Mengenal ARFID, Gangguan Makan Serius yang Bisa Terjadi pada Anak

Anak pilih-pilih makanan secara ekstrem

Tak cuma orang dewasa, gangguan makan juga bidialami oleh remaja maupun anak-anak. Bila dibiarkan, ini dapat mengganggu tumbuh kembang anak dan bisa memengaruhi kehidupannya kelak di masa depan.

Salah satu gangguan makan pada anak yang perlu diwaspadai adalah avoidant/restrictive food intake disorder (ARFID), atau sederhananya adalah pilih-pilih makanan (picky eating) dalam bentuk ekstrem. Bila dibiarkan, gangguan makan ini bisa mengakibatkan konsekuensi dalam berat badan anak, pertumbuhan, atau fungsi sehari-hari.

Untuk mengetahui gangguan makan ARFID lebih lanjut, simak penjelasannya berikut ini. 

1. Apa itu ARFID?

Mengenal ARFID, Gangguan Makan Serius yang Bisa Terjadi pada Anakilustrasi anak tidak mau makan (freepik.com/jcomp)

Dilansir Healthline, ARFID adalah salah satu jenis gangguan makan yang mana seseorang akan menghindari atau membatasi makanan tertentu. Umumnya kondisi ini terjadi pada anak-anak, tetapi tak jarang bisa berlanjut hingga dewasa.

Karena terlalu membatasi suatu jenis makanan tertentu, maka orang dengan ARFID tidak akan memiliki asupan kalori dan nutrisi yang cukup. Selain mengalami kekurangan nutrisi, orang dengan ARFID juga akan mengalami masalah dan pertumbuhan dan berat badan. Bahkan, gangguan makan ini bisa memengaruhi aktivitas sosial, seperti mengalami kesulitan di sekolah atau di tempat kerja, makan dengan orang lain, serta interaksi sosial.

Berdasarkan keterangan dari National Eating Disorder Association, ARFID adalah diagnosis baru dalam buku panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th Edition: DSM-5 yang dikeluarkan oleh American Psychiatric Association, dan sebelumnya dikenal sebagai "selective eating disorder".

ARFID disebut-sebut mirip dengan anoreksia, karena kedua gangguan makan tersebut melibatkan batasan jumlah dan/atau jenis makanan yang dikonsumsi. Namun, tidak seperti anoreksia, ARFID tidak melibatkan tekanan apa pun tentang bentuk atau ukuran tubuh, atau ketakutan akan kegemukan.

2. Bedanya ARFID dengan picky eating

Mengenal ARFID, Gangguan Makan Serius yang Bisa Terjadi pada Anakilustrasi anak picky eater (freepik.comfreepik)

Jangan langsung berpikiran bahwa anak yang suka pilih-pilih makanan (picky eater) pasti mengalami ARFID. Perlu dipahami bahwa keduanya adalah kondisi berbeda. 

Dilansir Cleveland Clinic, seorang anak yang mengalami ARFID akan memiliki respons yang berlebihan terhadap makanan yang mereka hindari. Biasanya, hal ini terkait dengan:

  • Sensasi. Bisa saja anak dengan ARFID pernah mengalami gejala gastrointestinal yang cukup parah atau bisa jadi seorang anak menghindari suatu makanan tertentu karena teksturnya yang ia rasa tidak bisa ditoleransi
  • Ketakutan. Jika di masa lalu seorang anak pernah mengalami alergi yang cukup parah atau mengalami tersedak yang cukup parah, ini bisa membuat ia merasa takut dan trauma. Ia takut bahwa kejadian yang sama akan terulang kembali. Oleh karena itu, ia pun memutuskan untuk menghindari makanan tersebut atau menghindari makanan lain dengan warna yang sama
  • Gangguan suasana hati atau mood disorder. Rasa cemas yang tidak terdiagnosis atau gangguan obsesif kompulsif (OCD) dapat menyebabkan seseorang menjadi pemilih dalam hal makanan. Bahkan, tingkat pilih-pilih makanan ini bisa berlanjut hingga ke tingkat yang tidak sehat

Baca Juga: 6 Gangguan Makan Paling Umum, Korbannya Bukan Hanya Perempuan

3. Kenapa ARFID bisa terjadi pada anak?

Mengenal ARFID, Gangguan Makan Serius yang Bisa Terjadi pada Anakilustrasi anak tak mau makan (unsplash.com/Keren Fedida)

Hingga kini belum diketahui secara pasti apa penyebab ARFID. Namun, beberapa penelitian menyebutkan bahwa ada beberapa faktor risiko gangguan makan ini, seperti:

  • Anak laki-laki
  • Berusia di bawah 13 tahun
  • Pernah mengalami gejala gastrointestinal, seperti mulas dan sembelit
  • Mempunyai alergi pada suatu jenis makanan

Namun, terkadang gangguan makan pada anak tidak selalu disebabkan karena adanya gangguan medis. Berikut adalah beberapa penyebab non-medis gangguan makan pada anak:

  • Anak sedang merasa ketakutan atau stres terhadap suatu masalah
  • Anak memiliki kejadian traumatis di masa lalu, misalnya tersedak dan muntah yang parah sehabis makan makanan tertentu
  • Anak tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari orang tua
  • Bisa jadi anak tersebut tidak menyukai tekstur, rasa, atau bau dari makanan tertentu

4. ARFID dapat menyebabkan komplikasi yang cukup parah bagi kesehatan

Mengenal ARFID, Gangguan Makan Serius yang Bisa Terjadi pada Anakilustrasi anak dirawat inap di rumah sakit (freepik.com/rawpixel.com)

Dilansir Medial News Today, seiring beranjak dewasa orang dengan gangguan makan ARFID dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan, meliputi:

  • Perut akan terasa kram, sembelit dan mulas
  • Periode menstruasi bisa tidak lancar
  • Sulit untuk berkonsentrasi
  • Kadar zat besi rendah
  • Kadar hormon tiroid rendah
  • Jumlah sel darah rendah
  • Kadar kalium rendah
  • Detak jantung menjadi lambat
  • Sering pusing
  • Pingsan
  • Sering merasa kedinginan
  • Sulit tidur
  • Kulit dan kuku menjadi kering
  • Kuku mudah rapuh
  • Muncul rambut halus di badan, yang disebut lanugo
  • Rambut menjadi tipis
  • Rambut akan menjadi kering dan rapuh
  • Proses penyembuhan luka yang buruk
  • Fungsi kekebalan tubuh menurun

5. Penanganan ARFID

Mengenal ARFID, Gangguan Makan Serius yang Bisa Terjadi pada Anakilustrasi pengobatan anak (freepik.com/gpointstudio)

Bila anak memiliki tanda dan gejala ARFID, jangan langsung panik. Dalam kebanyakan kasus, ARFID masih bisa ditangani dengan konseling gizi atau konsultasi rutin dengan terapis yang ahli di bidangnya. 

Biasanya, anak dengan ARFID akan menjalani diet khusus dan mendapat resep untuk mengonsumsi suplemen nutrisi. Ini diperlukan untuk membantu anak dalam proses menaikkan berat badan dan pemenuhan nutrisinya.

Namun, bila dampaknya sudah parah dan mengganggu kesehatannya, ada kemungkinan dokter akan merekomendasikan anak untuk menjalani pengobatan di rumah sakit.

Maka dari itu, bila anak menunjukkan gejala ARFID, jangan ragu untuk segera konsultasi kepada ahlinya. Jangan sampai anak mengalami kurang gizi dan tidak dapat tumbuh dengan sehat. Penting juga untuk mencari tahu akar permasalahan dari ARFID pada anak. Karena, kerja sama antara orang tua dan terapis dan/atau dokter yang baik akan sangat membantu anak lebih cepat pulih.

Baca Juga: Anemia Defisiensi Besi pada Anak: Pemicu, Diagnosis, dan Pencegahan

Ruth Cikita Photo Verified Writer Ruth Cikita

[kosong]

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya