Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kondisi yang Sering Dikira Stroke (pexels.com/Mental Health America (MHA))

Intinya sih...

  • Stroke memerlukan penanganan darurat agar kerusakan otak berkurang dan peluang kelangsungan hidup meningkat.
  • Kondisi medis seperti kejang, tumor otak, gula darah tinggi atau rendah, serta Bell's palsy dapat disalahartikan sebagai stroke.
  • Multiple sclerosis, sepsis, ensefalitis, kondisi psikogenik, neuralgia trigeminal, dan migrain juga menyerupai gejala stroke.

Saat mengalami serangan stroke, setiap detiknya sangat berarti. Perawatan yang cepat dapat mengurangi kerusakan otak dan meningkatkan peluang kelangsungan hidup sekaligus menurunkan tingkat kecacatan. Bahkan, banyak perawatan hanya bisa efektif jika stroke didiagnosis dalam waktu tiga jam setelah gejala pertama kali muncul.

Stroke merupakan situasi medis serius yang terjadi saat suplai darah ke bagian otak menurun atau tersumbat sepenuhnya. Stroke menjadi salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di dunia. Karena alasan ini, penting untuk mengetahui tanda-tandanya dan segera mencari bantuan medis jika mengalami atau melihat orang yang dicurigai mengalami gejala stroke.

Di sisi lain, ada beberapa kondisi medis yang sering dikira stroke karena memiliki beberapa gejala serupa. Padahal, kondisi ini bukanlah stroke dan memerlukan penanganan yang berbeda. Inilah beberapa contohnya.

1. Kejang

ilustrasi kejang (freepik.com/freepik)

Pada saat terjadi episode kejang, otak seperti tersengat badai listrik yang membuat semuanya rusak untuk waktu yang singkat, dikutip dari laman WebMD. Sama seperti stroke, kejang dapat diikuti berbagai gejala, termasuk mati rasa, kesemutan, atau kelemahan pada lengan atau tungkai.

Setelah episode kejang, seseorang bisa mengalami kelumpuhan Todd, kondisi ketika satu sisi tubuh tidak bisa digerakkan. Ini juga bisa menyebabkan masalah berbicara dan melihat. Ini dapat berlangsung selama beberapa menit hingga 36 jam.

2. Tumor otak

Tumor otak ialah pertumbuhan sel abnormal di jaringan otak. Tumor bisa bersifat jinak maupun ganas.

Tumor otak memicu gejala mirip stroke, seperti kejang dan kelemahan. Tumor otak juga bisa menimbulkan gejala spesifik, tergantung lokasinya, termasuk mengganggu kemampuan untuk berbicara atau bergerak.

3. Gula darah tinggi atau rendah

ilustrasi cek gula darah (freepik.com/kwangmoop)

Gula darah terlalu tinggi atau rendah dapat membuat kinerja otak terhambat.

Memiliki gula darah rendah dapat memicu gejala masalah aliran darah, seperti detak jantung tidak teratur, kelelahan, kulit pucat, gemetar, cemas, berkeringat, dan mudah tersinggung.

Sementara itu, gula darah yang terlalu tinggi bisa menyebabkan seseorang seperti tidak fokus. Gejala gula darah tinggi lainnya dapat berupa sakit kepala, frekuensi buang air kecil yang meningkat, dan penglihatan kabur.

4. Bell's palsy

Bell's palsy atau kelumpuhan wajah idiopatik merupakan jenis kelumpuhan atau kelemahan wajah sementara yang terjadi pada satu sisi wajah.

Gejala yang muncul dapat bervariasi antara satu orang dengan yang lainnya dan berkisar dari kelemahan ringan hingga kelumpuhan total pada otot wajah.

Beberapa gejala yang paling sering muncul meliputi mulut terkulai, mulut mengeluarkan air liur, kesulitan menutup mata, dan keluar air mata secara berlebihan pada satu mata. Beberapa orang mungkin juga mengalami nyeri wajah, perubahan indra perasa, dan kesulitan menoleransi suara keras. Karenanya, orang-orang pada awalnya mungkin mengira bahwa ini adalah stroke.

