Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trigeminal Neuralgia: Penyebab, Gejala, Jenis, Pengobatan

ilustrasi neuralgia trigeminal atau trigeminal neuralgia (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi neuralgia trigeminal atau trigeminal neuralgia (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Saraf trigeminal merupakan salah satu dari 12 pasang saraf yang melekat pada otak manusia. Ini bertanggung jawab untuk mengirimkan sensasi sentuhan dan rasa sakit dari wajah dan kepala ke otak. Terdapat tiga cabang di saraf trigeminal, yang seluruhnya bertanggung jawab untuk mengirimkan impuls saraf ke berbagian wajah:

  • Cabang oftalmik: Bagian atas wajah, termasuk dahi.
  • Cabang maksila: Segala sesuatu yang di tengah wajah, mencakup pipi, bibir atas, dan lubang hidung.
  • Cabang mandibula: Bagian bawah wajah, termasuk area bibir bawah dan rahang.

Neuralgia trigeminal atau trigeminal neuralgia, atau yang juga disebut tic douloureaux, adalah gangguan nyeri kronis yang memengaruhi saraf trigeminal, yang juga dikenal sebagai saraf kranial kelima. Ini adalah jenis nyeri neuropatik, yaitu nyeri yang terkait dengan lesi atau cedera saraf. Trigeminal neuralgia ditandai dengan nyeri wajah yang intens, yang bisa mengganggu aktivitas normal harian penderitanya.

Kegiatan sederhana seperti berbicara, mengunyah, tersenyum, menyikat gigi, atau bercukur bisa memicu serangan singkat rasa sakit yang hebat. Meski episode menyakitkan ini hanya sebentar, tetapi rasa sakitnya bisa kembali secara sporadis (jarang dan tanpa pola), atau kemungkinan juga mengalami rasa sakit terus-menerus yang tidak separah itu.

Umumnya, trigeminal neuralgia bersifat unilateral, yang berarti bahwa hanya memengaruhi satu sisi wajah. Dalam kasus yang sangat jarang, trigeminal neuralgia bisa bersifat bilateral, yang artinya kedua sisi wajah akan terpengaruh meskipun tidak terjadi secara bersamaan. Menariknya, sisi kanan wajah biasanya lebih sering terdampak daripada sisi kiri wajah.

1. Penyebab

ilustrasi trigeminal neuralgia atau neuralgia trigeminal (hopkinsmedicine.org)
ilustrasi trigeminal neuralgia atau neuralgia trigeminal (hopkinsmedicine.org)

Pada trigeminal neuralgia, fungsi saraf trigeminal terganggu. Biasanya, masalahnya yaitu kontak antara pembuluh darah normal, dalam hal ini arteri atau vena, dan saraf trigeminal di dasar otak. Kontak ini memberi tekanan pada saraf dan mengakibatkannya tidak berfungsi.

Sementara kompresi oleh pembuluh darah merupakan salah satu penyebab paling umum trigeminal neuralgia, ada banyak penyebab potensial lainnya juga. Beberapa kasus kemungkinan terkait dengan multiple sclerosis atau gangguan serupa yang merusak selubung mielin yang melindungi saraf tertentu. Trigeminal neuralgia juga bisa disebabkan oleh tumor yang menekan saraf trigeminal.

Beberapa orang kemungkinan mengalami trigeminal neuralgia karena lesi otak atau kelainan lainnya. Dalam kasus lain, cedera bedah, stroke, atau trauma wajah kemungkinan juga bertanggung jawab untuk trigeminal neuralgia.

Berbagai pemicu bisa memicu rasa sakit trigeminal neuralgia. Ini termasuk:

  • Cukur.
  • Mencuci muka.
  • Tersenyum.
  • Berbicara.
  • Makan.
  • Minum.
  • Menggosok gigi.
  • Menyentuh wajah.
  • Angin sepoi-sepoi bertiup di wajah.

Secara signifikan, trigeminal neuralgia lebih banyak memengaruhi usia di atas 50 tahun dibanding usia di bawah 40 tahun, yang mana itu dianggap langka. Perempuan juga lebih banyak terserang kondisi ini daripada laki-laki, serta dianggap sebagai kelainan langka.

