7 Fakta tentang Preeklamsia, Calon Ibu Harus Mewaspadainya

Berbahaya bagi ibu dan janin

Salah satu masalah yang bisa terjadi selama kehamilan adalah hipertensi. Hipertensi saat hamil adalah gangguan tekanan darah yang muncul pertama kali setelah usia kehamilan 20 minggu. Diperkirakan sekitar 10 persen ibu hamil di seluruh dunia mengalami hipertensi, dengan 3-5 persen di antaranya mengalami preeklamsia (preeclampsia) atau disebut juga sebagai keracunan kehamilan.

Preeklamsia bisa terjadi kapan saja selama kehamilan hingga pascapersalinan. Preeklamsia adalah kondisi berbahaya bagi ibu hamil dan janinnya. Efeknya bisa serius, bahkan bisa menyebabkan kematian. Harus diwaspadai, berikut ini fakta seputar penyebab, gejala, faktor risiko, penanganan, dan pencegahan preeklamsia.

1. Apa itu preeklamsia?

7 Fakta tentang Preeklamsia, Calon Ibu Harus Mewaspadainyapexels.com/LeahKelley

Preeklamsia adalah gangguan tekanan darah yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah ≥140/90 mmHg pada ibu hamil yang sebelumnya tidak mempunyai riwayat tekanan darah tinggi.

Melansir Medscape, pengukuran tekanan darah ini harus dilakukan dua kali dengan jarak waktu 4 jam di antara pengukuran. Jika dalam dua kali pengukuran tekanan darah ibu 140/90 mmHg atau lebih, ibu hamil dicurigai mengalami preeklamsia.

2. Apa penyebab preeklamsia?

7 Fakta tentang Preeklamsia, Calon Ibu Harus Mewaspadainyafreepik.com/drobotdean

Melansir Medical News Today, penyebab preeklamsia sampai sekarang masih belum diketahui secara pasti. Sebagian besar peneliti berpendapat bahwa ada masalah dalam perkembangan plasenta karena pembuluh yang terdapat pada plasenta lebih sempit dari pembuluh darah yang normal.

Akibatnya, suplai darah ke janin akan berkurang. Beberapa faktor yang dicurigai menyebabkan hal ini meliputi faktor genetik, kerusakan pembuluh darah plasenta, serta gangguan imunitas.

Baca Juga: Apakah Ibu Hamil Boleh Makan Seafood? Ini Penjelasannya!

3. Siapa saja yang bisa mengalami preeklamsia?

7 Fakta tentang Preeklamsia, Calon Ibu Harus Mewaspadainyafreepik.com/freepik

Walaupun penyebabnya belum diketahui, beberapa faktor risiko berikut dapat meningkatkan risiko kejadian preeklamsia.

Menurut laporan dalam jurnal Vascular Health and Risk Management tahun 2011, faktor risiko tersebut meliputi:

  • Kehamilan anak pertama
  • Hamil anak kembar
  • Memiliki riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya
  • Memiliki riwayat preeklamsia dalam keluarga
  • Indeks massa tubuh kehamilan >30
  • Obesitas
  • Usia perempuan saat hamil >35 tahun
  • Riwayat hipertensi sebelum kehamilan
  • Memiliki diabetes melitus, penyakit ginjal, serta lupus

4. Apa saja gejala dan tanda preeklamsia?

7 Fakta tentang Preeklamsia, Calon Ibu Harus Mewaspadainyafreepik.com/drobotdean

Melansir Mayo Clinic, selain tekanan darah tinggi, ada beberapa gejala yang bisa dirasakan pada preeklamsia.

Gejala awal yang bisa terjadi adalah pembengkakan di bagian tubuh, terutama wajah dan tangan. Akan tetapi, gejala ini biasanya juga dialami ibu hamil yang normal, sehingga gejala ini tidak bisa jadi patokan utama.

Namun, bila selain gejala di atas ibu hamil mengalami sakit kepala hebat, pandangan kabur atau merasa silau, sesak napas, nyeri perut kanan atas, mual dan muntah, serta gangguan berkemih, sebaiknya segera periksakan diri ke rumah sakit terdekat.

5. Apa, sih, bahaya preeklamsia?

7 Fakta tentang Preeklamsia, Calon Ibu Harus Mewaspadainyafreepik.com/wirestock

Semakin berat preeklamsia, maka semakin berbahaya pula kondisi ibu dan janin yang dikandungnya. Kondisi ini dapat menyebabkan kejang, yang disebut eklamsia, serta merusak organ seperti otak, mata, jantung, paru-paru, ginjal, serta lever. Perempuan yang pernah mengalami preeklamsia sebelumnya juga bisa berisiko terkena penyakit jantung iskemik di kemudian hari.

Tidaknya hanya ibu, bayi yang dikandungnya pun dapat mengalami efek samping yang serius akibat preeklamsia. Bayi dapat mengalami hambatan pertumbuhan di dalam kandungan, lahir prematur, hingga kematian.

6. Bagaimana penanganan preeklamsia?

7 Fakta tentang Preeklamsia, Calon Ibu Harus Mewaspadainyafreepik.com/valuavitaly

Masih bersumber dari laporan studi dalam jurnal Vascular and Health Risk Management tahun 2011, persalinan merupakan satu-satunya terapi utama dari preeklamsia.

Dokter akan menentukan apakah kehamilan dapat dipertahankan atau tidak berdasarkan usia kehamilan saat diagnosis preeklamsia ditegakkan, serta tingkat keparahannya.

Sebelum mengambil tindakan, dokter akan memberikan obat-obatan penurun tekanan darah untuk mengurangi dampak berbahaya yang ditimbulkan preeklamsia.

7. Bagaimana cara mencegah preeklamsia?

7 Fakta tentang Preeklamsia, Calon Ibu Harus Mewaspadainyafreepik.com/serhii_bobyk

Bila terdeteksi dini, preeklamsia bisa ditangani dengan efektif. Maka dari itu, ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala. 

Melansir WebMD, dokter akan memeriksa tekanan darah ibu serta mengecek adanya tanda dan gejala preeklamsia. Selain itu, ibu hamil yang mengalami obesitas disarankan untuk mengurangi berat badannya. Bila ada diabetes, ibu hamil harus mengendalikan kadar gula darahnya dengan baik.

Ibu hamil juga sebaiknya mengurangi konsumsi garam dan memperbanyak asupan buah dan sayuran. Saat berbaring, disarankan untuk berbaring menyamping ke sisi kiri untuk memperlancar peredaran darah ke janin. Selalu konsultasikan dengan dokter jika terjadi perubahan selama kehamilan.

Itulah fakta seputar penyebab, gejala, faktor risiko, potensi bahaya, serta penanganan dan pencegahan preeklamsia. Buat kamu yang sedang hamil, jaga kesehatan dengan pola hidup sehat dan jangan melewatkan pemeriksaan rutin kehamilan, ya!

Baca Juga: Penyebab Munculnya Flek saat Hamil, Apakah Normal?

sea salt Photo Writer sea salt

ordinary

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya