Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Punya Sindrom Iritasi Usus Besar? Ini 8 Makanan yang Perlu Dihindari

ilustrasi gangguan pencernaan (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Gluten, susu, dan legum dapat memperburuk gejala IBS.
  • Makanan pedas dan makanan ultra proses juga bisa memicu gejala pada orang dengan IBS.
  • Buah-buahan tinggi fruktosa dan makanan yang mengandung sirop jagung fruktosa tinggi perlu dihindari oleh pasien IBS.

Sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS) adalah gangguan kesehatan yang memengaruhi usus besar. Gejala yang ditimbulkan meliputi kram perut, kembung, sakit perut, diare, serta konstipasi. Gejala tersebut tentu membuat perut tak nyaman.

Karena berhubungan dengan pencernaan, salah satu faktor yang bisa memicu timbulnya gejala pada penderita IBS adalah makanan yang dikonsumsi. Jenis makanan pemicu ini bisa berbeda-beda pada setiap orang.

Konsumsi makanan yang tinggi akan FODMAP dapat memperburuk gejala IBS. FODMAP merupakan singkatan dari fermentable oligo-, di-, and monosaccharides and polyols.

FODMAP termasuk karbohidrat rantai pendek yang dapat difermentasi dan terkandung dalam makanan. Usus halus tidak menyerap FODMAP dengan baik, lalu difermentasi oleh bakteri, sehingga menghasilkan gas yang bisa menyebabkan perut kembung, sakit perut, dan diare.

Nah, apa saja, sih, makanan yang perlu dihindari oleh pasien IBS? Simak ulasan berikut ini, ya!

1. Gluten

Makanan yang mengandung gluten bisa memicu diare pada beberapa pasien. pexels.com/Buenosia Carol

Gluten, sekelompok protein dalam biji-bijian seperti gandum hitam (rye), gandum, dan jelai (barley), dapat memicu reaksi kekebalan pada orang dengan penyakit celiac atau intoleransi gluten, yang menyebabkan gejala yang mirip dengan IBS yang didominasi diare (IBS-D).

Penelitian menunjukkan bahwa diet bebas gluten dapat mengurangi gejala IBS, meskipun mekanisme pastinya belum jelas. Beberapa dokter menyarankan untuk menghindari gluten untuk menilai dampaknya terhadap gejala seseorang. Jika gluten memperburuk gejala, pertimbangkan untuk beralih ke biji-bijian bebas gluten seperti quinoa.

Oat dapat terkontaminasi silang dengan gluten selama pemrosesan, jadi pilihlah produk yang diberi label diproses di fasilitas bebas gluten jika kamu sangat sensitif.

2. Produk susu

Susu dan makanan lain yang mengandung laktosa, seperti keju dan es krim, dapat menyebabkan gas dan kembung pada orang yang memiliki intoleransi laktosa. Sekitar 70 persen orang dewasa di seluruh dunia tidak memproduksi laktase dalam jumlah besar, enzim usus yang membantu memecah gula dalam susu. Tanpa enzim ini, usus halus tidak dapat menyerap laktosa, yang masuk tanpa dicerna ke dalam usus besar, tempat bakteri berfermentasi dan menyebabkan gas.

Meskipun produk susu merupakan penyebab utama ketidaknyamanan bagi sebagian pasien IBS, tetapi yoghurt terbukti menjadi pengecualian. Kultur hidup dalam yoghurt memecah laktosa, sehingga kecil kemungkinannya menyebabkan gejala perut kembung.

Bisa juga mempertimbangkan susu bebas laktosa dan alternatif susu, seperti susu nabati dan keju berbahan dasar kedelai.

3. Legum, lentil, kacang polong, dan beberapa sayuran lain

ilustrasi lentil, kacang merah, dan lain-lain (pexels.com/MART PRODUCTION)

Legum, lentil, dan kacang polong biasanya merupakan sumber protein dan serat yang baik, tetapi dapat memicu gejala IBS. Itu semua mengandung senyawa yang disebut oligosakarida yang resistan terhadap pencernaan oleh enzim usus.

Meskipun legum, lentil, dan kacang polong dapat meningkatkan jumlah tinja untuk membantu mengatasi sembelit, tetapi mereka juga meningkatkan gejala IBS.

Coba hindari mengonsumsi jenis-jenis makanan tersebut untuk melihat apakah itu membantu gejala IBS. Atau, kamu bisa mencoba merendam legum atau lentil kering semalaman dan bilas secara menyeluruh sebelum dimasak untuk membantu tubuh mencernanya dengan lebih mudah.

Selain itu, ketahui juga beberapa sayuran yang tinggi FODMAP, seperti:

  • Kol.
  • Kembang kol.
  • Bawang putih.
  • Jamur.
  • Bawang bombai dan bawang merah.
  • Pare.
  • Jagung manis.

4. Beberapa jenis buah

Buah-buahan, seperti apel dan kiwi, dapat memiliki efek pencahar, karena mengandung serat dan meningkatkan kadar air dalam saluran pencernaan. Buah-buahan ini dapat membantu orang yang mengalami sembelit, tetapi tidak bagi mereka yang mengalami diare.

