5 Tanda dan Gejala Kanker Esofagus, Salah Satunya Sulit Menelan

Kanker biasanya terjadi di lapisan terdalam esofagus

Kanker esofagus atau kanker kerongkongan adalah jenis kanker yang dimulai pada lapisan esofagus. Esofagus adalah tabung berotot yang menghubungkan tenggorokan ke lambung. Saat kanker berkembang, biasanya terjadi di lapisan terdalam esofagus dan kemudian menyebar ke luar.

Menurut data Globocan tahun 2020, di Indonesia terdapat 1.327 kasus baru kanker esofagus dan 1.283 kematian karena kanker esofagus. Kanker ini umumnya lebih sering dijumpai pada laki-laki dibandingkan perempuan.

Kanker esofagus biasanya tidak menimbulkan gejala hingga stadium lanjut. Jika sampai menimbulkan tanda dan gejala, berikut ini yang perlu diwaspadai.

1. Sulit menelan

Gejala kanker esofagus yang paling umum adalah kesulitan menelan (disfagia). Sayangnya, gejala ini baru muncul pada tahap akhir penyakit, dilansir American Cancer Society.

Ketika sel-sel kanker tumbuh dan berkembang biak di esofagus, mereka membentuk suatu massa sel yang disebut tumor. Saat tumor tumbuh, ini dapat menyebabkan masalah pada makan dan menelan.

Awalnya mungkin kamu merasa seperti ada makanan yang tersangkut di tenggorokan saat makan, lalu mengompensasinya dengan makan lebih sedikit atau meneguk air setelah setiap gigitan.

Saat kanker berkembang, menelan makanan akan makin sulit. Meresponsnya, tubuh akan mulai memproduksi lebih banyak air liur untuk membantu makanan melewati esofagus. Jika ini terjadi, kamu akan memperhatikan peningkatan jumlah air liur atau lendir di mulut.

2. Nyeri dada

5 Tanda dan Gejala Kanker Esofagus, Salah Satunya Sulit Menelanilustrasi nyeri dada (freepik.com/cookie_studio)

Banyak pasien kanker esofagus merasakan sensasi nyeri atau terbakar di dada. Karena ini merupakan gejala umum refluks asam, maka banyak orang tidak terlalu mengkhawatirkannya, apalagi sampai berpikir itu adalah gejala kanker.

Menurut National Cancer Institute, kanker esofagus menyebabkan nyeri dada ketika tumor tumbuh cukup besar untuk menghalangi makanan. Saat makan, kamu mungkin merasa sakit atau tidak nyaman saat makanan mencoba melewati tumor.

Baca Juga: Kanker Kerongkongan: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahan

3. Muntah dan penurunan berat badan

Kesulitan menelan dapat menyebabkan muntah. Saat makanan tersangkut di esofagus, kamu mungkin akan muntah untuk mengeluarkannya dan mencegah kesulitan bernapas.

Umum bagi pasien kanker esofagus mengalami penurunan berat badan tanpa berusaha. Ini terjadi karena mereka pada akhirnya makan lebih sedikit karena sulit menelan makanan. Muntah setelah makan juga berkontribusi terhadap penurunan berat badan ini.

4. Pendarahan

5 Tanda dan Gejala Kanker Esofagus, Salah Satunya Sulit Menelanilustrasi pendarahan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kanker kerongkongan dapat menyebabkan pendarahan pada esofagus. Ketika ini terjadi, darah mengalir melalui sistem pencernaan dan menyebabkan tinja tampak hitam.

Seiring waktu, pendarahan dapat menyebabkan kekurangan sel darah merah (anemia). Tanda umum anemia adalah kantuk atau kelelahan pada siang hari, mengutip dari American Cancer Society.

5. Suara serak atau batuk terus-menerus

Diterangkan dalam laman Moffitt Cancer Center, ketika tumor esofagus tumbuh, tumor ini dapat merusak saraf laring dan mengganggu impuls saraf ke kotak suara, sehingga menyebabkan pita suara menjadi lumpuh.

Suara serak atau batuk yang tidak kunjung reda mungkin mengindikasikan kanker esofagus.

5 Tanda dan Gejala Kanker Esofagus, Salah Satunya Sulit Menelanilustrasi dokter sedang memeriksa pasien (pexels.com/cottonbro)

Penting untuk diperhatikan bahwa tanda-tanda peringatan kanker esofagus juga dapat disebabkan oleh penyebab lain yang tidak terlalu serius.

Selain itu, beberapa pasien kanker esofagus tidak mengalami tanda dan gejala di atas, sementara yang lain mengalami gejala yang sama sekali berbeda.

Oleh karena itu, tindakan terbaik adalah segera mendiskusikan perubahan yang tidak biasa dengan dokter.

Orang-orang yang berisiko tinggi terkena kanker esofagus harus waspada. Beberapa faktor risikonya meliputi:

  • Merokok dan penggunaan tembakau lainnya.
  • Heartburn atau penyakit refluks gastroesofageal (GERD) yang tidak terkontrol, suatu gangguan pencernaan kronis yang menyebabkan asam lambung atau empedu mengalir naik ke esofagus dan mengiritasi mukosa.
  • Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
  • Memiliki kondisi esofagus Barrett, sejenis kerusakan pada bagian bawah esofagus akibat paparan asam lambung berulang.
  • Akalasia, sejenis kerusakan saraf yang mencegah esofagus menekan makanan ke dalam lambung.

Baca Juga: Varises Esofagus: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan  

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya