12 Penyebab Mulut Terasa Pahit saat Puasa Ramadan

- Ada sejumlah penyebab rasa pahit di mulut saat puasa dan umumnya ini tidak perlu dikhawatirkan. Dalam kebanyakan kasus, ini bisa diobati.
- Penyebab mulut pahit saat puasa termasuk kebersihan gigi yang buruk, produksi air liur yang berkurang, refluks asam atau GERD, hingga masalah pada organ hati.
Puasa Ramadan adalah ibadah wajib bagi umat Islam. Saat berpuasa, kamu tidak makan dan minum selama belasan jam, dan ini dapat menyebabkan berbagai efek samping. Salah satunya adalah mulut pahit saat puasa.
Mulut pahit saat puasa bisa terjadi karena beberapa faktor penyebab, yang akan dipaparkan di bawah ini.
1. Kebersihan mulut yang buruk
Ini merupakan penyebab paling umum rasa pahit di mulut, terutama jika terjadi setelah bangun tidur. Penumpukan air liur dan bakteri di lidah, gigi, dan gusi dapat menyebabkan bau mulut dan perubahan persepsi rasa.
Selama berpuasa, jagalah kebersihan gigi dan mulut dengan menggosok gigi minimal dua kali sehari, yaitu 30 menit setelah makan sahur dan sebelum tidur malam.
Selain itu, menyikat lidah juga sangat penting untuk mencegah lapisan di lidah, yang merupakan penumpukan bakteri dan sel-sel mati yang juga dapat menyebabkan bau mulut.
2. Kurangnya asupan cairan

Saat berpuasa, kamu harus menahan haus selama belasan jam. Ini bisa membuat tubuh kekurangan cairan sehingga produksi air liur bisa berkurang dan menyebabkan mulut kering.
Tanpa produksi air liur yang tepat, rasa bisa berubah. Sesuatu mungkin terasa lebih pahit, misalnya, atau kurang asin. Selain itu, kekurangan air liur dapat membuat sulit menelan atau berbicara, dan orang dengan kondisi ini mungkin akan mengalami lebih banyak gigi berlubang dan infeksi gusi.
3. Refluks asam atau GERD
Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) atau refluks asam juga bisa menyebabkan rasa pahit di mulut. Kondisi ini terjadi ketika isi lambung naik kembali ke kerongkongan.
Refluks asam cenderung bersifat sementara, sedangkan GERD biasanya bersifat kronis dan bertahan lama.
Refluks asam dan GERD dapat mengiritasi kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar di dada atau perut. Kondisi ini juga dapat menyebabkan rasa tidak enak atau pahit di mulut, yang dapat bertahan seperti gejala lainnya.
4. Merokok

Merokok memiliki banyak dampak buruk yang dapat berdampak pada kesehatan secara keseluruhan. Merokok memiliki lebih sedikit efek samping yang dapat membuat mulut terasa pahit atau asam. Ini karena apat mengiritasi indra perasa dan menyebabkan rasa makanan berbeda.
Merokok juga bisa menurunkan aliran air liur, menyebabkan mulut kering, sehingga memperburuk rasa asam atau pahit di mulut.
Merokok dapat mengubah rasa makanan dan menumpulkan indra perasa (Tobacco Induced Diseases, 2017). Rokok, vape, dan produk tembakau tanpa asap juga bisa meninggalkan rasa tidak enak di dalam mulut.
5. Kehamilan
Seseorang yang sedang hamil mungkin merasakan rasa logam atau pahit di mulutnya. Sensasi ini biasanya hilang sendiri seiring waktu.
Perubahan hormonal saat hamil bisa memengaruhi indra penciuman. Ini bisa membuat perempuan hamil lebih sensitif terhadap bau tertentu. Ini dapat memengaruhi indra perasa dan menyebabkan rasa logam atau pahit di mulut.
6. Obat-obatan dan suplemen

Setelah tubuh menyerap jenis obat tertentu, sisa obat tersebut dikeluarkan melalui air liur. Selain itu, jika suatu obat atau suplemen mengandung unsur pahit atau logam, maka ini bisa meninggalkan rasa pahit di mulut.
Penyebab umumnya adalah:
- Antibiotik tetrasiklin.
- Lithium.
- Allopurinol.
- Obat jantung tertentu.
- Vitamin dan suplemen yang mengandung zink, kromium, atau tembaga.
7. Kamu sedang sakit
Infeksi bakteri pada saluran pernapasan bagian atas (misalnya pilek, rinitis, sinusitis, atau radang amandel) dapat menyebabkan rasa pahit di mulut akibat produk samping yang dihasilkan oleh bakteri penyebab penyakit.
Saat kamu mengalami pilek, infeksi sinus, atau penyakit lainnya, tubuh secara alami melepaskan protein yang dibuat oleh sel-sel berbeda di tubuh untuk mendorong dan memediasi peradangan. Protein ini diperkirakan juga dapat memengaruhi indra pengecap sehingga menyebabkan peningkatan kepekaan terhadap rasa pahit saat kamu sakit.
Kamu disarankan untuk mencukupi kebutuhan cairan, sekitar 8 gelas per hari, karena ini membantu menghilangkan rasa pahit dan mempercepat pemulihan. Namun, yang terpenting adalah tetap berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan pengobatan yang dibutuhkan.
8. Stres dan kecemasan

Tingkat stres dan kecemasan yang tinggi dapat merangsang respons stres dalam tubuh sehingga dapat mengubah indra perasa. Kecemasan dapat menyebabkan mulut kering, yang sering kali menimbulkan rasa pahit.
9. Kerusakan saraf
Indra pengecap terhubung langsung dengan saraf otak. Kerusakan saraf bisa menyebabkan perubahan dalam cara kamu merasakan rasa (Reviews in Endocrine and Metabolic Disorders, 2017).
Kerusakan saraf dapat diakibatkan oleh cedera kepala atau kondisi yang meliputi:
- Epilepsi.
- Multiple sclerosis.
- Tumor otak.
- Bell's palsy.
- Demensia
10. Sindrom mulut terbakar

Sindrom mulut terbakar menyebabkan sensasi terbakar atau panas di mulut yang sangat menyakitkan. Gejala ini bisa terjadi pada satu bagian mulut atau seluruh mulut. Ini juga dapat menimbulkan rasa mulut kering dan rasa pahit atau logam.
Sindrom mulut terbakar biasa dialami oleh perempuan maupun laki-laki, terutama mereka yang sedang mengalami menopause.
Terkadang, penyebab sindrom mulut terbakar tidak diketahui. Dokter menduga ini disebabkan oleh kerusakan saraf di mulut. Mungkin juga berkaitan dengan kondisi yang mendasari atau pengobatan untuk kondisi tertentu, seperti diabetes melitus, pengobatan kanker, dan perubahan hormonal selama menopause.
11. Perawatan kanker
Beberapa obat kemoterapi dapat merusak indra perasa dan menyebabkan perubahan rasa. Banyak pasien kemoterapi melaporkan rasa pahit atau logam di mulut mereka.
Terapi radiasi untuk pengobatan kanker kepala dan leher juga dapat merusak indra pengecap karena sensitif terhadap radiasi. Gejala terkait lainnya termasuk mulut kering, sakit mulut, dan sakit tenggorokan, yang semuanya bisa memperburuk rasa pahit di mulut.
Rasa pahit di mulut umumnya membaik 3 hingga 4 minggu setelah pengobatan terakhir.
12. Hepatitis, perlemakan hati, atau sirosis

Ketika hati tidak berfungsi dengan baik, maka tubuh mulai menumpuk amonia dalam jumlah besar, yaitu zat beracun yang biasanya diubah menjadi urea oleh hati dan dibuang melalui urine. Peningkatan kadar amonia menyebabkan perubahan rasa, mirip ikan atau bawang.
Masalah hati biasanya muncul dengan gejala lain, seperti kelelahan, rasa tidak enak badan, atau bagian putih dan kulit menguning. Jika curiga memiliki gangguan pada organ ini, sebaiknya temui dokter.
Ada sejumlah penyebab rasa pahit di mulut saat puasa dan umumnya ini tidak perlu dikhawatirkan. Dalam kebanyakan kasus, ini bisa diobati. Setelah dokter menemukan penyebab rasa pahit di mulut dan memulai pengobatan jika diperlukan, indra perasa akan kembali normal tanpa efek jangka panjang.
Referensi
"Bitter Taste in Mouth: 19 Causes & How to Get Rid of It." Tua Saude. Diakses Maret 2025.
"Why do I have a bitter taste in my mouth?" Medical News Today. Diakses Maret 2025.
"What Causes a Bitter Taste in the Mouth?" Healthline. Diakses Maret 2025.
"How to Get Rid of Bad Taste in Mouth?" The White Tusk. Diakses Maret 2025.
Fabrice Chéruel, Marta Jarlier, and Hélène Sancho-Garnier, “Effect of Cigarette Smoke on Gustatory Sensitivity, Evaluation of the Deficit and of the Recovery Time-course After Smoking Cessation,” Tobacco Induced Diseases 15, no. 1 (February 28, 2017), https://doi.org/10.1186/s12971-017-0120-4.
Mieko Aoki et al., “Lower Expressions of the Human Bitter Taste Receptor TAS2R in Smokers: Reverse Transcriptase-polymerase Chain Reaction Analysis,” Tobacco Induced Diseases 12, no. 1 (January 1, 2014): 12, https://doi.org/10.1186/1617-9625-12-12.
"What causes morning sickness (nausea and vomiting during pregnancy)?" American College of Obstetricians and Gynecologists. Diakses Maret 2025.
"Dry Mouth." National Health Service. Diakses Maret 2025.
Snyder, D.J., Bartoshuk, L.M. "Oral sensory nerve damage: Causes and consequences." Rev Endocr Metab Disord 17, 149–158 (2016). https://doi.org/10.1007/s11154-016-9377-9
Ship, Jonathan A. et al. "Burning Mouth Syndrome: An Update." The Journal of the American Dental Association, Volume 126, Issue 7, 842 - 853.