Jika kamu sudah pernah mengalami putus cinta, pasti sudah tahu jika pengalaman tersebut dapat membuat emosional terganggu, kan? Di antara kesedihan dan kesepian yang menyakitkan, bahkan alasan putus yang terkadang sulit untuk dipahami rasanya sudah cukup untuk membuat siapa pun merasa frustrasi dan depresi.
Kamu mungkin mengetahui efek emosionalnya, hanya saja, apakah kamu mengetahui dampak perpisahan tersebut bagi kesehatan? Jika tidak, simak ulasannya berikut ini.
Putus cinta tidak hanya dapat menyakitkan secara emosional. Akan tetapi, juga dapat menyakitkan secara fisik. Pasalnya, saat kamu mengalami putus cinta, organ-organ tubuh tertentu yang bekerja sebagai sistem kekebalan dan memerangi virus akan mulai menonaktifkan fungsinya. Ketika hal tersebut terjadi, tubuh akan menjadi lemah dan mudah terserang banyak penyakit, hingga muncul gejala depresi.
Ketika tubuh mengalami stres akibat putus cinta, maka masalah umum yang biasanya terjadi adalah munculnya jerawat dan kulit pecah-pecah. Dalam sebuah studi pada 2007 yang dilansir thehealthy.com, para peneliti menemukan jika kemungkinan terbesar seseorang mengalami jerawat adalah karena tingkat stres yang sangat tinggi. Temuan mereka tersebut membuktikan bahwa stres dapat memicu peradangan dan masalah lainnya pada kulit.
Hormon stres yang dilepaskan saat seseorang mengalami putus cinta ternyata dapat meningkatkan detak jantung dan membuat tekanan darah meningkat. Kondisi ini biasanya terjadi akibat kortisol, sebagai hormon stres pasca putus cinta diproduksi secara berlebihan. Jadi, jangan terlalu sedih dan memikirkannya ya. Segera lakukan aktivitas lain yang dapat mengembalikan semangat kamu!
Dampak lain akibat produksi kortisol yang berlebihan adalah melambatnya sistem pencernaan. Saat hal ini terjadi, biasanya perut akan mengalami kram, diare, bahkan sembelit yang sangat tidak menyenangkan. Untuk mengatasinya kamu bisa mencoba mengonsumsi makanan manis seperti donat, es krim, dan sebagainya.
Selain kedua hal di atas, produksi kortisol yang berlebihan ternyata juga dapat membuat seseorang yang putus cinta mengalami sindrom iritasi usus besar (IBS). Kondisi ini akan membuat kamu cenderung makan berlebihan atau sebaliknya, yakni tidak berniat mengonsumsi makanan sama sekali. Hal ini jelas sangat berbahaya bagi tubuh karena dapat mengganggu fungsi organ tubuh lain dan merangsang munculnya berbagai masalah kesehatan lain yang berbahaya.
Masalah dengan tidur juga dapat terjadi setelah putus cinta, termasuk hypersomnia dan insomnia. Kedua kondisi ini sering terjadi pada hilangnya hubungan yang signifikan, dan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik lainnya seperti sakit kepala, energi rendah, motivasi rendah, kecemasan, stres yang lebih besar, dan depresi.
Ketika kamu mengalami perpisahan yang amat sangat pahit, sebagian organ jantung untuk sementara akan membesar dan kehilangan memompa oksigen dengan baik. Sedangkan, bagian jantung lainnya akan berfungsi secara normal namun bisa saja diikuti dengan tekanan yang besar. Bahayanya, kondisi ini dapat membuat kamu mengalami masalah jantung seperti gagal jantung.
Putus cinta memang menyakitkan dan mampu membuat kita terpuruk. Namun, jangan terus diratapi dalam kesedihan, karena hal tersebut bisa membahayakan kesehatan tubuh. Oleh karenanya, segera alihkan perhatian dengan melakukan berbagai kegiatan yang lebih positif dan bermanfaat.