Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Manfaat Lithium, Obat Penstabil Suasana Hati

ilustrasi obat lithium (freepik.com/freepik)
ilustrasi obat lithium (freepik.com/freepik)

Lithium adalah sejenis obat yang dikenal sebagai penstabil suasana hati (mood stabilizer). Obat ini digunakan untuk mengobati gangguan suasana hati, seperti:

  • Mania: Merasa sangat bersemangat, terlalu aktif, atau teralihkan.
  • Hipomania: Mirip mania, tetapi tidak terlalu parah.
  • Periode depresi reguler: Kondisi yang mana pengobatan dengan obat lain tidak berhasil.
  • Gangguan bipolar: Suasana hati berubah antara merasa sangat gembira (mania) dan sangat sedih (depresi).

Lithium juga dapat membantu mengurangi perilaku agresif atau merugikan diri sendiri.

Obat ini hanya bisa didapat dengan resep dokter, tersedia dalam bentuk tablet biasa atau tablet lepas lambat (lithium karbonat). Merek untuk tablet termasuk Priadel, Camcolit, dan Liskonum. Lithium juga tersedia dalam bentuk cairan yang digunakan secara oral (lithium sitrat). Mereknya yang umum adalah Priadel dan Li-liquid.

1. Cara kerja dan manfaat lithium

Lithium adalah penstabil suasana hati, tetapi cara kerjanya belum diketahui secara pasti. Obat ini dapat bekerja dengan mengubah pelepasan bahan kimia seperti dopamin atau serotonin di otak, dilansir Healthdirect.

Mengonsumsi lithium membantu kamu lebih mengontrol emosi. Ini membantu mengatasi perubahan suasana hati bipolar dengan lebih baik.

Mungkin perlu waktu beberapa minggu hingga bulan untuk lithium mulai berfungsi. Pada awalnya, kamu mungkin perlu mengonsumsi obat lain pada waktu yang bersamaan. Ini akan membantu kamu untuk tetap tenang. Kamu mungkin perlu berada di rumah sakit saat memulai pengobatan lithium.

Menambahkan dari MedlinePlus, terkadang lithium juga digunakan untuk pengobatan depresi, skizofrenia, gangguan kontrol impuls, dan penyakit mental tertentu pada anak-anak.

Jumlah obat yang dibutuhkan berbeda-beda pada setiap orang. Dosis mungkin bergantung pada usia, kondisi kesehatan secara umum, dan obat lain yang sedang digunakan.

Kalau kamu mengonsumsi lithium, kamu perlu menemui dokter secara teratur. Dokter akan merekomendasikan tes darah untuk memastikan kamu tidak mengonsumsi lithium terlalu sedikit atau terlalu banyak.

2. Peringatan

ilustrasi lithium karbonat (commons.wikimedia.org/James Heilman, MD)
ilustrasi lithium karbonat (commons.wikimedia.org/James Heilman, MD)

Lithium harus digunakan sesuai petunjuk. Beberapa tips lainnya adalah:

  • Mengonsumsinya dengan makanan.
  • Makan dan minum secara normal, jangan mengikuti diet rendah garam.
  • Minum banyak cairan saat cuaca panas dan saat berolahraga untuk menghindari dehidrasi.
  • Berhati-hatilah jika kamu mengemudi karena lithium dapat menyebabkan kantuk.

Beri tahu dokter jika kamu:

  • Sedang mengonsumsi obat lain karena mungkin bisa berinteraksi dengan lithium.
  • Memiliki masalah jantung atau ginjal, atau diperintahkan untuk mengurangi asupan garam.
  • Sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
  • Khawatir tentang efek samping lithium.

Ikuti instruksi dokter tentang menjalani tes darah lithium. Hasilnya akan membantu kamu dalam mendapatkan dosis yang tepat.

Selain itu, ingatlah untuk berbicara dengan dokter dan apoteker jika kamu mengonsumsi terlalu banyak lithium atau melewatkan satu dosis.

Kamu juga harus memberi tahu apoteker bahwa kamu mengonsumsi lithium saat membeli obat baru. Ini termasuk obat-obatan yang dijual bebas dan suplemen vitamin.

3. Cara menggunakan obat

Lithium tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, tablet lepas lambat, dan larutan untuk diminum.

Tablet, kapsul, dan larutan biasanya diminum tiga sampai empat kali sehari. Tablet lepas lambat biasanya diminum dua sampai tiga kali sehari.

Minumlah lithium pada waktu yang sama setiap hari. Ikuti petunjuk pada label resep dengan hati-hati, dan mintalah dokter atau apoteker untuk menjelaskan bagian mana pun yang tidak kamu mengerti.

Gunakan lithium persis seperti yang diarahkan. Jangan meminumnya lebih banyak atau lebih sedikit, atau meminumnya lebih sering dari yang ditentukan oleh dokter.

Telan seluruh tablet lepas lambat; jangan membelah, mengunyah, atau menghancurkannya.

Dokter mungkin menambah atau mengurangi dosis obat selama perawatan. Ikuti petunjuk ini dengan cermat.

Lithium dapat membantu mengendalikan kondisi kamu, tetapi tidak menyembuhkannya. Mungkin perlu waktu satu hingga tiga minggu atau lebih sampai kamu merasakan manfaat lithium sepenuhnya.

Teruslah mengonsumsi lithium meskipun kamu merasa sehat. Jangan berhenti mengonsumsinya secara tiba-tiba tanpa berkonsultasi dengan dokter. Selalu bicarakan dengan dokter sebelum melakukan perubahan apa pun pada rutinitas obat.

Lithium tidak membuat ketagihan.

Jangan berhenti mengonsumsi lithium secara tiba-tiba. 

4. Siapa yang boleh dan tidak boleh menggunakan lithium

ilustrasi minum obat (pexels.com/Jeshoots.com)
ilustrasi minum obat (pexels.com/Jeshoots.com)

Menurut National Health Service, kebanyakan orang dewasa dan anak-anak berusia 12 tahun ke atas dapat menggunakan lithium.

Lithium mungkin tidak cocok untuk sebagian orang. Untuk memastikan keamanannya, beri tahu dokter sebelum mulai menggunakannya jika kamu:

  • Pernah mengalami reaksi alergi terhadap lithium atau obat lain.
  • Menderita penyakit jantung.
  • Memiliki masalah ginjal yang parah.
  • Memiliki kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme) yang tidak diobati.
  • Memiliki kadar natrium yang rendah dalam tubuh. Ini dapat terjadi jika kamu mengalami dehidrasi atau jika sedang menjalani diet rendah natrium.
  • Mengidap penyakit Addison, yaitu kelainan langka pada kelenjar adrenal.
  • Memiliki kondisi jantung langka yang disebut sindrom Brugada, atau ada riwayat penyakit ini dalam keluarga.
  • Perlu menjalani operasi.
  • Sedang mencoba untuk hamil, atau sedang hamil, atau menyusui.

Sebelum meresepkan lithium, dokter akan melakukan beberapa tes darah untuk memeriksa apakah ginjal dan tiroid baik-baik saja. Dokter juga akan memeriksa berat badan dan terus memantaunya selama perawatan.

Kalau kamu mempunyai penyakit jantung, dokter mungkin juga melakukan tes yang mengukur aktivitas listrik jantung (elektrokardiogram).

5. Efek samping

Lithium dapat menyebabkan efek samping. Beri tahu dokter jika salah satu gejala berikut ini parah atau tidak kunjung hilang:

  • Kegelisahan.
  • Gerakan tangan halus yang sulit dikendalikan.
  • Rasa haus yang ringan.
  • Kehilangan selera makan.
  • Sakit perut.
  • Gas.
  • Gangguan pencernaan.
  • Penambahan atau penurunan berat badan.
  • Mulut kering.
  • Air liur berlebihan di mulut.
  • Perubahan kemampuan mencicipi makanan.
  • Bibir bengkak.
  • Jerawat.
  • Rambut rontok.
  • Ketidaknyamanan yang tidak biasa pada suhu dingin.
  • Sembelit.
  • Depresi.
  • Nyeri sendi atau otot.
  • Kepucatan.
  • Kuku atau rambut tipis dan rapuh.
  • Gatal.
  • Ruam.

Beberapa efek samping mungkin serius. Kalau kamu mengalami salah satu gejala di bawah ini, segera hubungi dokter atau dapatkan bantuan medis darurat:

  • Kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa.
  • Rasa haus yang berlebihan.
  • Sering buang air kecil.
  • Gerakan lambat dan tersentak-sentak.
  • Gerakan yang tidak biasa atau sulit dikendalikan.
  • Tidak sadarkan diri.
  • Kejang.
  • Pingsan.
  • Pusing atau sakit kepala ringan.
  • Detak jantung cepat, lambat, tidak teratur, atau berdebar kencang.
  • Sesak napas.
  • Sesak dada.
  • Kebingungan.
  • Halusinasi.
  • Mata juling.
  • Jari tangan dan kaki yang nyeri, dingin, atau berubah warna.
  • Sakit kepala.
  • Suara seperti berdebar-debar di dalam kepala.
  • Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, atau tungkai bawah.

Apabila kamu mengalami salah satu gejala berikut, hentikan penggunaan lithium dan segera hubungi dokter:

  • Kantuk.
  • Gemetar pada bagian tubuh yang tidak dapat dikendalikan.
  • Kelemahan otot, kekakuan, kedutan, atau tegang.
  • Kehilangan koordinasi.
  • Diare.
  • Muntah.
  • Bicara cadel.
  • Pusing.
  • Telinga berdenging.
  • Penglihatan kabur.

Lithium dapat menyebabkan efek samping lain. Hubungi dokter jika kamu mengalami gejala yang tidak biasa saat meminum obat ini.

6. Toksisitas

ilustrasi obat-obatan di dalam wadah kecil (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi obat-obatan di dalam wadah kecil (pexels.com/cottonbro studio)

Lithium adalah obat yang jumlahnya di dalam tubuh harus tepat. Kadarnya yang terlalu rendah akan membuatnya tidak berfungsi dengan baik. Jika kadarnya terlalu tinggi kamu bisa mengalami lebih banyak efek samping—ini adalah toksisitas lithium.

Tanda-tanda toksisitas lithium adalah:

  • Peningkatan nyeri perut, muntah, atau diare.
  • Peningkatan kelemahan otot, gemetar, atau kedutan.
  • Kantuk atau pusing yang parah.
  • Kegoyahan atau kesulitan berjalan atau bicara cadel.
  • Mulut kering, sangat haus.
  • Telinga berdenging.
  • Penglihatan kabur.
  • Pembengkakan pada wajah, mulut, atau lidah yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas atau menelan.

Segera hubungi dokter atau pergi ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat jika kamu mengalami tanda-tanda toksisitas lithium.

Kamu dapat mengalami keracunan lithium secara tiba-tiba. Ini bisa terjadi jika kamu:

  • Minum terlalu banyak tablet lithium sekaligus.
  • Menggabungkan lithium dengan beberapa obat lain.
  • Sangat dehidrasi.

Penting untuk mengambil dosis yang tepat yang sudah ditentukan oleh dokter. Jika kamu merasa atau seseorang di dekatmu mungkin mengalami keracunan lithium, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

7. Interaksi obat

Menurut Drugs, beberapa obat dapat memengaruhi lithium, terutama:

  • Buspirone.
  • Fentanyl.
  • St. John's wort.
  • Tramadol.
  • Triptan.
  • Tryptophan.
  • Obat antidepresan atau antipsikotik.
  • MAO inhibitor seperti isocarboxazid, linezolid, methylene biru, phenelzine, rasagiline, selegiline, tranylcypromine, dan lain-lain.

Daftar di atas bukan daftar lengkap dan banyak obat lain bisa berinteraksi dengan lithium. Ini meliputi obat resep, obat bebas, vitamin, dan produk herbal.

Lithium adalah obat umum yang digunakan untuk mengobati gangguan bipolar. Cara kerja atau manfaat lithium adalah penstabil suasana hati dan dapat membantu mengurangi intensitas episode mania sekaligus membuat gejala episode depresi tidak terlalu parah. Lithium juga bisa menjadi bagian dari pengobatan beberapa kondisi lainnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us