Buah-buahan berikut mengandung FODMAP, dan dapat memperburuk gejala:

  • Apel.
  • Mangga.
  • Jeruk limau gedang.
  • Aprikot.
  • Blackberry.
  • Ceri.
  • Pir.
  • Semangka.
  • Plum.

Buah-buahan dalam bentuk berikut mungkin mengandung FODMAP yang tinggi:

  • Buah utuh.
  • Jus buah.
  • Buah kalengan dalam jus buah alami.
  • Buah kering.

Buah-buahan rendah FODMAP yang mungkin cocok untuk pasien IBS meliputi melon, jeruk, dan jambu biji.

5. Makanan yang digoreng

ilustrasi ayam goreng tepung (unsplash.com/Ke Vin)

Orang dengan IBS juga tidak disarankan untuk mengonsumsi makanan yang digoreng, misalnya ayam goreng, kentang goreng, spring rolls, dan sebagainya. Sebab, gorengan mengandung lemak tinggi yang bisa menyebabkan masalah pencernaan seperti kembung, mual, dan sakit perut.

Selain itu, proses menggoreng makanan juga bisa mengubah susunan kimiawi makanan, sehingga membuatnya lebih sulit dicerna. Agar lebih aman dan sehat, kamu dianjurkan untuk memasak makanan dengan cara lainnya, seperti dikukus atau dipanggang.

6. Makanan pedas

Makanan panas atau pedas mungkin dapat mengiritasi sistem pencernaan dan memicu gejala IBS.

Beberapa perasa, seperti miso dan kecap, mengandung bahan-bahan yang dapat bertindak sebagai FODMAP dalam jumlah besar.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi hubungan antara IBS dan makanan pedas.

7. Makanan ultra proses

ilustrasi sereal (unsplash.com/@stenslens)

Makanan yang dibuat melalui banyak pemrosesan, atau makanan ultra proses, sering kali mengandung kadar gula, lemak, dan zat lain yang tinggi yang dapat memicu IBS pada sebagian orang.

Beberapa ahli percaya ada hubungan antara makanan yang diproses secara berlebihan dan IBS. Contoh makanan ultra proses di antaranya:

  • Sereal sarapan.
  • Camilan gurih komersial, seperti keripik.
  • Produk daging olahan, seperti spam.
  • Sosis frankfurter.
  • Minuman ringan dan soda.
  • Minuman beralkohol sulingan
  • Kue beras dengan perasa.

8. Makanan tinggi fruktosa

Sirop jagung fruktosa tinggi merupakan bahan utama dalam makanan olahan, permen yang diolah secara komersial, makanan ringan, dan minuman ringan, dan makanan ini dapat memperburuk gejala IBS. Namun, makanan ini bukan satu-satunya penyebab.

Beberapa makanan yang sangat sehat seperti apel, pir, dan buah kering secara alami mengandung banyak fruktosa, yang jika dikonsumsi, dapat memicu beberapa efek samping yang sama seperti laktosa yang tidak tercerna.

Buah yang rendah fruktosa seperti beri, jeruk, dan pisang, mungkin merupakan pilihan yang lebih baik bagi pasien IBS.

IBS adalah gangguan gastrointestinal umum yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan. Pola makan dapat memicu atau memperburuk gejala. Mengenali dan menghindari makanan dan minuman pemicu dapat membantu pasien IBS mengelola gejala.

Referensi

"Irritable Bowel Syndrome". Harvard Health Publishing. Diakses Desember 2024.
"Try a FODMAPs diet to manage irritable bowel syndrome". Harvard Health Publishing. Diakses Desember 2024.
Algera, Joost P., Maria K. Magnusson, et al. “Randomised controlled trial: effects of gluten‐free diet on symptoms and the gut microenvironment in irritable bowel syndrome.” Alimentary Pharmacology & Therapeutics 56, no. 9 (September 29, 2022): 1318–27.
Saadati, Saeede, Amir Sadeghi, et al. “Effects of a gluten challenge in patients with irritable bowel syndrome: a randomized single-blind controlled clinical trial.” Scientific Reports 12, no. 1 (March 23, 2022).
"12 Foods to Avoid with IBS". Healthline. Diakses Desember 2024.
"5 Foods to Avoid if You Have IBS". Johns Hopkins Medicine. Diakses Desember 2024.
Khayyatzadeh, Sayyed Saeid, Seyyed Mohammad Reza Kazemi‐Bajestani, et al. “Dietary behaviors in relation to prevalence of irritable bowel syndrome in adolescent girls.” Journal of Gastroenterology and Hepatology 33, no. 2 (August 3, 2017): 404–10.
Iacovou, Marina, Victoria Tan, Jane G Muir, and Peter R Gibson. “The Low FODMAP Diet and Its Application in East and Southeast Asia.” Journal of Neurogastroenterology and Motility 21, no. 4 (September 9, 2015): 459–70.
Schnabel, Laure, Camille Buscail, et al. “Association Between Ultra-Processed Food Consumption and Functional Gastrointestinal Disorders: Results From the French NutriNet-Santé Cohort.” The American Journal of Gastroenterology 113, no. 8 (June 14, 2018): 1217–28.
"Foods to avoid with IBS". Medical News Today. Diakses Desember 2024.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us