Vitamin D3, K2, dan Magnesium Tingkatkan Penyerapan Kalsium

Semuanya penting untuk kesehatan tulang

Sebuah studi tahun 2020 menemukan bahwa asupan kalsium masyarakat Indonesia masih sangat rendah, yaitu 254 mg per hari. Angka ini jauh di bawah kebutuhan kalsium harian, yakni 1.000–1.200 mg per hari.

Jika tidak bisa memenuhi kebutuhan kalsium harian lewat makanan dan minuman, kamu bisa menyiasatinya dengan mengonsumsi suplemen. Namun, ada beberapa hal yang bisa menghambat penyerapan kalsium.

Ini dibahas lebih lanjut oleh Imboost Indonesia dalam webinar bertajuk "Optimalkan Penyerapan Kalsium dengan Vitamin K2 dan Magnesium untuk Kesehatan Tulang" pada Kamis (28/7/2022).

Pembicara yang didatangkan ialah dr. Isa An Nagib, SpOT(K), FICS, dokter spesialis bedah ortopedi di Rumah Sakit Siaga Raya, dan Dr. Raphael Aswin Susilowidodo, ST, MSi, vice president research and development SOHO Global Health. Simak, yuk!

1. Kebutuhan kalsium harian tergantung usia dan jenis kelamin

Kalsium adalah komposisi utama tulang. Fungsinya untuk membentuk struktur tulang menjadi padat dan kuat. Kebutuhan kalsium harian berbeda-beda tergantung usia dan jenis kelamin. Rinciannya adalah:

  • 1–3 tahun: 700 mg/hari.
  • 4–8 tahun: 1.000 mg/hari.
  • 9–18 tahun: 1.300 mg/hari.
  • 19–50 tahun: 1.000 mg/hari.
  • 51–70 tahun: 1.200 mg/hari (perempuan) dan 1.000 mg/hari (laki-laki).
  • Di atas 71 tahun: 1.200 mg/hari.

Kalsium bisa diperoleh dari makanan atau minuman, seperti susu, almon, yoghurt, brokoli, keju, tahu, dan masih banyak lagi. Alternatifnya adalah mengonsumsi suplemen kalsium yang dijual bebas di pasaran.

2. Kekurangan kalsium bisa berdampak fatal

Vitamin D3, K2, dan Magnesium Tingkatkan Penyerapan Kalsiumilustrasi patah tulang (pixabay.com/Victoria_Art)

Karena asupan kalsium harian masyarakat Indonesia sangat kurang, tidak heran kalau 41,8 persen laki-laki dan 90 persen perempuan memiliki kepadatan tulang yang rendah. Ini mengarah ke osteoporosis, yang dialami oleh 28,8 persen laki-laki dan 32,3 persen perempuan. Data ini berasal dari Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi).

Tidak berhenti sampai di situ, osteoporosis berkelanjutan bisa menyebabkan fraktur atau patah tulang, yang sering terjadi di pergelangan tangan, panggul, dan tulang belakang.

"Osteoporosis adalah silent disease karena kadang tidak kita sadari. Baru tersadar ketika komplikasi sudah timbul. Misalnya, jatuh, cedera, atau kepleset, tiba-tiba tulangnya patah. Padahal sepele tapi berujung fraktur karena tulangnya keropos," jelas dr. Isa.

3. Tidak semua kalsium terserap ke tulang

Karena tidak diserap ke tulang, kadar kalsium dalam darah menjadi tinggi. Ini bisa menyebabkan hipertensi, kerusakan pada otot jantung, terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah, nyeri dada, batu saluran kemih, hingga osteoartritis.

Menurut dr. Isa, dari 800–1.000 mg kalsium yang berasal dari makanan, hanya 500 mg yang diserap ke tulang. Jika mengonsumsi suplemen kalsium, hanya 10–15 persen saja yang diserap ke tulang. Sedikit sekali, ya?

Baca Juga: 7 Makanan dengan Kalsium Lebih Tinggi dari Segelas Susu

4. Vitamin D3, K2, dan magnesium bisa tingkatkan penyerapan kalsium

Vitamin D3, K2, dan Magnesium Tingkatkan Penyerapan Kalsiumilustrasi tulang kuat (pixabay.com/Pezibear)

Penyerapan kalsium akan meningkat menjadi 30–40 persen jika ditambah vitamin D3, K2, dan magnesium. Masing-masing memiliki tugas yang spesifik, seperti:

  • Vitamin D3: Meningkatkan penyerapan kalsium di usus untuk didistribusikan ke tulang (bekerja sama dengan vitamin K2) dan merangsang produksi osteoblas (cikal bakal tulang baru).
  • Vitamin K2: Mengaktifkan osteocalcin yang membuat penyerapan kalsium di tulang menjadi optimal.
  • Magnesium: Mineral yang berperan penting mengaktifkan vitamin D untuk membantu metabolisme kalsium di tulang dan mencegah peluruhan kalsium di tulang.

5. Jangan lupa cek kepadatan tulang dan berolahraga secara rutin

Selain mengonsumsi vitamin dan mineral yang telah disebutkan, dr. Isa menyarankan untuk cek kepadatan tulang setiap 6 bulan sekali. Ini bisa dilakukan sejak usia 30 tahun, terutama untuk orang yang mempunyai riwayat patah tulang, defisiensi vitamin D, dan mengonsumsi obat kortikosteroid jangka panjang.

Terakhir, lakukan olahraga minimal tiga kali seminggu untuk melatih kekuatan dan menjaga kepadatan tulang, seperti jalan kaki, renang, dan bersepeda. Durasi yang ideal adalah 20–60 menit per sesi.

Baca Juga: Benarkah Orang Dewasa Tidak Perlu Suplemen Kalsium dan Vitamin D?

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya