7 Penyebab Sering Batuk saat Olahraga

- Batuk saat berolahraga bisa disebabkan oleh bronkokonstriksi akibat olahraga (EIB), yang menyempitkan saluran udara di paru-paru.
- Alergi, bernapas melalui mulut, postnasal drip, cuaca dingin, dan disfungsi pita suara juga dapat menjadi penyebab batuk saat berolahraga.
- Refluks asam lambung ke tenggorokan dan refluks laringofaringeal juga dapat memicu batuk selama atau setelah berolahraga.
Olahraga menjadi cara terbaik untuk menjaga kebugaran. Bahkan, sering kali manfaatnya langsung terasa begitu selesai berolahraga. Tubuh jadi lebih fresh dan suasana hati membaik. Namun, pada beberapa orang, olahraga justru menyebabkan batuk-batuk setelah atau selama berolahraga.
Beberapa orang kesulitan berolahraga karena secara konsisten mengalami batuk saat melakukannya, khususnya lari. Jika kamu juga mengalami hal ini, ada baiknya kamu berhati-hati. Pasalnya, batuk saat berolahraga dapat disebabkan oleh berbagai hal, dan beberapa di antaranya tidak boleh diabaikan.
Berikut ini kita akan membahas lebih dalam apa saja penyebab batuk saat berolahraga.
1. Bronkokonstriksi akibat olahraga
Batuk selama atau setelah berolahraga merupakan gejala umum dari kondisi yang disebut bronkokonstriksi akibat olahraga atau exercise-induced bronchoconstriction (EIB).
Kondisi ini terjadi saat saluran udara di paru-paru menyempit sementara sebagai respons terhadap aktivitas fisik apa pun yang meningkatkan detak jantung. Ini selanjutnya mempersulit udara memasuki paru-paru.
Ini mirip dengan apa yang terjadi pada paru-paru saat terjadi serangan asma. Namun, tidak seperti asma, yang dapat dipicu oleh berbagai hal, seperti asap, serbuk sari, jamur, bulu hewan peliharaan, atau virus, EIB hanya dipicu oleh olahraga. Selain itu, kebanyakan pengidap asma mengalami gejala EIB selama beberapa saat dalam hidup mereka.
2. Alergi

Alergi juga dapat memicu batuk setelah berolahraga. Misalnya, jika kamu berlari di luar ruangan saat jumlah serbuk sari tinggi, kamu mungkin mengalami gejala alergi, seperti bersin, mengi, dan batuk.
Pada orang yang memiliki asma dan alergi, reaksinya dapat mengakibatkan lebih sulit bernapas.
3. Bernapas melalui mulut
Selama berolahraga, banyak orang tanpa sadar berhenti bernapas melalui hidung dan mulai menggunakan mulut. Padahal, hidung adalah penyaring udara yang jauh lebih baik daripada mulut. Hidung juga merupakan pelembap dan penghangat udara yang luar biasa.
Saat udara menyentuh paru-paru, idealnya, 100 persen dilembapkan dan dihangatkan sesuai suhu tubuh karena mukosa bronkus sangat sensitif terhadap udara yang dingin dan kering.
Sebaliknya, bernapas melalui mulut bisa menyebabkan batuk setelah berolahraga. Alasannya, saat memindahkan udara dalam jumlah besar melalui mukosa bronkial, kamu sebenarnya mendinginkannya. Ini merupakan kebalikan dari efek yang diinginkan.
4. Postnasal drip

Flu biasa, alergi, infeksi sinus, atau iritan di udara dapat memicu postnasal drip. Postnasal drip menyebabkan tetesan lendir yang konstan dari bagian belakang sinus.
Saat ini terjadi, tenggorokan mengalami iritasi, yang kemudian memicu batuk. Berolahraga di luar ruangan dapat menyebabkan postnasal drip berlebih, yang menyebabkan batuk parah.
5. Berolahraga saat cuaca dingin
Ketika berolahraga di luar ruangan saat cuaca dingin dan kering, kamu mungkin akan mengalami batuk. Batuk ini dipicu dari menghirup udara yang lebih kering dari yang sudah ada di tubuh dengan cepat.
Menurut studi, cuaca dingin dapat menyebabkan peradangan kronis. Cuaca dingin dapat memengaruhi orang yang sebelumnya sudah memiliki masalah pernapasan lebih parah dari orang tanpa penyakit.
6. Disfungsi pita suara

Disfungsi pita suara adalah kondisi saat pita suara tidak terbuka dengan benar. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala seperti:
- Batuk.
- Mengi.
- Kesulitan bernapas saat istirahat atau melakukan aktivitas fisik.
7. Refluks asam
Batuk saat berolahraga juga dapat disebabkan oleh sejenis refluks asam yang disebut refluks laringofaringeal. Ini terjadi saat asam lambung merambat ke tenggorokan sehingga menyebabkan batuk.
Batuk dari refluks laringofaringeal bisa terjadi kapan saja, bukan hanya saat berlari. Misalnya, pada tengah malam, saat sedang menonton film, dan selama atau setelah berolahraga.
Beberapa penyebab batuk selama berolahraga dapat diatasi sendiri. Namun, jika ini mengganggu kemampuanmu berolahraga atau melakukan aktivitas fisik lainnya, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
Referensi
"Why Exercise Makes You Cough". Men's Health. Diakses Oktober 2024.
"Exercise-Induced Bronchoconstriction (EIB)". American College of Allergy, Asthma and Immunology. Diakses Oktober 2024.
"Why You're Coughing After Your Run — and How to Prevent It". Shape. Diakses Oktober 2024.
"What Causes Coughing After Running?" Healthline. Diakses Oktober 2024.
Hyrkäs-Palmu, Henna, Tiina M. Ikäheimo, et al. “Cold weather increases respiratory symptoms and functional disability especially among patients with asthma and allergic rhinitis.” Scientific Reports 8, no. 1 (June 28, 2018).
"Vocal Cord Dysfunction". American Academy of Allergy, Asthma & Immunology. Diakses Oktober 2024.