Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Obat yang Bisa Meningkatkan Risiko Heat Stroke

ilustrasi heat stroke (vecteezy.com/dao_kp20226443)
ilustrasi heat stroke (vecteezy.com/dao_kp20226443)
Intinya sih...
  • Obat-obatan seperti antidepresan, antihistamin, dan stimulan dapat meningkatkan risiko heat stroke pada cuaca panas.
  • Antidepresan SSRI dan TCA dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu, sementara antihistamin dan stimulan juga memiliki efek samping yang meningkatkan risiko dehidrasi.
  • Obat pengganti tiroid, antipsikotik, antikolinergik, beta blocker, diuretik, dan ACE inhibitor juga memiliki efek samping yang dapat membuat tubuh lebih sensitif terhadap panas.

Beberapa obat dapat memengaruhi persepsi tubuh terhadap panas dan termostat internal. Obat-obatan tersebut juga dapat mengubah kemampuan tubuh untuk mengarahkan aliran darah ke kulit, yang merupakan cara utama tubuh mendinginkan dirinya sendiri.

Pada cuaca panas, efek samping tersebut dapat meningkatkan risiko yang berpotensi fatal, seperti dehidrasi parah atau heat stroke.

Heat stroke merupakan kondisi paling berat pada tubuh akibat cuaca panas, karena tubuh tidak dapat mengontrol suhu badan yang meningkat hingga 41 derajat Celcius dalam 10–15 menit, ketika tubuh sudah tidak dapat mengeluarkan keringat.

Berikut ini beberapa obat yang dapat menyebabkan intoleransi terhadap panas dan menempatkan kamu pada peningkatan risiko heat stroke saat cuaca sedang panas.

1. Antidepresan

Antidepresan bekerja dengan meningkatkan neurotransmiter di otak. Para ahli percaya bahan kimia otak ini bertanggung jawab atas perubahan suasana hati dan perilaku.

Beberapa antidepresan seperti selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) dan antidepresan trisiklik (TCA) dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu.

Obat-obatan tersebut juga dapat mengganggu keseimbangan cairan dalam tubuh dan memperbanyak keringat, sehingga meningkatkan risiko dehidrasi.

Efek samping lain SSRI meliputi:

  • Mual.
  • Gangguan pencernaan.
  • Sakit perut.
  • Disfungsi seksual.

Sementara itu, efek samping umum TCA adalah:

  • Mulut kering.
  • Tremor.
  • Detak jantung cepat.
  • Insomnia.
  • Sembelit.
  • Penambahan berat badan.

2. Antihistamin

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Novaya Siantita)
ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Novaya Siantita)

Antihistamin adalah obat yang sering digunakan untuk meringankan gejala reaksi alergi, misalnya pada biduran atau rinitis. Obat ini juga kadang digunakan untuk mencegah mabuk perjalanan, mual atau muntah, atau sebagai pengobaan jangka pendek untuk insomnia.

Jenis obat alergi seperti promethazine, doxylamine, dan diphenhydramine dapat mengganggu pengaturan suhu tubuh dan menurunkan kemampuan untuk berkeringat.

Efek samping lainnya meliputi:

  • Mengantuk.
  • Mulut kering.
  • Penglihatan kabur.
  • Kesulitan buang air kecil.
  • Sakit kepala.

3. Stimulan untuk ADHD

Stimulan umum diresepkan untuk pengobatan attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD). Contohnya Adderall (amfetamin/dekstroamfetamin) dan Ritalin (metilfenidat). Obat-obatan ini meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan risiko intoleransi panas.

Selain itu, obat-obatan ini secara fisik menyempitkan pembuluh darah dan mengurangi aliran darah ke kulit. Saat cuaca panas, aliran darah perlu ditingkatkan ke kulit untuk mendinginkan tubuh—obat stimulan dapat mencegah reaksi ini.

Efek samping umum obat-obatan ini meliputi:

  • Sakit kepala.
  • Sakit perut.
  • Tekanan darah meningkat.
  • Hilang nafsu makan.
  • Kehilangan berat badan.
  • Gugup.
  • Insomnia.
  • Tic (gerakan atau ucapan tiba-tiba, cepat, berulang, dan di luar kendali).

4. Beta blocker

ilustrasi tekanan darah tinggi (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi tekanan darah tinggi (pexels.com/cottonbro studio)

Beta blocker adalah obat untuk menurunkan tekanan darah. Obat-obatan ini juga memblokir efek hormon epinefrin, yang juga dikenal sebagai adrenalin.

Beta blocker menyebabkan jantung berdetak lebih lambat dan dengan kekuatan yang lebih kecil sehingga akan menurunkan tekanan darah. Obat ini juga membantu memperlebar vena dan arteri untuk meningkatkan aliran darah.

Meski begitu, beta blocker dapat mempersulit penggunanya untuk berkeringat dan mendinginkan diri dengan tepat saat cuaca panas. Hal ini juga dapat menyebabkan tekanan darah rendah, meningkatkan risiko pingsan dan jatuh.

Saat memulai beta blocker, kamu mungkin mengalami efek samping umum, seperti:

  • Detak jantung lambat.
  • Tekanan darah rendah.
  • Pusing.
  • Kelelahan.
  • Mual.
  • Sembelit.
  • Merasa lelah saat berolahraga.
  • Disfungsi ereksi.
  • Kadar trigliserida lebih tinggi.

5. Diuretik

Obat diuretik membantu mengurangi penumpukan cairan dalam tubuh. Jenis ini juga dikenal sebagai pil air yang membantu ginjal memasukkan garam dan air ekstra ke dalam urine dan sering digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi.

Namun, diuretik memiliki risiko berkurangnya rasa haus dan buang air kecil berlebihan, yang dapat meningkatkan risiko dehidrasi.

Diuretik umumnya aman, tetapi efek sampingnya dapat meliputi:

  • Lebih sering buang air kecil.
  • Terlalu sedikit natrium dalam darah.
  • Terlalu sedikit kalium dalam darah.
  • Pusing.
  • Sakit kepala.
  • Dehidrasi.
  • Kram otot.

6. ACE inhibitor

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Novaya Siantita)
ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Novaya Siantita)

Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor digunakan untuk mengobati dan mengelola tekanan darah tinggi, yang merupakan faktor risiko besar penyakit jantung, gagal jantung, stroke, dan banyak lagi.

Obat ini dapat menurunkan sensasi haus, sehingga meningkatkan kemungkinan kita tidak mengonsumsi cukup cairan. Ini juga dapat meningkatkan risiko pingsan atau terjatuh.

Efek samping umum ACE inhibitor lainnya bisa mencakup:

  • Pusing atau sakit kepala.
  • Batuk kering.
  • Memburuknya fungsi ginjal atau peningkatan kadar kalium darah.
  • Reaksi alergi termasuk pembengkakan di wajah dan mulut, kesulitan bernapas, dan ruam.

7. Pengganti hormon tiroid

Obat pengganti tiroid seperti levotiroksin dirancang untuk meningkatkan kadar hormon tiroid alami yang rendah dalam tubuh. Obat tersebut juga dapat meningkatkan suhu tubuh dan menyebabkan keringat berlebih. Ini dapat meningkatkan risiko dehidrasi.

Efek samping lainnya yang mungkin terjadi meliputi:

  • Kenaikan atau penurunan berat badan.
  • Sakit kepala.
  • Muntah.
  • Diare.
  • Perubahan nafsu makan.
  • Demam.
  • Perubahan siklus menstruasi.
  • Sensitivitas terhadap panas.
  • Kerontokan rambut.
  • Nyeri sendi.
  • Kram kaki.

8. Antipsikotik

ilustrasi minum obat atau suplemen (IDN Times/Novaya Siantita)
ilustrasi minum obat atau suplemen (IDN Times/Novaya Siantita)

Obat-obatan ini digunakan untuk mengobati psikosis yang dapat terjadi akibat skizofrenia, gangguan bipolar, depresi, dan penyakit Alzheimer.

Obat-obatan ini dapat meningkatkan risiko penyakit akibat panas dengan mengacaukan kemampuan mengatur suhu tubuh, sehingga sulit berkeringat secara normal, dan mengurangi rasa haus.

Efek samping lainnya dari obat antipsikotik yang bisa terjadi antara lain:

  • Mulut kering.
  • Pusing.
  • Kenaikan berat badan yang dapat menyebabkan diabetes.
  • Penglihatan kabur.
  • Efek gerakan (misalnya, tremor, kekakuan, agitasi).
  • Sedasi (misalnya menyebabkan kantuk atau energi rendah).
  • Kehilangan periode menstruasi pada perempuan.
  • Retensi cairan.
  • Mulut kering.
  • Masalah seksual.
  • Sakit kepala.

9. Antikolinergik

Obat antikolinergik, kategori besar obat yang umum digunakan untuk mengobati berbagai kondisi seperti inkontinensia urine, kandung kemih terlalu aktif, alergi, dan penyakit Parkinson dapat mengganggu keringat dan termostat internal tubuh. Obat ini juga dapat mengurangi aliran darah ke kulit.

Efek samping umum antikolinergik dapat meliputi:

  • Masalah memori dan kebingungan.
  • Mulut kering.
  • Kurang berkeringat.
  • Detak jantung cepat.
  • Sembelit.
  • Produksi air mata berkurang.
  • Masalah buang air kecil.
  • Penglihatan kabur.
  • Pupil melebar.
  • Glaukoma sudut sempit.

Kalau kamu mengonsumsi satu atau beberapa obat di atas, konsultasikan dengan dokter atau apoteker untuk mengetahui potensi efek sampingnya.

Langkah-langkah yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi risiko terhadap panas adalah minum banyak air atau cairan, tetap berada di tempat teduh saat berada di luar ruangan, menghindari aktivitas di luar ruangan terutama pada siang hari, dan mengenakan topi saat berada di bawah paparan sinar matahari.

Referensi.

Prevention. Diakses pada Juni 2024. These 8 Common Medications May Increase Your Risk of Heat Stroke.
Medical News Today. Diakses pada Juni 2024. All about antidepressants.
National Health of Service. Diakses pada Juni 2024. Antihistamines.
Alcohol and Drug Foundation. Diakses pada Juni 2024. Stimulants.
Mayo Clinic. Diakses pada Juni 2024. Beta blockers.
Mayo Clinic. Diakses pada Juni 2024. Diuretics.
Healthline. Diakses pada Juni 2024. Anticholinergics.
Healthline. Diakses pada Juni 2024. If You Take These Medications, You May Have Higher Health Risks on Hot Days.
MedlinePlus. Diakses pada Juni 2024. Levothyroxine.
Healthdirect. Diakses pada Juni 2024. Angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitors and angiotensin receptor blockers (ARBs).
Better Health Channel. Diakses pada Juni 2024. Antipsychotic medications.
Single Care. Diakses pada Juni 2024. 6 medications that make you sensitive to the heat.
Yale Climate Connections. Diakses pada Juni 2024.Common medications may increase the dangers of heat waves.
GoodRx Health. Diakses pada Juni 2024.What Are Anticholinergic Medications?
GoodRx Health. Diakses pada Juni 2024.What is a Beta Blocker? And Other Commonly Asked Questions.
WebMD. Diakses pada Juni 2024. Stimulant Medications for ADHD.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Misrohatun H
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us