Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Penyakit Ginjal Polikistik (PKD): Penyebab, Gejala, Pengobatan

ilustrasi sakit ginjal (freepik.com/wayhomestudio)
Intinya sih...
  • PKD adalah kependekan dari polycystic kidney disease atau penyakit ginjal polikistik, yang merupakan kelainan genetik yang paling umum.
  • Penyakit ini ini menyebabkan timbulnya benjolan kista berisi cairan pada permukaan ginjal, memengaruhi fungsi utama ginjal dan organ tubuh lainnya.
  • Penyakit ini tidak boleh diabaikan sebab dampaknya bisa sangat buruk bagi kesehatan ginjal dan organ lainnya.

Apa itu PKD? PKD adalah kependekan polycystic kidney disease atau penyakit ginjal polikistik. Ini adalah salah satu penyakit yang banyak dialami orang dewasa.

Dilansir National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease, ini merupakan salah satu kelainan genetik yang paling umum.

Salah satu bentuknya, PKD autosomal dominan, diperkirakan memengaruhi 1 dari setiap 400 hingga 1.000 orang di dunia, sementara PKD autosomal resesif memengaruhi 1 dari 20.000 anak-anak.

Penyakit ini tidak boleh diabaikan sebab dampaknya bisa sangat buruk bagi kesehatan ginjal dan organ lainnya. Untuk mengetahui PKD lebih lanjut, berikut informasinya yang telah dirangkum dari Mayo Clinic, National Kidney Foundation, dan Cleveland Clinic.

1. Apa itu PKD?

ilustrasi penyakit ginjal polikistik (mydoctor.kaiserpermanente.org)

PKD merupakan penyakit kelainan genetik yang menyebabkan timbulnya benjolan kista berisi cairan pada permukaan ginjal.

Tidak seperti kista pada umumnya, kista yang muncul akibat PKD tergolong ke dalam tipe penyakit kronis yang cukup serius.

Kelainan genetik bisa membuat kista membesar dan jumlahnya menjadi sangat banyak. Akibatnya, fungsi utama ginjal terganggu, sehingga risiko gagal ginjal pun makin besar.

Selain pada ginjal, kista akibat PKD juga bisa menyebar ke organ tubuh lainnya, seperti hati, pankreas, limpa, sel telur, dan usus besar. Apabila berdampak pada otak, kondisi ini bisa menyebabkan tersumbatnya saluran darah dan menimbulkan stroke hingga kematian.

Ada dua tipe PKD, yaitu:

  • Penyakit ginjal polikistik autosomal dominan atau autosomal dominant polycystic kidney disease (ADPKD): Ini merupakan tipe yang paling umum dan dapat dialami oleh orang dewasa maupun anak-anak. Namun, ADPKD lebih sering dialami oleh orang dewasa dengan rentang usia 30–50 tahun.
  • Penyakit ginjal polikistik autosomal resesif atau autosomal recessive polycystic kidney disease (ARPKD): Berkebalikan dengan ADPKD, kasus ARPKD lebih jarang. Tipe yang juga dikenal sebagai PKD infantil ini bisa menyebabkan perkembangan ginjal yang abnormal sejak bayi masih berada di dalam kandungan ataupun setelah lahir.

2. Penyebab

ilustrasi mutasi genetik (freepik.com/kjpargeter)

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, PKD merupakan penyakit yang muncul akibat kelainan genetik yang biasanya diturunkan dari orang tua. Namun, orang yang tidak memiliki riwayat keturunan pun juga bisa terkena apabila genetiknya mengalami mutasi secara spontan.

Cepat atau lambatnya kemunculan PKD dapat dipengaruhi oleh gaya hidup. Asupan nutrisi yang kurang serta kebiasaan buruk seperti merokok bisa memicu berkembangnya penyakit ini.

3. Tanda dan gejala

ilustrasi sakit punggung (freepik.com/yanalya)

Banyak orang dengan PKD tidak merasakan gejala tertentu hingga menginjak usia 30 tahun. Namun, ketika tandanya mulai muncul, seseorang bisa merasakan lebih dari satu gejala.

Secara umum, tanda dan gejala PKD adalah sebagai berikut:

  • Tekanan darah tinggi.
  • Sakit pada bagian punggung atau sisi badan.
  • Terdapat darah pada urine (hematuria).
  • Perut terasa penuh.
  • Ukuran perut menjadi meningkat akibat ginjal membesar.
  • Merasa sakit kepala.
  • Mengalami batu ginjal.
  • Ginjal atau saluran urine mengalami infeksi.

Apabila kamu merasakan salah satu atau beberapa gejala di atas, sebaiknya segera temui dokter supaya bisa mendapat diagnosis dan penanganan yang tepat.

4. Komplikasi yang mungkin dialami

ilustrasi ginjal (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Deteksi dan penanganan dini sangat diperlukan untuk menghambat perkembangan PKD. Apabila dibiarkan, penyakit ini justru bisa berkembang dan memberikan dampak yang lebih buruk bagi kesehatan.

Beberapa komplikasi yang bisa dialami oleh pasien PKD antara lain:

  • Kehilangan fungsi ginjal.
  • Rasa sakit yang kronis.
  • Pertumbuhan kista pada hati.
  • Terserangnya otak yang dapat menyebabkan stroke.
  • Komplikasi kehamilan.
  • Mengalami masalah pada usus besar.

5. Pencegahan

ilustrasi pemeriksaan tekanan darah (freepik.com/pressfoto)

Sayangnya, penyakit genetik seperti PKD tidak bisa dicegah. Akan tetapi, upaya untuk menghambat perkembangan penyakit atau menghindari gagal ginjal tetap bisa diupayakan.

Inilah beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah kerusakan ginjal akibat PKD:

  • Mengontrol tekanan darah dengan menerapkan diet dan pola hidup sehat.
  • Penanganan dengan antibiotik dari dokter.
  • Minum air putih, serta hindari kafein dan alkohol.
  • Kendalikan berat badan.
  • Berhenti merokok.
  • Kurangi asupan garam.

Sebelum suatu penyakit berkembang di dalam tubuh, ada baiknya kamu mencari tahu lebih dini mengenai adanya riwayat penyakit keturunan dalam keluarga, seperti penyakit ginjal polikistik. Pengetahuan tersebut bisa berguna agar kamu dapat melakukan upaya pencegahan serta terhindar dari ancaman komplikasi penyakit.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us