Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Penyebab Batuk Disertai Sesak Napas, Jangan Dibiarkan

ilustrasi masalah paru-paru (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)
ilustrasi masalah paru-paru (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)
Intinya sih...
  • Batuk disertai sesak napas perlu segera diobati, bisa jadi tanda kondisi serius.
  • Penyebab batuk disertai sesak napas bermacam-macam, termasuk postnasal drip, COVID-19, asma, refluks asam, gagal jantung, merokok, dan PPOK.
  • Pengobatan dan perubahan gaya hidup dapat membantu meredakan gejala.

Setiap orang pasti pernah mengalami batuk. Ada sejumlah kondisi yang dapat menyebabkan batuk dan umumnya tidak serius. Namun, terkadang batuk juga dapat disertai dengan sesak napas. Nah, batuk yang disertai dengan sesak napas biasanya merupakan kondisi yang lebih serius dan tidak boleh diabaikan.

Langkah pertama yang perlu kamu lakukan jika mengalami gejala ini adalah segera berbicara dengan dokter. Nantinya, dokter akan membantu mencari tahu apa yang sedang kamu alami dan pengobatan yang sesuai.

Batuk disertai sesak napas dapat disebabkan oleh banyak hal, berikut adalah beberapa penyebab yang paling umum.

1. Postnasal drip

Postnasal drip adalah kondisi saat lendir di hidung menetes ke bagian belakang tenggorokan. Kondisi ni dapat terjadi karena alergi, virus, infeksi sinus, dan debu atau asap di udara.

Pengobatannya bermacam-macam, tergantung penyebabnya, yang dapat meliputi:

  • Pil antihistamin.

  • Pil dekongestan.

  • Obat semprot hidung.

Kamu juga dapat melakukan hal-hal ini untuk meredakan gejala:

  • Gunakan pelembap udara atau menghirup uap dari air panas.

  • Tingkatkan asupan cairan untuk mengencerkan lendir.

  • Sangga kepala dengan bantal saat tidur sehingga lendir tidak menumpuk di bagian belakang tenggorokan.

  • Bersihkan saluran hidung dengan air garam.

2. COVID-19

Gejala COVID-19 bervariasi, tetapi banyak orang mengalami batuk dengan sesak napas. Sesak napas ini dapat terjadi karena peradangan di paru-paru.

Sesak napas lebih banyak dialami oleh orang yang dirawat di rumah sakit daripada mereka yang tidak memerlukan perawatan di rumah sakit.

Beberapa gejala COVID-19 yang perlu diwaspadai termasuk:

  • Demam.

  • Batuk.

  • Kelelahan.

  • Kehilangan kemampuan mencium aroma dan merasakan makanan.

  • Sakit kepala.

  • Pegal-pegal.

3. Asma

ilustrasi sesak napas (pexels.com/Yaroslav Shuraev)
ilustrasi sesak napas (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Sesak napas tiba-tiba bisa menjadi indikasi serangan asma. Asma terjadi saat saluran udara menyempit dan akan menghasilkan lebih banyak dahak, yang menyebabkan mengi dan batuk. Sesak napas terjadi karena sulit memindahkan udara masuk dan keluar dari saluran udara.

Untuk mengatasi sesak napas, dokter biasanya menyarankan untuk menggunakan spacer inhaler. Ini memberikan lebih banyak obat ke paru-paru dan membantu meredakan sesak napas.

4. Refluks asam

Refluks asam adalah kondisi saat asam dari perut naik ke kerongkongan. Ini selanjutnya dapat menyebabkan beberapa ketidaknyamanan, mulai dari rasa terbakar di dada (heartburn) hingga tenggorokan, batuk, dan sesak napas.

Dokter biasanya memberikan obat-obatan untuk menurunkan asam lambung dan gejalanya. Sejumlah perubahan gaya hidup juga dapat meredakan batuk dan gejala refluks asam lainnya.

