Tips Puasa yang Aman untuk Pasien Gastritis

- Puasa dapat terasa lebih sulit karena gastritis cukup sensitif dengan kondisi perut yang kosong, serta rentan timbul gejala saat perut kosong. Namun, bukan berarti pasien gastritis tidak dapat berpuasa selama sebulan penuh.
- Usahakan selalu makan dan minum teratur sesuai dengan waktu sahur dan buka puasa.
- Selama berpuasa, hindari makanan dan minuman yang dapat memperburuk gejala gastritis, seperti makanan yang terlalu asam, pedas, dan berlemak.
Gastritis mengacu pada sejumlah kondisi yang memiliki faktor yang sama, yaitu peradangan pada lapisan lambung, disertai pembengkakan dan iritasi.
Banyak orang dengan gastritis yang tidak menunjukkan gejala. Namun, mungkin ada gejala gangguan pencernaan seperti sakit perut, mual, muntah, rasa kembung saat atau setelah makan, dan kehilangan nafsu makan. Kerusakan pada lapisan perut juga dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mencerna dan menyerap nutrisi.
Kamu mungkin mengalami salah satu dari dua jenis gastritis, yaitu akut (terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu singkat) dan kronis (berkembang secara perlahan, berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun).
Puasa Ramadan seharusnya tidak menjadi masalah bagi sebagian besar dari pasien gastritis. Pada orang dengan gastritis ringan, puasa seharusnya tidak menjadi masalah, hanya perlu menyesuaikan waktu makan.
Meski demikian, pasien dengan gejala gastritis parah tidak disarankan untuk berpuasa. Jadi, sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter terlebih dulu untuk memeriksakan kondisimu sebelum berpuasa.
Berikut ini tips puasa yang aman untuk pasien gastritis.
Makanan yang direkomendasikan dan dihindari

Rekomendasi makanan
Pola makan biasanya bukan satu-satunya penyebab gastritis kronis, tetapi makanan berikut dapat mengurangi risiko:
- Makanan tinggi serat, seperti biji-bijian utuh, buah-buahan, sayur-sayuran, dan kacang-kacangan.
- Makanan rendah lemak, seperti ikan, daging tanpa lemak, dan sayur-sayuran.
- Makanan dengan tingkat keasaman rendah, termasuk sayur-sayuran dan polong-polongan.
Probiotik dapat membantu mengatasi komplikasi lambung yang disebabkan oleh bakteri yang disebut Helicobacter pylori. Bakteri ini menyebabkan infeksi pada sistem pencernaan, yang dapat menyebabkan gastritis atau tukak lambung. Faktanya, H. pylori adalah penyebab gastritis yang paling umum. Berkonsultasilah dengan dokter untuk mengetahui apakah kamu dapat memperoleh manfaat dari suplemen probiotik.
Beberapa jenis gastritis dapat mempersulit tubuh menyerap zat besi atau vitamin B12, sehingga menyebabkan defisiensi. Tanyakan kepada dokter tentang suplementasi untuk mencegah defisiensi.
Makanan yang harus dihindari
Makanan yang tinggi lemak dapat memperburuk peradangan pada lapisan lambung.
Bagi sebagian orang, alergi makanan bisa memicu gastritis. Dalam kasus ini, mengidentifikasi dan menghindari makanan ini dapat mengobati dan mencegah gastritis.
Makanan yang mungkin mengiritasi lambung dan memperparah gastritis antara lain:
- Makanan asam, seperti tomat dan beberapa buah-buahan.
- Alkohol.
- Minuman berkarbonasi.
- Kopi.
- Makanan berlemak.
- Gorengan.
- Jus buah.
- Acar.
- Makanan pedas.
Jika kamu memperhatikan bahwa makanan atau kelompok makanan tertentu memperburuk gejala, menghindarinya dapat mencegah gejalanya.
Hindari kebiasaan makan ini
Sebuah studi kohort tahun 2022 menemukan, orang dengan gejala gastritis cenderung makan pada waktu yang tidak teratur.
Mereka juga cenderung makan lebih banyak makanan sisa dan makanan pemicu, seperti makanan pedas, manis, atau asin tertentu. Selain itu, mereka cenderung tidak makan dalam porsi yang konsisten, suka ngemil, dan lebih banyak makan makanan panggang.
Membuat beberapa perubahan dapat membantu mengurangi kekambuhan. Misalnya, makan makanan yang lebih sedikit dan lebih sering dapat membantu meredakan gejala.
Tips makan yang aman untuk pasien gastritis

Adanya gastritis dapat menjadi tantangan bagi seseorang untuk berpuasa selama Ramadan. Ini karena puasa dapat terasa lebih sulit karena gastritis cukup sensitif dengan kondisi perut yang kosong, serta rentan timbul gejala saat perut kosong. Namun, bukan berarti pasien gastritis tidak dapat berpuasa selama sebulan penuh.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu pasien gastritis tetap sehat selama menjalani puasa Ramadan:
- Disiplin dalam mengatur waktu dan pola makan
Usahakan selalu makan dan minum teratur sesuai dengan waktu sahur dan buka puasa. Pastikan untuk makan dengan porsi secukupnya, agar tidak membebani lambung dengan konsumsi makanan dan minuman yang terlalu banyak.
Hindari menunda waktu makan saat sahur dan berbuka puasa agar kondisi perut kosong tidak terlalu lama.
- Pilihlah makanan dan minuman yang tepat
Selama berpuasa, hindari makanan dan minuman yang dapat memperburuk gejala gastritis, seperti makanan yang terlalu asam, pedas, dan berlemak.
Rekomendasinya, konsumsilah makanan dan minuman yang mudah dicerna seperti nasi putih, daging ayam rendah lemak, telur, buah-buahan, sayuran matang, dan air putih. Itu semua akan membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan.
- Hindari makan terlalu cepat dan dalam jumlah banyak
Saat berbuka puasa, sering kali rasa lapar membuat lupa bahwa kamu sudah makan terlalu banyak dalam waktu yang singkat. Padahal, agar makanan lebih mudah dicerna, yang perlu dilakukan adalah makan secara perlahan dan mengunyah makanan dengan baik. Cara ini dapat membantu lambung memproses makanan dengan lebih mudah dan mencegah peradangan lambung atau munculnya gejala nyeri perut yang tidak diinginkan.
- Berkonsultasi dengan dokter
Sebaiknya, pasien dengan gastritis kronis berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk berpuasa Ramadan. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah lambung dalam kondisi baik dan memungkinkan untuk berpuasa.
Dokter mungkin akan memberikan tambahan obat yang dapat dikonsumsi selama sahur atau berbuka puasa, atau saran medis lainnya.
- Minum obat sesuai dengan instruksi dari dokter
Pasien dengan riwayat penyakit gastritis umumnya mengonsumsi obat yang rutin dikonsumsi. Jadi, penting bagi pasien gastritis untuk membuat jadwal tetap untuk konsumsi obat secara teratur, menyesuaikan dengan waktu sahur dan berbuka puasa.
- Waspadai kemungkinan munculnya gejala akut
Pasien gastritis harus memperhatikan tanda-tanda kekambuhan atau munculnya gejala akut saat berpuasa, seperti rasa sakit atau perih pada lambung, mual, muntah, dan perut kembung. Jika salah satu gejala tersebut muncul dan dirasakan memburuk, pertimbangkan untuk segera menemui dokter untuk mendapatkan penanganan awal.
Puasa Ramadan bisa menantang bagi orang dengan riwayat gastritis, belum lagi dengan adanya kemungkinan kekambuhan gejala. Namun, dengan cara-cara di atas, menjaga pola makan, serta berkonsultasi dengan dokter secara berkala, maka puasa Ramadan sangat mungkin untuk ditunaikan.
Referensi
"What to Eat and What to Avoid If You Have Gastritis." Healthline. Diakses Maret 2025.
Yasuhiro Koga, “Microbiota in the Stomach and Application of Probiotics to Gastroduodenal Diseases,” World Journal of Gastroenterology 28, no. 47 (December 19, 2022): 6702–15, https://doi.org/10.3748/wjg.v28.i47.6702.
Yehui Duan et al., “Inflammatory Links Between High Fat Diets and Diseases,” Frontiers in Immunology 9 (November 13, 2018), https://doi.org/10.3389/fimmu.2018.02649.
Yuan Li et al., “Association of Symptoms With Eating Habits and Food Preferences in Chronic Gastritis Patients: A Cross‐Sectional Study,” Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine 2020, no. 1 (January 1, 2020), https://doi.org/10.1155/2020/5197201.
"Pasien Gastritis ingin Berpuasa? Bisa Lakukan Hal Ini!." Yayasan Gastroenterologi Indonesia. Diakses Maret 2025.