2. Gejala

ilustrasi gejala trigeminal neuralgia atau neuralgia trigeminal (unsplash.com/Adrian Swancar)
ilustrasi gejala trigeminal neuralgia atau neuralgia trigeminal (unsplash.com/Adrian Swancar)

Dilansir Mayo Clinic, gejala trigeminal neuralgia mungkin meliputi satu atau beberapa pola berikut ini:

  • Episode nyeri parah seperti ditembak atau dipukul yang mungkin terasa seperti tersengat listrik.
  • Serangan nyeri spontan atau serangan yang dipicu oleh hal-hal seperti menyentuh wajah, mengunyah, berbicara, atau menyikat gigi.
  • Serangan nyeri yang berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa menit.
  • Nyeri yang muncul dengan kejang otot.
  • Serangan nyeri beberapa kali yang berlangsung selama beberapa hari, minggu, bulan atau lebih lama. Beberapa orang mungkin memiliki periode ketika mereka tidak merasakan nyeri.
  • Nyeri di area yang disuplai oleh saraf trigeminal, termasuk pipi, rahang, gigi, gusi, bibir, atau yang lebih jarang pada mata dan dahi.
  • Nyeri yang memengaruhi satu sisi wajah pada satu waktu.
  • Nyeri yang terfokus pada satu area atau menyebar dalam pola yang lebih luas.
  • Nyeri jarang muncul pada malam hari saat tidur.
  • Serangan menjadi lebih sering dan intens seiring waktu.

3. Jenis

ilustrasi saraf trigeminal (aans.org)
ilustrasi saraf trigeminal (aans.org)

Dilansir Cleveland Clinic dan Medical News Today, ada dua jenis utama trigeminal neuralgia, yaitu:

  • Trigeminal neuralgia tipikal (tipe 1 atau TN1): Ini merupakan bentuk paling khas dari trigeminal neuralgia. Pada jenis ini, penderitanya kemungkinan akan mengalami episode menyakitkan yang tajam, intens, dan sporadis. Penderitanya kemungkinan merasakan sakit dan/atau sensasi terbakar di seluruh wajah yang tiba-tiba dan parah, yang bisa berlangsung dari beberapa detik hingga dua menit. Serangan bisa terjadi satu demi satu, dan meski akan ada jeda bebas rasa sakit di antara episode, ini bisa berlanjut hingga dua jam.
  • Trigeminal neuralgia atipikal (tipe 2 atau TN2): Jenis ini akan kurang menyakitkan dan intens dari TN1, tetapi lebih luas. Penderitanya kemungkinan akan merasakan sakit yang terus-menerus, terutama sensasi ditusuk dan/atau terbakar, bersama dengan rasa sakit dan nyeri yang terus-menerus. Penderitanya akan lebih susah mengendalikan gejalanya.

4. Diagnosis

ilustrasi pemeriksaan dokter (freepik.com/pressfoto)
ilustrasi pemeriksaan dokter (freepik.com/pressfoto)

Untuk menegakkan diagnosis trigeminal neuralgia, dokter akan mengajukan pertanyaan seputar gejala apa saja yang dimiliki pasien dan riwayat kesehatannya, sambil melakukan pemeriksaan fisik pada bagian kepala dan leher, termasuk telinga, mulut, gigi, dan sendi temporomandibular (TMJ). Dokter kemungkinan akan membuat diagnosis berdasarkan beberapa faktor yang berbeda, seperti:

  • Jenis nyeri spesifik yang pasien rasakan.
  • Lokasi yang tepat di wajah yang terasa sakit.
  • Aktivitas atau tindakan mana yang memicu episode menyakitkan.

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan neurologis, yang kemungkinan terdiri dari memeriksa bagaimana saraf di otak dan fungsi sistem motorik pasien, bersama dengan menilai refleks dan toleransi rasa sakit pasien.

Ada banyak kondisi dan juga gangguan di mana nyeri wajah merupakan gejala utama, sehingga penting untuk mengesampingkan berbagai kondisi lain ini untuk menentukan diagnosis pasien. Kondisi yang mirip dengan trigeminal neuralgia yaitu mencakup sakit kepala cluster atau migrain, neulragia pasca herpes (nyeri setelah pecahnya herpes zoster), gangguan TMJ, sinusitis, dan infeksi telinga.

Selain itu, dokter kemungkinan juga akan melakukan pemindaian magnetic resonance imaging (MRI) untuk menyingkirkan kemungkinan tumor otak, multiple sclerosis, dan penyebab potensial lainnya. Pemindaian bisa menunjukkan apakah ada pembuluh darah yang menekan saraf yang mengakibatkan rasa sakit.

5. Pengobatan

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Gejala trigeminal neuralgia bisa diobati dengan kombinasi obat-obatan, pembedahan, dan terapi komplementer. Obat-obatan untuk trigeminal neuralgia yaitu mencakup:

  • Obat antikonvulsan: Karbamazepin biasanya merupakan pilihan pertama untuk mengobati nyeri yang berhubungan dengan trigeminal neuralgia. Dokter kemungkinan juga akan meresepkan obat antikonvulsan lainnya, mencakup oxcarbazepine, phenytoin, lamotrigin, gabapentin, sodium valproate, clonazepam, dan topiramate. Jika pasien telah menggunakan salah satu dari obat-obatan tersebut dan merasa tidak banyak membantu, dokter mungkin akan meningkatkan dosisnya atau bisa mencoba pengobatan lainnya. Sementara obat antikonvulsan bisa membantu menghilangkan rasa sakit, ada beberapa efek sampingnya termasuk mual, pusing, kantuk, dan kebingungan.
  • Antidepresan trisiklik: Amitriptyline atau nortriptyline merupakan obat yang paling umum dalam kategori ini, dan umumnya digunakan untuk mengobati gejala TN2.
  • Relaksan otot: Baclofen bisa digunakan sendiri atau bersama-sama dengan karbamazepin atau fenitoin.
  • Obat lain: Suntikan toksin botulinum bisa digunakan untuk memblokir saraf sensorik. Dalam beberapa kasus, blok saraf digunakan untuk mengobati sementara.

Jika pasien tidak merespons salah satu dari obat-obatan di atas atau yakin jika kondisinya memburuk dari waktu ke waktu, maka pasien bisa menjadi kandidat untuk menjalani operasi.

Pasien akan memiliki beberapa pilihan bedah. Dokter kemungkinan akan merekomendasikan satu untuk pasien berdasarkan tingkat keparahan rasa sakitnya, preferensi pasien, kesehatan fisik, riwayat operasi sebelumnya, dan risiko serta manfaat relatif dari operasi tersebut. Namun, lebih sulit untuk melakukan operasi pada pasien dengan TN2.

Teknik bedah perkutan (melalui kulit) yaitu meliputi:

  • Kompresi balon.
  • Rhizotomi injeksi gliserol.
  • Lesi termal frekuensi radio.

Dekompresi mikrovaskular

Ini merupakan prosedur bedah yang lebih invasif. Ini biasanya yang paling sukses dari seluruh prosedur ini karena bisa memberikan pereda nyeri hingga 10 tahun (lebih dari 70 persen pasien telah melihat semacam perbaikan gejala).

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memberikan solusi jangka panjang, di mana saraf trigeminal bisa pulih dan kembali ke keadaan yang lebih normal dan bebas rasa sakit. Namun, ini invasif karena ahli bedah harus membuat lubang di belakang telinga, sehingga memperlihatkan akar saraf trigeminal.

Pembukaan ini mengekspos pembuluh darah yang kemungkinan menekan saraf, setelah ahli bedah mengidentifikasi pembuluh darah tertentu, mereka menempatkan bantalan antara saraf dan pembuluh darah. Pasien yang lebih muda yang dinyatakan dalam keadaan kesehatan yang baik merupakan kandidat yang paling cocok untuk prosedur ini.

Radiosurgery stereotactic

Ini menggunakan operasi Gamma Knife, CyberKnife, atau LINAC, untuk memberikan jumlah radiasi yang sangat terkonsentrasi pada akar saraf trigeminal, di mana ia bertemu dengan batang otak.

Sesudah prosedur ini, lesi akan terbentuk pada saraf yang akan mengganggu kemampuannya untuk mengirimkan sinyal rasa sakit ke otak, meski akibatnya pasien mungkin makin mati rasa di wajahnya. Kemungkinan perlu beberapa minggu sebelum pasien mulai melihat efek dari prosedur ini. Radiosurgery stereotactic umumnya menghilangkan gejala selama sekitar 3 tahun.

Terapi komplementer

Terdapat pendekatan lain yang bisa digunakan pasien dengan terapi obat, termasuk:

  • Yoga.
  • Meditasi.
  • Aromaterapi.
  • Visualisasi kreatif.
  • Latihan berdampak rendah.

Terapi tambahan yang kemungkinan membantu meliputi:

  • Akupunktur.
  • Konseling atau terapi suportif.
  • Terapi vitamin.
  • Kiropraktik.
  • Biofeedback.
  • Terapi nutrisi.

Itulah deretan fakta medis seputar trigeminal neuralgia. Jika memiliki tanda atau gejala yang mengarah pada kondisi ini, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Makin cepat kondisi ini didiagnosis dan mendapat perawatan yang tepat, maka makin besar juga peluang kesembuhannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us