Berikut ini beberapa perubahan gaya hidup yang dapat membantu:

  • Kurangi makanan penyebab refluks asam, seperti makanan tinggi lemak, cokelat, soda, jus asam, dan alkohol.
  • Jangan makan setidaknya 2 atau 3 jam sebelum berbaring atau tidur.
  • Tidur dengan bantal setinggi 15 sentimeter (cm).
  • Jika kamu memiliki kelebihan berat badan, menurunkan beberapa kilogram dapat membantu.
  • Hindari rokok.

5. Gagal jantung

Gagal jantung ialah kondisi ketika jantung tidak dapat memompa darah secara normal. Ini adalah kondisi jangka panjang yang memburuk seiring waktu.

Saat jantung memompa darah dengan lebih sedikit, hal itu dapat merusak organ dan cairan dapat terkumpul di paru-paru.

Gejala gagal jantung antara lain:

  • Sesak napas.
  • Kaki lemas dan merasa lelah saat beraktivitas.
  • Pergelangan kaki, kaki, dan perut mengalami pembengkakan.
  • Penambahan berat badan.
  • Perasaan ingin buang air kecil saat istirahat di malam hari.
  • Detak jantung cepat atau tidak teratur (palpitasi).
  • Batuk.
  • Perut terasa penuh, mual, dan kehilangan nafsu makan.

6. Merokok

Kebiasaan merokok dapat membuat kamu mengalami batuk berdahak terus-menerus. Seiring waktu, ini juga bisa memicu sesak napas.

Kabar baiknya, kerusakan paru-paru dan gejala lainnya dapat dihentikan begitu kamu berhenti merokok. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat kamu lakukan untuk sukses berhenti merokok:

  • Menetapkan kapan akan berhenti merokok dan berkomitmen memenuhinya.
  • Beri tahu orang-orang di sekitarmu bahwa kamu ingin menghentikan kebiasaan itu.
  • Pikirkan tentang kebiasaan sehat yang akan kamu praktikkan jika pikiran untuk mulai rokok datang kembali.
  • Buang semua rokok.
  • Tanyakan pada dokter tentang terapi yang mungkin bermanfaat untukmu.

7. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)

ilustrasi PPOK (freepik.com/jcomp)
ilustrasi PPOK (freepik.com/jcomp)

PPOK terjadi saat saluran udara di paru-paru mengalami penyempitan dan peradangan, serta kantung udara yang mengambil oksigen mengalami kerusakan. Ini adalah kondisi jangka panjang yang paling sering disebabkan oleh merokok.

PPOK biasanya diobati dengan obat-obatan. Untuk penyakit yang sudah berlanjut, dokter mungkin merekomendasikan penggunaan oksigen tambahan atau operasi.

Selain itu, menerapkan gaya hidup sehat juga dapat membantu mengelola gejala dan memperlambat perkembangan penyakit. Mendapatkan semua vaksin yang direkomendasikan dokter juga akan membantu mencegah infeksi yang dapat membuat gejala PPOK kambuh.

Pada dasarnya, batuk yang disertai sesak napas akan menyebabkan kamu merasa sangat tidak nyaman dan mengganggu aktivitas. Jadi, yang terbaik adalah mengunjungi fasilitas kesehatan untuk memeriksakan kondisimu dan mendapatkan perawatan yang paling sesuai.

Referensi

"Postnasal Drip: Symptoms and Treatment." WebMD. Diakses Juli 2024. 
"COVID-19." Centers for Disease Control and Prevention. Diakses Juli 2024. 
"Asthma." NHS Inform. Diakses Juli 2024. 
"Acid Reflux Disease." WebMD. Diakses pada Juli 2024. 
"Congestive Heart Failure." Cleveland Clinic. Diakses Juli 2024. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mayang Ulfah Narimanda
Nuruliar F
3+
Mayang Ulfah Narimanda
EditorMayang Ulfah Narimanda
Follow Us