Mengenal Hipertensi Okular, Tekanan Bola Mata Lebih Tinggi dari Normal

Bila tidak ditangani bisa menyebabkan glaukoma

Sama pentingnya dengan memonitor tekanan darah dan kolesterol secara rutin, kesehatan mata juga perlu untuk diperhatikan. Pasalnya, mata juga bisa mengalami banyak masalah. Salah satu yang harus diwaspadai adalah hipertensi okular.

Hipertensi okular terjadi ketika tekanan di mata berada di atas kisaran yang dianggap normal tanpa perubahan penglihatan yang terdeteksi atau kerusakan pada struktur mata. Istilah ini digunakan untuk membedakan orang dengan tekanan tinggi dari mereka yang menderita glaukoma, penyakit mata serius yang menyebabkan kerusakan saraf optik dan kehilangan penglihatan.

Untuk memahami kondisi ini lebih lanjut, simak ulasannya di bawah ini sampai habis.

1. Apa itu hipertensi okular?

Mengenal Hipertensi Okular, Tekanan Bola Mata Lebih Tinggi dari Normalilustrasi peralatan medis untuk memeriksa kondisi di dalam bola mata (Unsplash.com/syhussaini)

Istilah hipertensi okular biasanya mengacu pada setiap situasi di mana tekanan di dalam mata, yang disebut tekanan intraokular atau intraocular pressure, lebih tinggi dari normal. Tekanan mata diukur dalam milimeter air raksa (mm Hg). Tekanan mata normal berkisar antara 10-21 mm Hg. Dikategorikan sebagai hipertensi okular bila tekanan mata lebih besar dari 21 mm Hg.

Dilansir WebMD, meskipun definisinya telah berkembang selama bertahun-tahun, hipertensi okular umumnya didefinisikan sebagai suatu kondisi dengan kriteria berikut:

  • Tekanan intraokular lebih besar dari 21 mm Hg yang diukur pada satu atau kedua mata pada dua atau lebih kesempatan. Tekanan di dalam mata diukur menggunakan alat yang disebut tonometer
  • Saraf optik tampak normal
  • Tidak ada tanda-tanda glaukoma yang terlihat pada pengujian bidang visual, yang merupakan tes untuk menilai penglihatan tepi (atau samping)
  • Sudut di mana cairan intraokular mengalir terbuka. Seorang dokter spesialis mata menilai apakah sistem drainase terbuka atau tertutup. Sudut dilihat menggunakan teknik yang disebut gonioskopi, di mana lensa kontak khusus digunakan untuk memeriksa sudut drainase (atau saluran) di mata untuk melihat apakah mereka terbuka, menyempit, atau tertutup
  • Tidak ada tanda-tanda penyakit mata lainnya yang dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan intraokular. Beberapa penyakit mata dan obat-obatan dapat meningkatkan tekanan di dalam mata

Hipertensi okular bukan penyakit, melainkan istilah yang digunakan untuk menggambarkan individu yang harus diamati lebih dekat daripada populasi umum untuk timbulnya glaukoma.

Untuk alasan tersebut, istilah lain untuk merujuk pada seseorang dengan hipertensi okular adalah "suspek glaukoma", atau individu yang dikhawatirkan oleh dokter spesialis mata mungkin memiliki atau mengembangkan glaukoma karena tekanan tinggi dalam mata. Pemeriksaan mata mungkin menunjukkan saraf optik yang rusak akibat glaukoma.

2. Penyebab hipertensi okular

Mengenal Hipertensi Okular, Tekanan Bola Mata Lebih Tinggi dari Normalilustrasi hipertensi okular (allaboutvision.com)

Menurut keterangan dari American Academy of Ophthalmology (AAO), mata yang normal memiliki sirkulasi cairan (aqueous humor) yang baik, di mana jumlah cairan yang masuk dan keluar seimbang. Apabila cairan yang ada di dalam mata tidak dapat keluar, tekanan di dalam mata menjadi tinggi yang kemudian menyebabkan hipertensi okular.

Hipertensi okular juga bisa terjadi sebagai efek dari penggunaan obat-obatan seperti steroid.

Memiliki tekanan intraokular dalam batas normal sangat penting karena baik buruknya kemampuan mata dalam melihat tergantung dari kesehatan bola mata dan saraf optik secara keseluruhan.

Baca Juga: 10 Penyebab Mata Kering, dari Kebiasaan sampai Penyakit!

3. Gejala hipertensi okular

Mengenal Hipertensi Okular, Tekanan Bola Mata Lebih Tinggi dari Normalilustrasi pemeriksaan mata untuk hipertensi okular (aoa.org)

Dilansir Healthgrades, hipertensi okular tidak memiliki tanda atau gejala pada kebanyakan kasus. Ini berarti kamu bisa mengalami peningkatan tekanan intraokular dan tidak menyadarinya, dan ini membuat penglihatan berisiko bila terus berkembang menjadi glaukoma.

Selama pemeriksaan mata lengkap, dokter akan mengukur tekanan intraokular dengan alat tonometer. Ada beberapa versi berbeda dari alat ini. Yang umum melibatkan penggunaan embusan udara untuk meratakan kornea secara singkat.

Kamu disarankan untuk menjalani pemeriksaan mata dasar di usia 20-an dan menemui dokter mata dua kali di usia 30-an. Setelah mencapai usia 40, kamu harus menjalani pemeriksaan mata lengkap dan dokter akan melihat hasilnya untuk memberi tahu seberapa sering kamu perlu cek mata. Bila ada riwayat hipertensi okular atau glaukoma, pedoman ini dapat berubah.

