Kudis (Skabies): Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Orang dewasa sering terkena kudis melalui kontak seksual

Intinya Sih...

  • Kudis disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei var hominis dan menyebar dengan mudah dari orang ke orang.
  • Orang yang rentan terkena kudis termasuk anak-anak, ibu dari anak kecil, dewasa muda aktif secara seksual, pasien rawat inap, dan penghuni panti jompo.
  • Kudis dapat menyebabkan gatal parah, ruam, luka kulit, kerak tebal pada kulit, serta komplikasi seperti infeksi darah dan penyakit jantung.

Kudis atau skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei var hominis. Serangga kecil ini membuat terowongan (liang) di bawah kulit dan menyebabkan benjolan merah kecil dan gatal parah.

Kudis menyebar dengan mudah dari orang ke orang, terutama di antara orang-orang yang tinggal berdekatan. Jadi, kalau satu satu orang yang tinggal denganmu terkena kudis, maka semua orang yang tinggal seatap harus diperiksa dan dirawat bersamaan.

Kudis merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, tetapi paling sering terjadi di daerah tropis dan di tempat yang sangat ramai.

Kudis bukan infeksi, melainkan infestasi. Sarcoptes scabiei berkembang di lapisan luar kulit. Kulit tidak ramah terhadap invasi. Saat tungau menggali dan bertelur di dalam kulit, infestasi menyebabkan gatal tanpa henti dan ruam parah.

Hewan juga bisa terkena kudis, tetapi tungau penyebabnya sedikit berbeda. Biasanya, tungau yang menyerang hewan peliharaan tidak dapat beradaptasi dengan hidup pada manusia. Namun, kamu mungkin memiliki beberapa jenis reaksi terhadap tungau pada hewan peliharaan.

1. Jenis

Selain jenis klasik, ada pula berbagai jenis kudis lainnya. Ini termasuk:

  • Krusta: Jenis ini sering terjadi pada orang dengan sistem kekebalan yang rusak. Ini cenderung membentuk area berkerak yang menutupi area kulit yang luas. Jika memiliki kudis berkrusta, kamu bisa mempunyai 100 atau bahkan sampai 1.000 tungau di kulit, bukan 10–15 tungau yang umum ditemukan pada kudis klasik.
  • Nodular: Jenis ini lebih sering terjadi pada anak-anak. Nodul cokelat-merah masih bisa ada lama setelah tungau hilang.
  • Bulosa: Pada orang dewasa, jenis kudis ini dapat disalahartikan sebagai pemfigoid bulosa, kondisi lain yang melibatkan lepuh kulit.
  • Kulit kepala: Jenis ini terjadi pada kulit kepala dan mungkin tidak menunjukkan gejala kecuali sisik yang mungkin terlihat seperti psoriasis.

2. Penyebab

Kudis (Skabies): Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi kudis atau skabies (journals.plos.org/PLOS Neglected Tropical Diseases/August 8, 2013)

Siapa saja bisa terkena kudis. Karena kontak kulit ke kulit adalah cara paling umum untuk terkena kudis, orang-orang berikut ini sangat rentan:

  • Anak-anak.
  • Ibu dari anak yang masih kecil.
  • Dewasa muda yang aktif secara seksual.
  • Penghuni panti jompo, hunian tempat tinggal lansia, dan fasilitas perawatan jangka panjang.
  • Pasien rawat inap.

Memiliki sistem kekebalan yang lemah juga meningkatkan risiko kudis. Lansia dan orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah karena penyakit seperti HIV/AIDS, limfoma, atau leukemia memiliki peningkatan risiko. Orang yang menerima transplantasi organ juga lebih berisiko.

Kudis berkrusta sangat menular. Kerak yang dipenuhi tungau bisa rontok. Kerak yang rontok ini dapat menyediakan makanan dan perlindungan bagi tungau, memungkinkan mereka untuk hidup selama satu minggu tanpa kontak manusia.

Kudis di antara orang-orang di panti jompo dan fasilitas perawatan lanjutan telah menjadi masalah umum di banyak negara karena sering terjadi kontak kulit. Kudis dapat menyebar ke staf perawat, kemudian staf perawat kemudian bisa menularkan ke pasien atau orang lain. Ini bisa terjadi dengan cepat.

Kudis dapat menyebar ketika seseorang yang terkena tidak memiliki tanda atau gejala apa pun. Seseorang yang belum pernah terkena kudis sering kali tidak menunjukkan tanda atau gejala apa pun selama 2–6 minggu.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, kudis disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei var hominis. Orang terkena kudis ketika tungau masuk ke dalam kulit. Kamu bisa mendapatkan tungau di kulit melalui:

  • Kontak langsung kulit ke kulit.
  • Kontak dengan benda yang terinfeksi seperti handuk, tempat tidur, atau furnitur berlapis kain.

Kamu tidak bisa terkena kudis dari hewan yang memiliki tungau.

Kebanyakan orang tidak akan mendapatkan kudis dari jabat tangan atau pelukan. Kontak kulit ke kulit harus lebih lama agar tungau dapat berpindah dari satu orang ke orang lain. Orang dewasa sering terkena kudis melalui kontak seksual.

3. Gejala

Tungau kudis menggali ke dalam lapisan atas epidermis yang kemudian tungau betina dewasa bertelur.

Telur menetas dalam 3–4 hari dan berkembang menjadi tungau dewasa dalam 1–2 minggu.

Setelah 4–6 minggu, kamu mengembangkan reaksi alergi terhadap keberadaan protein tungau dan kotoran di liang kudis, menyebabkan gatal dan ruam. Kebanyakan individu terinfeksi dengan 10–15 tungau.

Tanda dan gejala kudis meliputi:

  • Gatal, terutama pada malam hari: Gatal adalah gejala yang paling umum. Rasa gatalnya bisa sangat parah sehingga membuat kamu tetap terjaga pada malam hari.
  • Ruam: Ruam ini menimbulkan benjolan-benjolan kecil yang sering kali membentuk garis. Benjolan tersebut bisa terlihat seperti biduran, gigitan kecil, benjolan di bawah kulit, atau jerawat. Beberapa orang mengalami bercak bersisik yang terlihat seperti eksem.
  • Luka: Menggaruk ruam yang gatal dapat menyebabkan luka. Luka bisa terinfeksi.
  • Kerak tebal pada kulit: Kerak terbentuk ketika kamu mengembangkan jenis kudis parah (kudis berkrusta). Dengan banyaknya tungau yang bersembunyi di kulit, ruam dan gatal menjadi parah.

Rasa gatal yang parah dapat menyebabkan garukan terus-menerus. Jika dituruti, infeksi bisa terjadi. Menggaruk tanpa henti bahkan dapat menyebabkan sepsis, suatu kondisi yang terkadang mengancam jiwa yang berkembang ketika infeksi memasuki darah.

Kudis dapat berkembang di bagian kulit mana saja. Namun, tungau lebih suka bersembunyi di bagian tubuh tertentu. Tempat paling umum untuk mengalami gatal dan ruam adalah:

  • Tangan: Tungau suka bersembunyi di kulit di antara jari dan di sekitar kuku.
  • Lengan: Tungau seperti siku dan pergelangan tangan.
  • Kulit yang biasanya tertutup pakaian atau perhiasan: Bokong, garis ikat pinggang, penis, dan kulit di sekitar puting kemungkinan besar merupakan tempat tungau bersembunyi. Tungau juga suka bersembunyi di kulit yang ditutupi gelang, tali jam, atau cincin.

Pada orang dewasa, tungau jarang masuk ke dalam kulit di atas leher.

Kudis pada bayi

Beberapa anak memiliki kudis yang menyebar luas. Ruam kudis dapat menutupi sebagian besar tubuh. Bahkan telapak tangan, telapak kaki, dan kulit kepala anak bisa terserang tungau.

Pada bayi, ruam sering muncul di telapak tangan dan telapak kaki. Bayi yang menderita kudis sangat mudah marah dan sering kali tidak mau makan atau tidur. Pada anak-anak juga sering kali sama. Rasa gatalnya bisa membuat mereka terjaga pada malam hari.

Kudis berkrusta

Tanda umum dari kudis berkrusta adalah kerak yang tersebar luas pada kulit. Kerak ini cenderung tebal, mudah hancur jika disentuh, dan berwarna keabu-abuan.

Terkadang, kerak muncul di satu atau beberapa area tubuh seperti kulit kepala, punggung, atau kaki.

Baca Juga: Tinea Versicolor (Panu): Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahan

4. Diagnosis

Kudis (Skabies): Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi tungau Sarcoptes scabiei (thelancet.com/Clinical Picture/Volume 11, Issue 1, P72, January 01, 2011)

Diagnosis infestasi kudis biasanya dibuat berdasarkan penampilan dan distribusi ruam serta adanya liang.

Bila memungkinkan, diagnosis harus dikonfirmasi dengan mengidentifikasi tungau, telur tungau, atau kotoran tungau (scybala). Ini dapat dilakukan dengan mengeluarkan tungau secara hati-hati dari ujung liangnya menggunakan ujung jarum atau dengan mengambil kulit yang digores untuk diperiksa di bawah mikroskop apakah ada tungau, telur, atau kotoran tungau.

Penting untuk diingat bahwa kamu masih dapat terinfestasi bahkan jika tungau, telur, atau kotoran tidak dapat ditemukan; biasanya kurang dari 10–15 tungau dapat hadir di seluruh tubuh orang yang terinfeksi yang dinyatakan sehat.

Namun, orang dengan kudis berkrusta dapat dipenuhi ribuan tungau dan harus dianggap sangat menular.

5. Pengobatan

Obat untuk kudis hanya bisa tersedia dengan resep dokter.

Orang yang terkena kudis dan setiap orang yang pernah melakukan kontak dekat dengan orang tersebut perlu pengobatan. Bahkan, orang yang tidak memiliki tanda atau gejala apa pun harus dirawat. Ini adalah satu-satunya cara untuk mencegah wabah kudis baru.

Orang-orang yang harus mendapatkan pengobatan meliputi:

  • Setiap orang yang tinggal bersama dengan orang yang terkena kudis.
  • Pasangan seks.

Kebanyakan orang bisa sembuh dengan obat oles. Obat-obatan ini sering dioleskan ke semua kulit dari leher ke bawah. Bayi dan anak kecil juga sering membutuhkan perawatan untuk kulit kepala dan wajah mereka. Dokter spesialis kulit akan memberikan instruksi khusus untuk diikuti.

Kebanyakan obat digunakan pada waktu tidur dan kemudian dibersihkan saat pasien bangun. Kamu mungkin perlu mengulangi proses ini satu minggu kemudian.

Penting untuk mengikuti instruksi dokter kulit. Mengobati kulit lebih sering dari yang diinstruksikan dapat memperburuk ruam dan gatal.

Obat-obatan yang mungkin diresepkan meliputi:

  • Krim permetrin (5%): Sering diresepkan untuk mengobati kudis, obat ini disetujui untuk merawat pasien berusia 2 bulan ke atas dan ibu hamil.
  • Krim atau losion crotamiton (10%): Disetujui untuk mengobati kudis pada orang dewasa. Obat ini biasanya memerlukan dua aplikasi. Aplikasi kedua dilakukan 24 jam setelah yang pertama.
  • Losion benzil benzoat (25%): Dapat digunakan untuk mengobati kudis berkrusta.
  • Cairan spinosad (0,9%): Juga disetujui untuk mengobati kutu rambut, ini adalah pengobatan baru untuk kudis. Ini disetujui untuk mengobati kudis pada pasien berusia 4 tahun ke atas.
  • Salep belerang (5%–10%): Meskipun banyak pasien tidak menyukai baunya, tetapi perawatan ini dapat digunakan pada bayi di bawah usia 2 bulan.
  • Losion lindane (1%): Meskipun disetujui untuk mengobati kudis, tetapi obat ini umumnya hanya digunakan ketika pengobatan kudis lainnya gagal. Obat ini seharusnya tidak digunakan oleh ibu hamil maupun menyusui.

6. Komplikasi yang dapat terjadi

Kudis (Skabies): Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi pengobatan kudis atau skabies (flickr.com/UNICEF Ethiopia)

Kudis dapat menyebabkan komplikasi seperti:

  • Luka kulit yang menyakitkan.
  • Septicemia (infeksi pada darah).
  • Penyakit jantung.
  • Penyakit ginjal.

7. Pencegahan

Ada beberapa langkah agar kamu dapat mencegah penyebaran kudis kepada orang lain:

  • Jangan menggaruk kulit karena dapat menyebabkan kutu menyebar ke bagian lain dari tubuh serta dapat menyebabkan jaringan parut.
  • Tungau dapat hidup di luar tubuh selama kurang lebih satu hari, sehingga sangat mungkin tertular kudis dari seprai dan pakaian yang terpapar.
  • Selalu menjaga kebersihan diri dan menjaga kebersihan seprai dan pakaian.
  • Jangan berbagi barang-barang pribadi seperti handuk, seprai, dan pakaian sampai tungau hilang.
  • Jika kamu terkena kudis, penting agar semua anggota rumah, terutama pasangan seksual, diobati.
  • Jika terkena kudis, tetaplah berada di rumah sampai 24 jam setelah perawatan dan setelah tidak lagi menular.

Jika kamu mengalami ruam dan sangat gatal sampai bikin tidak bisa tidur, sebaiknya temui dokter karena ada kemungkinan kamu terkena kudis.

Kamu dan orang lain yang tinggal bersama atau pasangan seksual juga harus diuji dan dirawat.

Hubungi dokter jika kamu mengalami jenis ruam kulit yang tidak hilang dan yang menyebabkan masalah. Kudis, seperti banyak jenis ruam gatal merah lainnya, bisa disembuhkan.

Baca Juga: Bikin Kulit Gatal, Ini Perbedaan antara Kurap dan Kudis

Referensi

American Academy of Dermatology. Diakses pada April 2024. Scabies: Tips for Managing.
WHO. Diakses pada April 2024. Scabies.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada April 2024. Parasites - Scabies.
Cleveland Clinic. Diakses pada April 2024. Scabies.

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya