Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Ciri-ciri Benjolan di Ketiak yang Tidak Berbahaya

Ilustrasi ketiak (freepik.com/8photo)
Ilustrasi ketiak (freepik.com/8photo)
Intinya sih...
  • Benjolan di ketiak bisa disebabkan oleh kista, abses kulit, lipoma, furunkel, folikulitis, limfoma Hodgkin, kutil, atau kanker payudara.
  • Gejala benjolan di ketiak yang berbahaya antara lain bertambah besar, penurunan berat badan tanpa sebab jelas, dan tidak hilang dalam 2 minggu.
  • Pengobatan untuk benjolan di ketiak tergantung pada penyebabnya.

Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Ika Fatimah Damayanti, M.Sc, Sp.KK.

Benjolan di ketiak muncul karena ada pembengkakan kelenjar getah bening di bawah ketiak. Sekadar informasi, kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem limfatik tubuh untuk menjaga sistem imun.

Benjolan di ketiak bisa terlihat atau terasa kecil dan dalam beberapa kasus bisa terlihat bengkak dan besar. Banyak faktor penyebab benjolan di ketiak, dari mulai alergi deodoran, infeksi virus atau bakteri, efek samping vaksin, kista, hingga kondisi kesehatan yang serius.

Meski umumnya tidak berbahaya, tetapi benjolan di ketiak tidak boleh disepelekan. Berikut ini ulasan tentang penyebab dan ciri benjolan di ketiak yang tidak berbahaya hingga yang mesti diperiksakan ke dokter

1. Kista kulit

Kista adalah benjolan kecil berisi cairan, udara, lemak, atau substansi lain yang muncul di area tubuh tanpa alasan yang jelas. Seperti namanya, kista kulit terbentuk tepat di bawah kulit, tepatnya di sekitar sel keratin yang terperangkap. Kista kulit tidak menular.

Bisa menyerang segala usia, kista kulit biasanya dialami orang-orang berusia 18 tahun ke atas, memiliki jerawat, atau luka di kulit.

Gejala umum kista kulit adalah benjolan bulat di bawah kulit, terutama ketiak, yang tidak menimbulkan rasa sakit. Jika terinfeksi, barulah kista kulit bisa menimbulkan nyeri dan berisi nanah.

Kondisi ini didiagnosis lewat pemeriksaan fisik oleh dokter. Pada banyak kasus, kista kecil di ketiak tidak berbahaya. Namun, bila ukurannya cukup besar dan mengganggu pergerakan, maka kista tersebut bisa diangkat dengan prosedur medis sederhana. Selain itu, kista kulit yang mengalami infeksi harus segera diobati agar tidak menyebar.

2. Abses kulit

ilustrasi area ketiak (pexels.com/Karolina Kaboompics)
ilustrasi area ketiak (pexels.com/Karolina Kaboompics)

Abses kulit adalah kantung nanah besar yang terbentuk tepat di bawah kulit, yang disebabkan oleh infeksi bakteri lewat luka kecil. Karena tubuh melawan bakteri dengan sel darah putih atau leukosit, maka nanah pun terakumulasi dan membentuk abses.

Gejala umum abses kulit adalah benjolan nanah yang besar, memerah, dan membengkak, serta sensasi nyeri di bagian tubuh mana pun (bukan hanya di abses). Jika terjadi infeksi, maka terjadi gejala demam, panas dingin, hingga nyeri.

Abses kecil bisa dilawan dengan sistem imun, dan sisa nanahnya bisa dibersihkan atau disedot. Dokter mungkin akan meresepkan antibiotik. Bila tidak ditangani, abses kulit bisa membesar, menyebar, dan menyebabkan penyakit serius.

Dalam diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Menjaga kebersihan kulit, terutama di area abses, dan menggunakan pakaian serta handuk bersih bisa mencegah kambuhnya abses di kemudian hari.

3. Lipoma

Memang, lipoma memiliki arti "tumor berlemak". Akan tetapi, lipoma bukan kanker, melainkan pertumbuhan lemak di antara lapisan otot dan kulit. Paling sering muncul pada usia 40 tahun, penyebab pastinya tidak diketahui. Lipoma dapat dikaitkan dengan riwayat kesehatan keluarga.

Gejala umum lipoma yaitu benjolan berukuran dua inci yang empuk dan mudah digerakkan di bawah kulit. Lipoma tidak menimbulkan rasa sakit, kecuali pertumbuhannya mengiritasi saraf di sekitarnya. Kondisi ini umum terjadi di punggung, leher, perut, lengan, serta kaki bagian atas.

Bila kamu mengalami gejala lipoma, sebaiknya cek ke dokter untuk memastikan benjolan tersebut jinak. Diagnosis dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik, biopsi, dan pencitraan melalui USG atau CT scan. Biasanya lipoma akan sembuh sendiri. Lipoma baru ditangani bila ukurannya terlalu besar hingga mengganggu. Lipoma dapat dihilangkan dengan operasi.

4. Furunkel atau bisul

ilustrasi bisul atau furunkel (commons.wikimedia.org/Mahdouch)
ilustrasi bisul atau furunkel (commons.wikimedia.org/Mahdouch)

Furunkel atau yang lebih umum dikenal sebagai bisul adalah infeksi pada folikel rambut. Bisul bisa terjadi di bagian tubuh mana saja, termasuk ketiak. Bisul disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus yang masuk lewat kerusakan kulit.

Bakteri S. aureus dapat ditemukan di mana saja. Oleh karena itu, menjaga kebersihan diri amat membantu. Mereka yang memiliki sistem imun yang lemah, punya diabetes, dan infeksi kulit lainnya adalah yang paling rentan mengalami bisul.

Gejala bisul adalah satu benjolan bengkak di bawah kulit yang memerah, terasa nyeri, dan berisi nanah. Bisul harus segera diobati karena dapat menyebar ke aliran darah dan menyebar ke bagian tubuh lain.

Penegakan diagnosis untuk bisul dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik atau melalui sampel nanah dari bisul. Perawatannya dapat dilakukan dengan menyayat dan menyedot nanah bisul. Lalu, penyembuhan dapat dilakukan dengan mengoleskan krim atau pengobatan antibiotik ke lokasi bisul.

5. Pembengkakan kelenjar getah bening

Benjolan di ketiak juga dapat terjadi karena kelenjar getah bening yang membengkak. Disebut juga limfadenopati aksila, ini disebabkan oleh sel-sel yang menyebabkan inflamasi. Penyebab pastinya tidak diketahui dengan jelas, tetapi kemungkinan besar karena infeksi virus.

Umum terjadi, gejala khasnya adalah benjolan di daerah ketiak yang dapat digerakkan. Karena gejalanya mirip penyakit Hodgkin, jika kamu mengalami bengkak pada kelenjar getah bening di ketiak, segera temui dokter.

Kamu bisa mengompres benjolan dengan air hangat untuk mengurangi rasa sakit. Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, sebaiknya berobat ke dokter.

6. Jerawat

ilustrasi ketiak (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi ketiak (pexels.com/Ron Lach)

Jerawat adalah erupsi kulit kecil yang berisi sebum, sel kulit mati, dan kuman. Umum dikatakan sebagai tanda pubertas, jerawat terjadi karena hormon meningkatkan produksi sebum kulit dan menyumbat pori-pori. Jerawat umum terjadi pada remaja berusia 13–17 tahun dan dapat muncul di bagian tubuh atas, termasuk ketiak.

Gejala umum jerawat terlihat pada warna pori-pori. Pori-pori tampak hitam dan datar karena minyak yang terpapar udara; pori-pori tampak putih karena permukaannya tertutup sel kulit mati, atau terlihat seperti lepuh yang bengkak berwarna kuning keputihan dan berisi nanah, serta memerah.

Umumnya jerawat di ketiak tak perlu perawatan dari dokter, karena bisa sembuh sendiri atau ditangani dengan pengaturan pola makan dan kebersihan diri, serta pakai obat jerawat yang dijual bebas. Namun, kalau khawatir atau sering mengalami jerawat di ketiak, sebaiknya periksa ke dokter.

7. Folikulitis

Mirip bisul, folikulitis adalah inflamasi pada kulit karena folikel rambut terinfeksi oleh bakteri, seperti S. aureus. Biasanya, folikulitis pada ketiak terjadi setelah mencukur dengan cara yang tidak benar, atau mencabut rambut di ketiak.

Umumnya tidak berbahaya, folikulitis menyebabkan rasa perih dan gatal yang mengganggu. Gejala umumnya adalah benjolan berwarna merah mirip jerawat di tempat tumbuhnya rambut yang dapat membesar dan berisi nanah. Jika tidak ditangani dengan benar, maka bisa botak permanen dan terdapat bekas luka.

Diagnosis dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik. Pengobatan dapat dilakukan sendiri dengan membersihkan daerah folikulitis dengan sabun antibakteri dan selalu menggunakan handuk serta pakaian bersih. Folikulitis dapat diobati dengan obat atau krim antibiotik, laser, hingga operasi.

8. Hidradenitis suppurativa

ilustrasi ketiak (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi ketiak (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Hidradenitis suppurativa adalah kondisi peradangan kulit kronis ketika folikel rambut tersumbat dan meradang, yang menyebabkan perubahan yang menyakitkan pada kulit. Lesi akibat infeksi dapat terlihat mirip dengan komedo, kista, pustula, dan benjolan. Lesi tersebut juga dapat pecah dan membentuk abses.

Orang sering kali salah mengira hidradenitis suppurativa sebagai kondisi kulit lainnya, seperti jerawat atau rambut tumbuh ke dalam (ingrown hair).

Banyak orang dengan hidradenitis suppurativa memiliki lesi di ketiak mereka karena ketiak tersebut penuh dengan folikel rambut dan kelenjar keringat. Gesekan kulit di area ini dapat menyebabkan iritasi lebih lanjut.

Awalnya, benjolan mungkin tampak seperti jerawat. Kemudian, seiring waktu, benjolan ini dapat membesar dan makin meradang. Dalam beberapa kasus, benjolan dapat terisi nanah dan bocor. Ini dapat menyebabkan infeksi menyebar ke folikel rambut lainnya, sehingga menyebabkan lebih banyak lesi. Jika folikel rambut membesar dan menyebar di bawah kulit, terowongan dapat terbentuk di bawah kulit, sehingga infeksi dapat menyebar lebih jauh.

Dokter dapat memeriksa area kulit yang terdampak, atau bisa juga dengan melakukan tes swab pada area yang terinfeksi.

Pada tahap awal, kondisi ini dapat diatasi dengan obat-obatan. Pembedahan mungkin diperlukan pada kasus yang parah atau terus-menerus. Pengobatan lainnya mungkin melibatkan antibiotik, antiseptik, retinoid, kontrasepsi, perawatan imunosupresif, dan steroid.

9. Kutil

Kutil biasa atau verruca vulgaris adalah sebuah benjolan kecil bertekstur kasar pada lapisan atas kulit. Biasanya muncul satu atau berjumlah banyak, kutil biasa disebabkan oleh human papillomavirus (HPV) yang membuat pertumbuhan keratin jadi berlebihan.

Kutil bisa mudah menular lewat kontak langsung atau menggunakan benda-benda yang sebelumnya tersentuh oleh pasien penderita kutil. Selain itu, kutil bisa terjadi bila kulit yang terluka terpapar permukaan kasar.

Diagnosis kutil dapat dilakukan lewat pemeriksaan fisik. Biasanya, perawatan kutil melibatkan asam salisilat hingga cryotherapy dan operasi pengangkatan kutil. Menjaga kebersihan diri bisa menjadi salah satu langkah pencegahan dan pengobatan kutil.

10. Dermatitis kontak

ilustrasi ketiak (pexels.com/Cliff Booth)
ilustrasi ketiak (pexels.com/Cliff Booth)

Jika ketiak gatal, merah, mengelupas, atau tampak benjol, itu mungkin merupakan reaksi alergi terhadap deodoran. Berbagai bahan dalam deodoran, yang membantu menutupi bau keringat, dapat menjadi penyebab umum dermatitis kontak.

Dermatitis kontak terjadi ketika kulit menjadi teriritasi atau meradang setelah berkontak dengan zat yang memicu reaksi alergi.

Ada dua jenis dermatitis kontak:

  • Dermatitis kontak alergi: Jenis ini terjadi saat bersentuhan dengan alergen, seperti nikel dan poison ivy. Kamu mungkin juga mengalami gejala alergi lainnya, seperti gatal-gatal dan pembengkakan.
  • Dermatitis kontak iritan: Jenis ini lebih umum dan terjadi saat kulit bersentuhan dengan bahan beracun atau iritan, seperti detergen yang kuat. Jenis dermatitis kontak yang paling umum di ketiak adalah ruam akibat deodoran, yang dapat menyebabkan rasa terbakar, gatal, atau peradangan.

Cara terbaik untuk mencegah dermatitis kontak adalah dengan menghindari alergen atau iritan. Jika tidak memungkinkan, pilihan pengobatan untuk membantu meredakan peradangan dan gatal dapat meliputi:

  • Mencoba pengobatan rumahan, seperti menggunakan sabun bebas pewangi.
  • Mengoleskan krim antigatal.
  • Mengonsumsi antihistamin.

Jika tidak membantu, dokter mungkin akan meresepkan krim kortikosteroid.

