Riwayat batu empedu dalam keluarga.

Faktor medis juga dapat meningkatkan risiko batu empedu dan risiko koledokolitiasis. Ini termasuk:

  • Diabetes.
  • Transplantasi organ atau sumsum tulang.
  • Sirosis.
  • Mengonsumsi pil KB.

2. Gejala

ilustrasi memegang perut yang sakit (freepik.com/katemangostar)

Kebanyakan orang dengan batu empedu, termasuk batu di saluran empedu, tidak menunjukkan gejala. Koledokolitiasis bisa saja terjadi tanpa disadari dan tanpa menimbulkan risiko bagi kesehatan seseorang.

Gejala muncul saat batu empedu menyumbat saluran empedu. Hal ini bisa menyebabkan kolik bilier (nyeri perut bagian atas akibat adanya sumbatan oleh batu empedu di saluran atau kantong empedu). Orang dengan koledokolitiasis yang salurannya tersumbat, kemungkinan merasakan gejala-gejala ini:

  • Sakit perut di perut kanan atas atau tengah, bisa ringan atau berat.
  • Demam.
  • Warna kuning pada kulit atau mata.
  • Mual, muntah, atau kehilangan nafsu makan.
  • Kotoran berwarna seperti tanah liat.

3. Komplikasi yang bisa ditimbulkan

ilustrasi dirawat di rumah sakit (freepik.com/freepik)

Dilansir Cleveland Clinic, komplikasi dari koledokolitiasis yang bisa terjadi meliputi:

  • Infeksi: Saluran empedu yang tersumbat merupakan tempat berkembang biaknya infeksi bakteri. Infeksi pada sistem empedu sangat berbahaya. Ini bisa menyebar ke hati dan aliran darah. Infeksi pada aliran darah (septikemia) bisa menyebabkan komplikasi yang mengancam nyawa (sepsis).
  • Kolangitis: Koledokolitiasis merupakan penyebab paling umum kolangitis, yaitu peradangan dan infeksi pada saluran empedu. Empedu yang tertahan menyebabkan saluran empedu membengkak, yang selanjutnya memperlambat aliran empedu. Peradangan dan infeksi bisa menyebar dari saluran empedu ke cabang-cabangnya, termasuk saluran yang melewati hati. Hal ini bisa menyebabkan hati membengkak.
  • Kolesistitis: Kolesistitis adalah peradangan pada kantong empedu. Empedu yang masuk ke kantong empedu akan menyebabkannya membengkak. Hal ini menyakitkan dan bisa menghentikan fungsinya dengan baik dan akhirnya merusak organ. Ini merupakan penyebab paling umum dari penyakit kantong empedu.
  • Pankreatitis batu empedu: Saluran empedu berbagi saluran keluar yang sama ke dalam usus seperti pankreas. Batu empedu yang menghalangi saluran umum ini juga bisa menghalangi sekresi dari pankreas. Sekresi ini, yang mengandung enzim yang sangat kuat, akan kembali ke pankreas dan menyebabkan peradangan parah dan kerusakan organ yang disebut pankreatitis. Batu empedu yang menyumbat saluran empedu merupakan penyebab paling umum dari pankreatitis yang tidak berkaitan dengan alkohol.

4. Diagnosis

ilustrasi konsultasi dokter (freepik.com/stefamerpik)

Dokter akan mengamati gejala dan memesan beberapa tes. Tes yang dilakukan kemungkinan meliputi:

  • CT scan atau USG perut.
  • USG endoskopi.
  • Kolangiografi retrograde endoskopi (ERCP).
  • Kolangiopankreatografi resonansi magnetik (MRCP).
  • Kolangiogram transhepatik perkutan (PTCA).

Dokter kemungkinan juga memesan tes darah untuk mengukur:

  • Kadar bilirubin.
  • Hitung darah lengkap (CBC).
  • Fungsi hati.
  • Enzim pankreas.

5. Pengobatan

ilustrasi pembedahan (freepik.com/stefamerpik)

Koledokolitiasis tidak memerlukan pengobatan kecuali muncul gejala. Jika gejala muncul, kemungkinan besar kamu akan butuh operasi. Operasi yang digunakan untuk koledokolitiasis adalah:

  • Operasi kantong empedu untuk mengangkat kantong empedu dan batu.
  • Sfingterotomi, prosedur yang membuat lubang bedah pada saluran empedu, yang memungkinkan batu melewatinya atau digunakan untuk mengeluarkan batu.

6. Prognosis

ilustrasi sakit perut (freepik.com/jcomp)

Prognosis koledokolitiasis sangat baik. Perawatannya sederhana dan efektif bagi kebanyakan orang. Jika orang dengan kondisi ini tidak memiliki gejala, maka ia hanya memiliki peluang 1 hingga 2 persen untuk mengalaminya pada waktu tertentu.

Namun, saat gejala muncul, penting untuk mendapatkan perawatan medis. Sebab, koledokolitiasis tidak menunjukkan gejala kecuali ada batu yang menyumbat salurannya. Dalam hal ini, kondisi ini berpotensi mengancam nyawa sehingga membutuhkan pengobatan, biasanya dengan pembedahan. Jangan khawatir, karena sesudah pemulihan dari operasi, kebanyakan pasien bisa pulih.

Sementara itu, sekitar antara 5 persen dan 25 persen orang mungkin mengembangkan batu empedu baru di saluran empedu dalam waktu 10 hingga 20 tahun. Risikonya lebih kecil jika kantong empedunya diangkat, mengutip Cleveland Clinic.

Siapa pun yang kadang memiliki tanda atau gejala batu empedu harus berkonsultasi dengan dokter. Jika gejalanya menetap atau parah, kunjungi unit gawat darurat setempat untuk evaluasi dan pengobatan yang lebih mendesak.

Siapa pun yang menderita koledokolitiasis memerlukan perhatian medis segera untuk membatasi komplikasi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us