Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Prolaps Uteri: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

ilustrasi prolapsus uteri (pexels.com/Sora Shimazaki)
ilustrasi prolapsus uteri (pexels.com/Sora Shimazaki)
Intinya sih...
  • Gejala prolaps uteri bisa ringan hingga berat, termasuk sensasi berat di panggul, jaringan menonjol dari vagina, masalah kandung kemih, sulit buang air besar, dan masalah seksual.
  • Penyebab prolaps uteri meliputi persalinan melalui vagina, otot panggul yang melemah seiring bertambahnya usia, kelebihan berat badan atau obesitas, dan merokok.
  • Diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan fisik dan tes medis seperti pielogram intravena, USG, dan MRI. Pengobatan dapat meliputi senam Kegel, obat-obatan, pembedahan, atau terapi lainnya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Prolaps uteri atau uterine prolapse adalah kondisi saat otot dan ligamen dasar panggul meregang, melemah, dan tidak mampu memberikan dukungan yang cukup untuk rahim. Akibatnya, rahim tergelincir ke dalam atau menonjol keluar dari vagina.

Prolaps uteri atau disebut juga turun peranakan bisa terjadi pada perempuan segala usia. Namun, kondisi ini lebih sering terjadi pada perempuan pascamenopause yang pernah melahirkan pervaginam satu kali atau lebih.

Prolaps uteri yang ringan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Namun, jika menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu kehidupan, ada baiknya untuk mendapat pengobatan. Mari, kita bahas lebih dalam seputar prolaps uteri lewat informasi di bawah ini.

1. Gejala prolaps uteri

Prolaps uteri yang ringan umumnya tidak menimbulkan gejala apa pun, sementara prolaps uteri sedang hingga berat menimbulkan gejala yang meliputi:

  • Sensasi berat atau menarik di panggul.
  • Adanya jaringan menonjol dari vagina.
  • Masalah kandung kemih, seperti kebocoran atau retensi urine.
  • Sulit buang air besar.
  • Sensasi seperti ada sesuatu yang jatuh dari vagina.
  • Masalah seksual.

Umumnya, gejala kurang terasa pada pagi hari dan memburuk pada penghujung hari.

2. Penyebab prolaps uteri

Prolaps uteri terjadi saat otot dan jaringan dasar panggul lemah sehingga tidak mampu lagi menopang berat rahim. Ini dapat terjadi sebagai akibat dari:

  • Menjalani persalinan melalui vagina.
  • Otot panggul yang menjadi makin lemah seiring bertambahnya usia.
  • Tonus jaringan yang melemah atau hilang setelah perempuan memasuki menopause dan hilangnya estrogen alami.
  • Adanya kondisi yang memicu peningkatan tekanan di perut, seperti batuk kronis, sembelit, tumor panggul , atau akumulasi cairan di perut.
  • Kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Pernah menjalani operasi besar di daerah panggul.
  • Merokok.

3. Diagnosis prolaps uteri

ilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/Thirdman)
ilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/Thirdman)

Untuk mendiagnosis prolap uteri, dokter akan mulai dengan menanyakan riwayat medis. Selanjutnya, dokter akan meminta pasien batuk dan mengejan untuk meningkatkan tekanan di perut lalu memeriksa pasien. Terkadang, dokter juga melakukan pemeriksaan yang lebih spesifik, seperti:

  • Pielogram intravena: Zat pewarna disuntikkan ke pembuluh darah, dan serangkaian sinar-X diambil untuk melihat kondisi kandung kemih.
  • USG: Dalam tes ini, gelombang suara dimanfaatkan untuk membuat gambar organ.
  • MRI: Biasanya dilakukan untuk membantu merencanakan operasi.

4. Pengobatan prolaps uteri

Perawatan yang diberikan untuk prolaps uteri tergantung pada seberapa lemah struktur pendukung di sekitar rahim. Beberapa perawatan umumnya meliputi:

  • Kegel: Ini dilakukan dengan mengencangkan otot panggul, seperti saat kamu mencoba menghentikan aliran urine ketika kencing. Latihan ini berfungsi untuk memperkuat diafragma panggul.
  • Obat-obatan: Melibatkan penggunaan estrogen, krim, atau cincin yang dimasukkan ke dalam vagina untuk memulihkan kekuatan dan vitalitas jaringan di dalam vagina.
  • Pembedahan: Ini dilakukan untuk memperbaiki atau mengangkat rahim. Selama operasi, dokter mungkin juga akan memperbaiki kendurnya dinding vagina, uretra, kandung kemih, atau rektum.
  • Terapi lainnya: Pada beberapa pasien, dokter mungkin akan memasang alat pendukung, yang disebut pessary, di saluran vagina untuk menopang rahim yang jatuh. 

5. Komplikasi yang dapat terjadi

Perempuan yang mengalami prolaps uteri mungkin akan mengalami komplikasi, seperti:

  • Prolaps anterior atau prolaps kandung kemih: Lemahnya jaringan ikat yang memisahkan kandung kemih dan vagina bisa membuat kandung kemih menonjol ke dalam vagina.
  • Prolaps vagina posterior: Kondisi ini ditandai dengan rektum yang menonjol ke dalam vagina. Kondisi ini bisa menyebabkan masalah saat buang air besar.

Prolaps uteri yang parah dapat menggantikan bagian dari lapisan vagina, menyebabkannya menonjol ke luar tubuh. Jaringan vagina yang bergesekan dengan pakaian dapat menyebabkan luka vagina dan infeksi.

6. Pencegahan prolaps uteri

ilustrasi latihan Kegel (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi latihan Kegel (pexels.com/Anna Shvets)

Kamu bisa mengurangi risiko terjadinya prolaps uteri dengan cara:

  • Melakukan senam Kegel secara teratur, utamanya setelah melahirkan. Ini bermanfaat untuk memperkuat otot-otot dasar panggul.
  • Mencukupi kebutuhan serat dan air. Ini dapat mengobati dan mencegah sembelit, yang merupakan faktor risiko penyebab prolaps uteri.
  • Sebisa mungkin hindari mengangkat beban berat. Jika kamu harus mengangkat beban, angkatlah dengan benar atau minta bantuan orang lain.
  • Segera obati setiap masalah kesehatan yang menyebabkan batuk.
  • Jaga berat badan tetap sehat.

Terapkan gaya hidup sehat untuk mencegah prolaps uteri. Jika kamu terlanjur mengalami kondisi ini, segera obati agar tidak menjadi makin parah dan memicu komplikasi.

Referensi

"Uterine Prolapse." Mayo Clinic. Diakses Agustus 2025.

"Uterine Prolapse." MedlinePlus. Diakses Agustus 2025.

"Uterine Prolapse." Johns Hopkins Medicine. Diakses Agustus 2025.

"How to Treat a Prolapsed Uterus." WebMD. Diakses Agustus 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Eka Amira Yasien
3+
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us