Membedakan ciri-ciri benjolan di ketiak yang berbahaya dan yang tidak berbahaya

Setiap benjolan yang ditemukan pada tubuh, termasuk ketiak, bisa bikin waswas. Untungnya, tidak semua benjolan di ketiak berbahaya. Lantas, kapan harus khawatir? Coba jawab beberapa pertanyaan ini:

  • Apakah benjolan dialami lebih dari dua minggu?
  • Apakah benjolan membesar?
  • Apakah kamu mengalami penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas?
  • Apakah kamu mengalami gejala lainnya yang tidak biasa?
  • Apakah benjolan datang lagi setelah dihilangkan?

Jika kamu menjawab ya untuk semua atau hampir semua pertanyaan di atas, sebaiknya periksakan diri ke dokter.

Perlu juga diketahui bahwa benjolan yang keras, tidak bisa digerakkan, permukaannya tidak rata, dan tumbuh dengan cepat biasanya adalah benjolan berbahaya (tumor ganas). Bila menemukan benjolan dengan karakteristik seperti itu, jangan buang waktu untuk menemui dokter.

Benjolan yang sudah ada sejak lahir umumnya tidak berbahaya, misalnya hemangioma. Benjolan ini akan mengecil dengan sendirinya seiring usia bertambah.

Diagnosis untuk benjolan di ketiak

Saat memeriksakan diri ke dokter, dokter akan bertanya seputar benjolan yang ada dan menanyakan gejala yang dirasakan. Kemudian, dokter akan memeriksa benjolan untuk mengetahui konsistensi dan teksturnya, serta memeriksa kelenjar getah bening bila diperlukan.

Selain itu, dokter mungkin memintamu untuk terus memantau benjolan di ketiak dari waktu ke waktu. Tidak jarang, dokter akan meminta tes tambahan untuk mengeliminasi penyebab benjolan di ketiak lain, seperti:

  • Tes alergi.
  • Tes darah lengkap yang mengukur jumlah sel darah merah dan putih.
  • Biopsi mengeluarkan sepotong kecil jaringan dari benjolan untuk pengujian laboratorium.
  • Mammogram

Benjolan yang tidak berbahaya mungkin tidak memerlukan tindakan lebih lanjut. Namun, untuk benjolan di ketiak yang mengganggu atau berbahaya, pasti memerlukan beberapa bentuk pengobatan.

Perawatan umum untuk benjolan di ketiak

ilustrasi ketiak (freepik.com/8photo)
ilustrasi ketiak (freepik.com/8photo)

Mayoritas kasus benjolan di ketiak biasanya tidak perlu perawatan yang rumit. Dokter pun biasanya hanya memintamu untuk memantau benjolan tersebut dan baru ditangani jika sudah menunjukkan sifat abnormal.

Pengobatan rumahan yang bisa dilakukan meliputi kompres air hangat, krim bebas, dan obat pereda nyeri.

Bila benjolan di ketiak muncul karena alergi, maka hanya butuh mengobati peradangan akibat senyawa alergen dengan antiradang dan antihistamin. Jika karena infeksi bakteri, maka dokter akan meresepkan antibiotik. Benjolan ketiak yang disebabkan oleh kedua faktor tersebut biasanya mudah diobati.

Jika benjolan di ketiak disebabkan oleh kista atau lipoma, maka prosedur pengangkatan sederhana dapat dilakukan.

Akan tetapi, terkadang benjolan di ketiak juga dapat menjadi indikasi kondisi medis serius, seperti tumor dan kanker. Jika itu kasusnya, pengobatan kanker dibutuhkan, seperti operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi.

Itulah informasi seputar benjolan di ketiak, dari mulai penyebab hingga mengenali ciri-ciri benjolan di ketiak yang berbahaya dan tidak. Bila benjolan tidak hilang dalam waktu dua minggu, membesar, mengalami penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, disertai gejala yang tak biasa, atau benjolan datang lagi setelah dihilangkan, sebaiknya segera periksakan ke dokter.

Referensi

"7 Causes of Lumps in Your Armpit." Healthline. Diakses pada September 2024. 
"Lump in Armpit: Top 10 Causes (& What to Do)." Tua Saude. Diakses September 2024. 
" Is This Underarm Lump Serious?" HealthCentral. Diakses September 2024.
Dana-Farber Cancer Institute. Diakses pada September 2024. Lump in Armpit: Should I Worry?
"Armpit Rash? It Might Be Contact Dermatitis from Deodorant." National Eczema Foundation. Diakses Januari 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mayang Ulfah Narimanda
Nuruliar F
3+
Mayang Ulfah Narimanda
EditorMayang Ulfah Narimanda
Follow Us