Mengenal Penyebab dan Penanganan Hipotiroid Kongenital

Sejak diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) nomor 78 tahun 2014, pemerintah telah mencanangkan program skrining untuk hipotiroid kongenital. Namun, program tersebut masih belum berjalan secara merata. Padahal, dampak yang dihasilkan dari penyakit hipotiroid kongenital tidak dapat diremehkan.
Mengacu pada Permenkes yang sama, hipotiroid kongenital merupakan sebuah kelainan saat kelenjar gondok bayi tidak mampu menghasilkan hormon tiroid yang cukup. Hormon tiroid sebenarnya memiliki beberapa fungsi, seperti mendukung perkembangan otak, mengatur suhu tubuh, dan mengontrol laju pencernaan.
Kekurangan hormon tiroid dapat berakibat buruk bagi tubuh. Tahukah kamu seberapa besar masalah yang bisa ditimbulkan oleh hipotiroid kongenital ini? Yuk simak fakta-fakta berikut ini!
1. Kasusnya lebih sering ditemui di Asia
Berdasarkan laporan dalam jurnal Sari Pediatri tahun 2019, sejak tahun 2000 hingga 2013 angka kejadian hipotiroid kongenital di Indonesia mencapai 1 per 2.736 kelahiran. Angka ini lebih tinggi dibanding rata-rata kasus hipotiroid kongenital di dunia, yaitu 1 per 3.000 kelahiran.
Yang menarik, jenis kelamin dan ras juga mempengaruhi kemunculan hipotiroid kongenital. Laporan dalam jurnal Medicine yang diterbitkan di China tahun 2020 membuktikan bahwa bayi-bayi berjenis kelamin perempuan dan berasal dari ras Asia berisiko lebih tinggi mengalami hipotiroid kongenital.