5. Multiple sclerosis

ilustrasi pasien multiple sclerosis (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Multiple sclerosis (MS) ialah gangguan sistem saraf yang memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang. Ini secara khusus merusak selubung mielin yang mengelilingi dan melindungi sel saraf.

Akibatnya, pesan antara otak dan tubuh akan terblokir. Gejala yang mungkin muncul, meliputi:

  • Gangguan penglihatan.
  • Kelemahan otot.
  • Masalah koordinasi dan keseimbangan.
  • Sensasi mati rasa, tertusuk, atau kesemutan.
  • Masalah berpikir dan ingatan.

Peristiwa ini tampak seperti stroke dan harus diperlakukan seperti itu. Sering kali, satu-satunya cara untuk mengetahui perbedaannya adalah melalui pencitraan otak.

6. Sepsis dan infeksi lainnya

Sepsis adalah kondisi saat tubuh tidak terkendali melawan infeksi. Misalnya, saat terkena infeksi kulit, paru-paru, ginjal, atau usus. Infeksi menyebar dan mendorong serangkaian reaksi di seluruh tubuh. Ini bisa segera memburuk dan menyebabkan kegagalan organ dan kematian.

Sepsis dapat menyebabkan orang tersebut merasa bingung dan memiliki sensasi melihat titik-titik. Infeksi di otak dan tulang belakang mungkin juga memicu gejala seperti stroke.

Ensefalitis atau pembengkakan di otak yang sering disebabkan oleh virus, juga dapat menyebabkan kesulitan berpikir, fokus, dan menggerakkan beberapa anggota tubuh. Ini dapat menyebabkan masalah penglihatan dan bicara.

7. Gangguan konversi

ilustrasi masalah penglihatan (freepik.com/8photo)

Ini merupakan gangguan saat seseorang mungkin memiliki gejala sistem saraf, seperti kesulitan berjalan atau masalah pendengaran, penglihatan, atau bicara. Namun, orang tersebut sebenarnya tidak memiliki penyakit sistem saraf atau kondisi yang bisa dijelaskan.

Ini dapat menyebabkan mati rasa, kelemahan, dan masalah keseimbangan. Orang tersebut juga bisa kehilangan suara atau kesulitan menelan. Pasien mungkin juga hanya dapat melakukan gerakan tersentak-sentak atau bahkan tidak bisa sama sekali.

8. Neuralgia trigeminal

Kondisi lain, neuralgia trigeminal, yang ditandai dengan nyeri wajah yang luar biasa, juga dapat menyerupai stroke.

Kondisi ini menyebabkan nyeri yang ekstrem, tiba-tiba seperti terbakar atau seperti tersengat listrik, sering kali hanya terjadi pada satu sisi wajah. Gejalanya dapat muncul dan hilang.

Kondisi ini diduga disebabkan oleh pembuluh darah yang menekan saraf trigeminal. Tumor dan MS dapat menjadi penyebab lainnya.

9. Migrain

ilustrasi migrain (IDN Times/Novaya Siantita)

Sakit kepala migrain adalah sakit kepala yang menyakitkan dan sering kali melemahkan yang memengaruhi sebagian besar populasi. Sebagian besar sakit kepala migrain ditandai dengan nyeri di kepala, leher, dan bahu.

Namun, beberapa jenis migrain disertai dengan gejala yang dapat disalahartikan dengan TIA (stroke ringan), termasuk kelumpuhan wajah sementara, vertigo, penglihatan kabur, dan kelemahan atau mati rasa di lengan atau kaki. Kesamaan ini dapat membuat sulit untuk membedakan migrain dari stroke.

Ada beberapa kondisi medis yang sering dikira stroke karena memiliki beberapa gejala serupa. Hal terbaik adalah jangan ragu untuk segera mendapatkan bantuan medis agar bisa segera mendapatkan penanganan.

Referensi

"Conditions That Look Like a Stroke." WebMD. Diakses Januari 2025.
"When symptoms suggest a stroke, but it's something else." American Heart Association. Diakses Januari 2025.
"Think you’re having a stroke? It could be something else." Baylor Scott & White Health. Diakses Januari 2025.
"What Does a Stroke Look Like?" Verywell Health. Diakses Januari 2025.

Editorial Team