7 Macam Penyakit yang Bisa Disebabkan oleh Hubungan kamu dan Dia

Menurut Dr. Clark, beberapa masalah kulit seperti eksem juga bisa muncul karena stres yang kamu alami. Eksem sendiri merupakan gangguan yang ditandai dengan kulit menjadi kemerahan dan gatal maupun bercak kecokelatan dan benjolan yang berisik. Dermatolog Dr. Richard Torbeck pun mempertegas bahwa gangguan kulit dan gangguan kecemasan memiliki hubungan yang sangat kuat.

Dijelaskan oleh Dr. Tania Elliott dari NYU Langone Health, stres akan memicu produksi hormon kortisol yang melemahkan sistem imun tubuh. Artinya, semakin lama masalah yang kamu alami dengan si dia berlarut, semakin besar pula kemungkinan kekebalan tubuhmu menurun. Kalau sudah begini, kamu pun makin mudah untuk terserang penyakit.

Salah satu penelitian yang dilakukan oleh tim epidemiolog dari University College London menemukan bahwa orang-orang yang berada dalam hubungan penuh dengan konflik memiliki risiko 34 persen lebih besar untuk mengalami serangan jantung. Selain itu, mereka pun juga berisiko untuk lebih sering mengalami nyeri di bagian dada. Seakan tak cukup, Dr. Clark menambahkan beberapa risiko kardiovaskular lain seperti tekanan darah tinggi, diabetes, resistansi insulin, dan penyakit jantung.

Saat tengah bersitegang atau patah hati, kamu mungkin merasakan sesuatu di sekitar perut seperti sensasi diremas atau bahkan ditusuk. Terkadang, mual juga ikut menghampiri sebagai dampak dari tingginya stres yang dialami. Tak hanya itu, seperti yang dikatakan psikolog Alex Grundleger PhD, gangguan sistem pencernaan karena hubungan yang kurang harmonis dan menyebabkan stres juga bisa memicu diare, konstipasi, maupun perut kembung. 

Stres bisa mempermainkan emosimu: mulai merasa sedih luar biasa, marah hingga merusak barang-barang, lalu kembali tersenyum. Fluktuasi ini tentu cukup mengerikan sehingga penting buatmu tetap bisa mengendalikan emosi. Bila tidak, berbagai risiko lain juga turut menghampiri dan memperburuk situasi seperti pola tidur yang jadi tak karuan, berkurangnya produktivitas, dan lain-lain.

Dr. Clark juga menjelaskan bahwa stres dari hubungan bisa membuatmu mengalami gangguan pada pola dan kualitas tidur seperti insomnia. Insomnia yang berlangsung lama pun berdampak pada mood swings, kurangnya energi untuk beraktivitas, dan semakin sulit untuk tidur. Risikonya, tentu saja, saat kamu tidak memiliki pola dan kualitas tidur yang bagus, sederet kondisi serius lainnya seperti obesitas, diabetes melitus, dan lain-lain.

Kalau stres bisa memberikan dampak yang sedemikian hebat pada fisikmu, bayangkan apa yang terjadi di dalam otak. Depresi dan gangguan kecemasan adalah dua risiko yang sangat mungkin untuk dialami. Bahkan bukan tak mungkin, mimpi buruk di setiap tidur akan terjadi.

Hubungan yang kamu alami dengan dia tidak akan pernah selalu berjalan mulus. Namun, sedari awal kamu pun harus menyadari bahwa hubungan selalu membutuhkan waktu, usaha, dan pembelajaran. Ciptakan komunikasi yang baik dengan pasangan agar hubungan yang dijalani tetap sehat dan menjadi kebaikan bersama maupun masing-masing.