Dalam beberapa kasus, gejala bisa muncul saat tekanan intraokular sangat tinggi. Biasanya ini termasuk rasa sakit dengan gerakan mata atau dengan sentuhan. Segera temui dokter mata bila mengalami gejala tersebut.

4. Diagnosis hipertensi okular

Mengenal Hipertensi Okular, Tekanan Bola Mata Lebih Tinggi dari Normalilustrasi optical coherence tomography (barraquer.com)

Mengutip News Medical Life Sciences, diagnosis hipertensi okular terutama dikonfirmasi dengan memeriksa tekanan mata. Dokter mata mengukur tekanan menggunakan tonometer. Tekanan mata yang sehat harus antara 10 mm Hg dan 21 mm Hg. Pengukuran tekanan mata yang secara konsisten di atas batas atas dianggap sebagai indikasi hipertensi okular.

Karena hipertensi okular secara signifikan meningkatkan risiko glaukoma, dokter mata juga akan memeriksa kerusakan saraf optik. Pemantauan saraf optik dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik pencitraan, termasuk tomografi retina Heidelberg, nerve fiber analyzer, atau optical coherence tomography.  

Terakhir, pemeriksaan lapang pandang (visual field) akan dilakukan untuk memeriksa setiap perubahan pada penglihatan tepi (periferal) pasien, karena glaukoma pada awalnya memengaruhi penglihatan tepi atau samping, dan mungkin tidak diketahui pada tahap awal. Tes yang paling sering digunakan adalah tes bidang visual Humphrey. Dalam metode ini, lampu fiksasi pusat dan lampu uji berkedip digunakan untuk memeriksa penglihatan tepi.

Pasien harus fokus pada lampu tetap di tengah dan merespons dengan menekan tombol ketika lampu berkedip terlihat di penglihatan samping. Pasien tidak boleh menggerakkan mata untuk melihat lampu yang berkedip.

Selama pemeriksaan mata, gonioskopi juga dapat dilakukan untuk memeriksa sistem drainase internal mata. Dalam tes ini, gonioskop (prisma lensa kontak khusus) digunakan untuk menyelidiki sudut yang terbentuk antara kornea dan iris mata. Sudut ini menentukan lokasi dari mana aqueous humor mengalir keluar dari mata dan masuk ke dalam sistem vena.

5. Pengobatan

Mengenal Hipertensi Okular, Tekanan Bola Mata Lebih Tinggi dari Normalilustrasi pemberian obat tetes mata (freepik.com/jcomp)

Dokter akan menyesuaikan metode pengobatan berdasarkan hasil tes dan evaluasi.

Merangkum dari eMedicineHealth, dokter akan memberikan obat tetes mata untuk menurunkan tekanan di dalam mata apabila tekanan intraokular sangat tinggi, misalnya 28 mm Hg.

Dokter kemudian akan mengevaluasi kembali kondisi mata satu atau beberapa minggu kemudian. Apabila obat bekerja dengan baik, maka pasien dianjurkan untuk kembali setiap 3 atau 4 bulan untuk pemeriksaan rutin. 

Apabila nilai tekanan intraokular di antara 22-27 mm Hg, maka dokter akan meminta pasien untuk kembali beberapa minggu setelah tes pertama. Apabila nilainya masih tinggi, yaitu sekitar 3 mm Hg dari nilai tekanan intraokular yang pertama, maka dokter akan memeriksa kondisi optik saraf dan melakukan tes visual field lagi.

6. Risiko dan kelompok rentan

Mengenal Hipertensi Okular, Tekanan Bola Mata Lebih Tinggi dari Normalilustrasi myopia atau rabun jauh (unsplash.com/dtravisphd)

Berdasarkan keterangan dari American Optometric Association (AOA), semua orang dapat mengalami hipertensi okular. Akan tetapi, orang yang memiliki riwayat kesehatan di bawah ini harus lebih waspada:

  • Berusia 40 tahun ke atas
  • Memiliki anggota keluarga yang mengalami hipertensi okular dan/atau glaukoma
  • Diabetes
  • Miopia atau rabun jauh

Selain itu orang dengan uveitis akut juga bisa mengalami hipertensi okular. Uveitis adalah peradangan pada lapisan uvea (lapisan tengah mata) yang ditandai dengan mata merah, sakit, sensitif terhadap cahaya, pandangan kabur, dan melihat titik hitam mengambang (floaters).

Kondisi tekanan di dalam bola mata yang tinggi dan tidak segera mendapat penanganan bisa berisiko berkembang menjadi glaukoma. Mengutip laman BrightFocus Foundation, satu penelitian menunjukkan bahwa tingkat pasien dengan hipertensi okular yang tidak diobati dalam mengembangkan glaukoma adalah 9,5 persen dalam 5 tahun, 22 persen dalam 13 tahun, atau sekitar 2 persen per tahun. Dengan pengobatan, risiko mengembangkan glaukoma berkurang sekitar 50 persen.

Itulah informasi penting mengenai kondisi mata hipertensi okular. Pemeriksaan tekanan intraokular diperlukan untuk mengetahui apakah kita memilikinya atau tidak, karena kebanyakan kasus tidak bergejala. Metode pengobatan disesuaikan dengan hasil tes dan evaluasi. Namun, jika tekanan intraokular terlalu tinggi, dokter akan memberikan obat tetes untuk menurunkan tekanan. Pemeriksaan secara berkala perlu dilakukan untuk memantau kondisi mata secara keseluruhan.

Baca Juga: 9 Penyakit Serius dengan Gejala Berupa Rasa Sakit di Mata

Maria  Sutrisno Photo Verified Writer Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya