Penyakit pada organ reproduksi perempuan ada banyak macamnya. Salah satunya adalah sindrom ovarium polikistik. Ini merupakan suatu kondisi yang memengaruhi kadar hormon pada perempuan. Perempuan yang memiliki sindrom ini akan memproduksi hormon pria dalam jumlah yang lebih tinggi dari normal.
Penasaran, apa saja sih penyebab sindrom ovarium polikistik? Kenali lebih lanjut agar bisa mencegahnya lebih dini. Baca sampai habis, ya!
Siapa sangka kalau kelebihan hormon insulin bisa menyebabkan sindrom ovarium polikistik? Insulin merupakan hormon yang diproduksi di pankreas. Jika sel-sel tubuh resistan terhadap insulin, maka gula darah akan naik dan tubuh akan menghasilkan lebih banyak insulin, terang laman Mayo Clinic.
Di sisi lain, kelebihan hormon insulin bisa meningkatkan produksi androgen dan testosteron. Alhasil, muncul kesulitan ovulasi pada perempuan, rambut tubuh menjadi lebat, muncul jerawat dan menstruasi tidak teratur. Tentu saja, resistan terhadap insulin juga bisa menyebabkan diabetes, ungkap laman Center for Young Women's Health.
Selain itu, ada keterkaitan antara sindrom ovarium polikistik dengan peradangan tingkat rendah. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan produksi sel darah putih untuk melawan infeksi. Berdasarkan penelitian, perempuan yang mengalami peradangan tingkat rendah akan memicu ovarium untuk menghasilkan androgen, jelas laman Mayo Clinic.
Alhasil, kondisi ini akan memicu masalah jantung dan pembuluh darah, bukan hanya menyebabkan sindrom ovarium polikistik saja. Selain itu, perempuan dengan berat badan berlebih cenderung mengalami peradangan tingkat rendah. Jangan lupa untuk menjaga berat badan supaya tetap stabil, ya!
Seperti halnya banyak penyakit lain, sindrom ovarium polikistik diwariskan secara genetis. Penelitian menunjukkan ada hubungan antara gen-gen tertentu dan sindrom ovarium polikistik. Sifat gen ini bisa diwariskan secara turun temurun dari orang tua ke anak.
Berdasarkan studi, perempuan yang didiagnosis memiliki sindrom ovarium polikistik maka saudari kandungnya 50 persen berisiko lebih besar memiliki hormon androgen dan testosteron dengan kadar tinggi. Penelitian ini diambil dari jurnal berjudul "The Role of Genes and Environment in the Etiology of PCOS" yang dipublikasikan pada tahun 2006.
Hormon androgen ialah hormon yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi laki-laki. Testosteron merupakan androgen yang paling aktif dan diproduksi di testis. Namun, hormon androgen juga diproduksi oleh perempuan, tepatnya di ovarium, kelenjar adrenal dan sel-sel lemak, ungkap laman Healthy Women.
Pada laki-laki, hormon androgen dibutuhkan untuk fungsi seksual dan reproduksi. Selain itu, hormon androgen bertanggung jawab pada pertumbuhan rambut wajah dan tubuh serta perubahan suara. Sementara itu, kelebihan hormon androgen pada perempuan menyebabkan sindrom ovarium polikistik.
Ada hubungan antara sindrom ovarium polikistik dan berat badan yang bertambah. Mari kita pahami alurnya: perempuan dengan sindrom ovarium polikistik akan memproduksi insulin berlebih atau mengalami resistensi insulin. Lalu, insulin yang tak berfungsi normal membuat berat badan perempuan bertambah, jelas laman Obesity Action Coalition.
Akibatnya, perempuan dengan sindrom ini berisiko tinggi untuk menjadi obesitas. Di sisi lain, menurunkan berat badan tidak bisa menyembuhkan sindrom ini 100 persen, tetapi setidaknya bisa membantu. Penurunan berat badan bisa menormalkan kembali fungsi ovarium dan membuat hormon menjadi normal, terang laman Jean Hailes.
Setelah mengenal pemicunya, kenali juga bagaimana cara mendeteksi sindrom ovarium polikistik. Biasanya, dokter akan segera mengenalinya jika ada tiga gejala utama, yakni hormon androgen yang terlalu tinggi, siklus menstruasi yang tak teratur serta adanya kista di ovarium, terang laman Health Line.
Bukan hanya itu, dokter juga akan mendeteksi lewat perubahan berat badan, adanya jerawat serta apakah ada rambut di tubuh dan wajah yang tumbuh berlebihan. Selanjutnya, dilakukan tes tambahan, seperti tes darah, tes USG dan pemeriksaan panggul untuk melihat apakah ada masalah dengan indung telur atau saluran reproduksi.
Apa yang bisa dilakukan untuk menghindari sindrom ovarium polikistik? Pertama, kamu harus mengubah gaya hidupmu. Biasanya, dokter akan merekomendasikan diet rendah kalori yang dikombinasikan dengan olahraga intensitas sedang. Berat badan yang turun bisa membuat obat semakin efektif untuk mengatasi ketidaksuburan, jelas Mayo Clinic.
Lalu, dokter akan merekomendasikan memakai pil KB kombinasi. Pil yang mengandung hormon estrogen dan progestin akan menurunkan produksi androgen. Pil hormon ini akan menurunkan risiko kanker endometrium, mengurangi pertumbuhan rambut berlebih dan mencegah munculnya jerawat.
Nah itulah penyebab sindrom ovarium polikistik beserta ciri-ciri dan cara pencegahannya. Jangan lupa untuk menjaga kesehatan dan menerapkan gaya hidup sehat, ya!